IHSG Berakhir Tergelincir di Tengah Kejatuhan Bursa Asia
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Rabu (3/7/2019) berakhir menyusut untuk mengiringi kejatuhan bursa utama Asia lainnya. Pada akhir sesi, IHSG ditutup memerah ke level 6,362.62 dengan pelemahan sebesar 22.28 poin atau 0.35%.
Sebelumnya pada sesi perdagangan siang tadi, bursa saham Tanah Air menyusut 35,459 poin atau setara 0,555% menjadi 6.349,44 untuk melanjutkan laju negatif sejak pembukaan pagi tadi yang jatuh 2,280 poin ke level 6.382,62. Sedangkan pada perdagangan, Selasa kemarin ditutup ke 6.384,90.
Sektor saham dalam negeri kebanyakan bergerak melemah di perdagangan sore dipimpin kejatuhan terdalam sektor pertambangan hingga sebesar 3,49% serta perkebunan ambruk mencapai 1,11%. Sementara kenaikan tertinggi dicetak oleh sektor consumer dengan tambahan 0,24%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp8,36 triliun dengan 19,00 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp506,46 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp2,58 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,07 triliun. Tercatat sebesar 194 saham menguat, 247 melemah dan 152 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Waran Seri I Pool Advista Finance Tbk. (POLA-W) naik Rp250 menjadi Rp1.000, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) meningkat Rp230 menjadi Rp4.080 dan PT PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) yang baru listing menanjak Rp150 ke posisi Rp10.150.
Sedangkan saham-saham dengan pelemahan yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) turun Rp50 menjadi Rp1.070, PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) jatuh Rp50 menjadi Rp820 serta PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp65 menjadi Rp1.230.
Pasar saham utama Asia sebagian besar mengalami penurunan pada perdagangan, Rabu seiring kekhawatiran terhadap perdagangan global menjadi sentimen negatif bagi investor. Indeks Nikkei hingga akhir sesi terpantau tergelincir 0,53% menjadi 21.638,16 untuk mengiringi kejatuhan indeks Topix sebesar 0,65% dan mengakhiri perdagangan tengah pekan di posisi 1.579,54.
Saham daratan China masih terjerembab di zona merah saat Komposit Shanghai lebih rendah 0,94% untuk menyentuh level 3.015,26 dan Komposit Shenzhen turun 1,18% menjadi 1.600,02. Sebuah survei pada hari ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa China melambat ke level terendah empat bulan pada bulan Juni.
Sementara itu tren pelemahan juga menimpa indeks Kospi di Korea Selatan usai kehilangan 1,23% hingga ditutup menjadi 2.096,02. Selanjutnya bursa patokan Australia yakni ASX 200 melawan tren secara keseluruhan di wilayah Asia usai mengakhiri perdagangan 0,49% lebih tinggi pada level 6.685,50. Di sisi lain indeks Hang Seng, Hong Kong terpeleset mencapai 0.07% ke posisi 28.855,14.
Sebelumnya pada sesi perdagangan siang tadi, bursa saham Tanah Air menyusut 35,459 poin atau setara 0,555% menjadi 6.349,44 untuk melanjutkan laju negatif sejak pembukaan pagi tadi yang jatuh 2,280 poin ke level 6.382,62. Sedangkan pada perdagangan, Selasa kemarin ditutup ke 6.384,90.
Sektor saham dalam negeri kebanyakan bergerak melemah di perdagangan sore dipimpin kejatuhan terdalam sektor pertambangan hingga sebesar 3,49% serta perkebunan ambruk mencapai 1,11%. Sementara kenaikan tertinggi dicetak oleh sektor consumer dengan tambahan 0,24%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp8,36 triliun dengan 19,00 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp506,46 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp2,58 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,07 triliun. Tercatat sebesar 194 saham menguat, 247 melemah dan 152 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Waran Seri I Pool Advista Finance Tbk. (POLA-W) naik Rp250 menjadi Rp1.000, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) meningkat Rp230 menjadi Rp4.080 dan PT PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) yang baru listing menanjak Rp150 ke posisi Rp10.150.
Sedangkan saham-saham dengan pelemahan yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) turun Rp50 menjadi Rp1.070, PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) jatuh Rp50 menjadi Rp820 serta PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) turun Rp65 menjadi Rp1.230.
Pasar saham utama Asia sebagian besar mengalami penurunan pada perdagangan, Rabu seiring kekhawatiran terhadap perdagangan global menjadi sentimen negatif bagi investor. Indeks Nikkei hingga akhir sesi terpantau tergelincir 0,53% menjadi 21.638,16 untuk mengiringi kejatuhan indeks Topix sebesar 0,65% dan mengakhiri perdagangan tengah pekan di posisi 1.579,54.
Saham daratan China masih terjerembab di zona merah saat Komposit Shanghai lebih rendah 0,94% untuk menyentuh level 3.015,26 dan Komposit Shenzhen turun 1,18% menjadi 1.600,02. Sebuah survei pada hari ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa China melambat ke level terendah empat bulan pada bulan Juni.
Sementara itu tren pelemahan juga menimpa indeks Kospi di Korea Selatan usai kehilangan 1,23% hingga ditutup menjadi 2.096,02. Selanjutnya bursa patokan Australia yakni ASX 200 melawan tren secara keseluruhan di wilayah Asia usai mengakhiri perdagangan 0,49% lebih tinggi pada level 6.685,50. Di sisi lain indeks Hang Seng, Hong Kong terpeleset mencapai 0.07% ke posisi 28.855,14.
(akr)