Komisi IV DPR Apresiasi Program Serasi di Banyuasin
A
A
A
JAKARTA - Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sejumlah anggota DPR dari komisi IV melakukan kunjungan kerja ke Desa Telang Sari Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.
Dalam kunjungan kerja ini, anggota komisi IV DPR melakukan tatap muka langsung dengan petani setempat. Para petani diberi kesempatan menyampaikan keluh kesahnya kepada anggota Komisi IV DPR yang didampingi oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Michael Wattimena, mengatakan Desa Talang Sari mendapatkan prioritas terkait dengan optimasi lahan rawa dan program Serasi. Dikatakannya, ini menjadi sangat penting kunjungan DPR ke sini untuk melihat apa yang menjadi kendala hambatan yang ditemui oleh para petani.
"Tadi telah disampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dan hambatan untuk produktivitas pertanian kedepan. Yang pertama itu adalah menyangkut dengan yang namanya alsintan, dan Pak Dirjen telah mendengarkan itu semua dan akan direspon secara positif," kata Michael yang mengepalai rombongan.
Michael mengatakan, dirinya sudah mendapat penjelasan dari Dirjen PSP Kementan. Dengan diberikannya alsintan maka yang tadinya lahan itu hanya menghasilkan 2 ton per hektar tetapi kalau dioptimasi dengan program Serasi, maka ini akan memberikan tambahan menjadi 5 sampai 6 ton per hektar.
"Itulah yang membuat kami hadir di sini untuk memberikan dukungan kepada para petani yang ada di Desa Talang Sari untuk lebih meningkatkan produktivitas mereka kedepan," kata Michael.
Michael menjelaskan, program optimasi lahan rawa ini tidak banyak dilakukan di berbagai provinsi. Hanya tiga provinsi dengan jumlah daripada program ini hanya 500 ribu hektar. Dan 250 ribu hektar itu berada di provinsi Sumatra Selatan yang saat ini sudah secara optimal itu 200 ribu hektar yang dioptimalkan.
"Ini luar biasa, maka itu dengan jumlah yang begitu banyak maka kami mau melihat sampai sejauh mana program ini diimplementasikan di Sumatera Selatan khususnya di Desa Talang Sari. Semoga kedepan melalui Dirjen PSP dan Kementerian Pertanian ini lebih meningkatkan program ini kedepan," pungkas Michael Wattimena.
Sumatra Selatan merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi padi terbesar di Indonesia selain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara. Sumatra Selatan juga yang telah menjalani program Serasi yang merupakan upaya pengelolaan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pengembangan usaha tani oleh kelompok tani dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas serta pendapatan petani.
Pada tahun 2019, Kementan mencanangkan Program Serasi sudah berjalan di Sumatera Selatan seluas 200 ribu hektar. Salah satunya daerah di Kabupaten Banyuasin seluas 82.550 hektar.
"Kita sangat mengapresiasi dengan adanya kunjungan anggota Komisi IV DPR ke Desa Talang Sari, Kabupaten Banyuasin. Karena wakil rakyat dari anggota DPR ikut memperhatikan dan melihat langsung program Serasi yang menjadi andalan Kementrian Pertanian yaitu bagaimana kita bisa mengelola lahan rawa ini menjadi lahan yang produktif dan bisa ditanam dua kali atau tiga kali dalam setahun," kata Sarwo Edhy, Kamis (4/7/2019).
Sarwo Edhy menambahkan, perhatian wakil wakil rakyat sangat luar biasa dan maksimal. Setiap program pertanian yang menyentuh masyarakat petani langsung didukung dan disetujui.
Dijelaskannya, rawa adalah masa depan Indonesia. Terdapat 10 juta ha yang bisa dijadikan untuk lahan pertanian produktif antara lain di Sumatra Selatan dan Kalsel.
"Kita fokus untuk penyelesaian program Serasi di Sumatra Selatan karena program di sini terbesar," tambah Sarwo Edhy.
Kementan memang sedang gencar menggarap lahan rawa lebak dan pasang surut. Kementan pun memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa ekskavator, yang diberikan kepada masyarakat tani agar dioptimalkan pemanfaatannya.
"Dengan memanfaatkan ekskavator tersebut, maka lahan rawa dan lebak menjadi produktif, seperti di Sumatra Selatan," kata Sarwo Edhy.
Untuk lahan rawa, Ditjen PSP telah menyiapkan bantuan 200 unit ekskavator besar dan 14 unit ekskavator mini dari pengadaan tahun 2018. Direncanakan akan dilakukan penambahan sebanyak 30 unit ekskavator mini pada tahun 2019.
Sarwo menyebutkan, Kementan telah menyalurkan bantuan ekskavator sebanyak 69 unit di Provinsi Sumsel. Berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut.
Dalam kunjungan kerja ini, anggota komisi IV DPR melakukan tatap muka langsung dengan petani setempat. Para petani diberi kesempatan menyampaikan keluh kesahnya kepada anggota Komisi IV DPR yang didampingi oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Michael Wattimena, mengatakan Desa Talang Sari mendapatkan prioritas terkait dengan optimasi lahan rawa dan program Serasi. Dikatakannya, ini menjadi sangat penting kunjungan DPR ke sini untuk melihat apa yang menjadi kendala hambatan yang ditemui oleh para petani.
"Tadi telah disampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dan hambatan untuk produktivitas pertanian kedepan. Yang pertama itu adalah menyangkut dengan yang namanya alsintan, dan Pak Dirjen telah mendengarkan itu semua dan akan direspon secara positif," kata Michael yang mengepalai rombongan.
Michael mengatakan, dirinya sudah mendapat penjelasan dari Dirjen PSP Kementan. Dengan diberikannya alsintan maka yang tadinya lahan itu hanya menghasilkan 2 ton per hektar tetapi kalau dioptimasi dengan program Serasi, maka ini akan memberikan tambahan menjadi 5 sampai 6 ton per hektar.
"Itulah yang membuat kami hadir di sini untuk memberikan dukungan kepada para petani yang ada di Desa Talang Sari untuk lebih meningkatkan produktivitas mereka kedepan," kata Michael.
Michael menjelaskan, program optimasi lahan rawa ini tidak banyak dilakukan di berbagai provinsi. Hanya tiga provinsi dengan jumlah daripada program ini hanya 500 ribu hektar. Dan 250 ribu hektar itu berada di provinsi Sumatra Selatan yang saat ini sudah secara optimal itu 200 ribu hektar yang dioptimalkan.
"Ini luar biasa, maka itu dengan jumlah yang begitu banyak maka kami mau melihat sampai sejauh mana program ini diimplementasikan di Sumatera Selatan khususnya di Desa Talang Sari. Semoga kedepan melalui Dirjen PSP dan Kementerian Pertanian ini lebih meningkatkan program ini kedepan," pungkas Michael Wattimena.
Sumatra Selatan merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi padi terbesar di Indonesia selain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara. Sumatra Selatan juga yang telah menjalani program Serasi yang merupakan upaya pengelolaan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pengembangan usaha tani oleh kelompok tani dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas serta pendapatan petani.
Pada tahun 2019, Kementan mencanangkan Program Serasi sudah berjalan di Sumatera Selatan seluas 200 ribu hektar. Salah satunya daerah di Kabupaten Banyuasin seluas 82.550 hektar.
"Kita sangat mengapresiasi dengan adanya kunjungan anggota Komisi IV DPR ke Desa Talang Sari, Kabupaten Banyuasin. Karena wakil rakyat dari anggota DPR ikut memperhatikan dan melihat langsung program Serasi yang menjadi andalan Kementrian Pertanian yaitu bagaimana kita bisa mengelola lahan rawa ini menjadi lahan yang produktif dan bisa ditanam dua kali atau tiga kali dalam setahun," kata Sarwo Edhy, Kamis (4/7/2019).
Sarwo Edhy menambahkan, perhatian wakil wakil rakyat sangat luar biasa dan maksimal. Setiap program pertanian yang menyentuh masyarakat petani langsung didukung dan disetujui.
Dijelaskannya, rawa adalah masa depan Indonesia. Terdapat 10 juta ha yang bisa dijadikan untuk lahan pertanian produktif antara lain di Sumatra Selatan dan Kalsel.
"Kita fokus untuk penyelesaian program Serasi di Sumatra Selatan karena program di sini terbesar," tambah Sarwo Edhy.
Kementan memang sedang gencar menggarap lahan rawa lebak dan pasang surut. Kementan pun memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa ekskavator, yang diberikan kepada masyarakat tani agar dioptimalkan pemanfaatannya.
"Dengan memanfaatkan ekskavator tersebut, maka lahan rawa dan lebak menjadi produktif, seperti di Sumatra Selatan," kata Sarwo Edhy.
Untuk lahan rawa, Ditjen PSP telah menyiapkan bantuan 200 unit ekskavator besar dan 14 unit ekskavator mini dari pengadaan tahun 2018. Direncanakan akan dilakukan penambahan sebanyak 30 unit ekskavator mini pada tahun 2019.
Sarwo menyebutkan, Kementan telah menyalurkan bantuan ekskavator sebanyak 69 unit di Provinsi Sumsel. Berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut.
(ven)