Pekerja Asal China Berpenghasilan Terbesar di Inggris
A
A
A
LONDON - Pekerja yang berasal dari etnis China dan India memiliki rata-rata pendapatan lebih tinggi di Inggris dibandingkan rekan-rekan mereka yang berasal dari Negeri Ratu Elizabeth tersebut, berdasarkan data resmi yang dirilis. Akan tetapi data tentang kesenjangan upah berdasarkan etnis menunjukkan kelompok etnis lain memiliki upah lebih rendah daripada pekerja kulit putih Inggris.
Seperti dilansir The Office for National Statistics (Kantor Statistik Nasional) menerangkan bahwa karyawan yang keturunan Bangladesh memiliki kesenjangan gaji terbesar, dimana memperoleh 20% lebih rendah dari karyawan kulit putih Inggris. Rata-rata, etnis minoritas berpenghasilan 3,8% lebih rendah dari kelompok etnis kulit putih.
Berdasarkan data resmi yang dipakai oleh ONS, tercatat pada tahun 2018, karyawan dari kelompok etnis China mendapat gaji 30,9% lebih banyak daripada karyawan kulit putih Inggris. "Secara keseluruhan, pekerja dari kelompok etnis tertentu seperti India dan China, memiliki rata-rata pendapatan yang lebih tinggi daripada rekan-rekan kulit putih mereka di Inggris," ujar analis ONS senior Hugh Stickland dikutip dari BBC.
Namun, terang dia kelompok etnis lainnya justru kebalikannya dengan mendapatkan upah rata-rata lebih rendah daripada karyawan berkulit putih asal Inggris, dengan karyawan dari etnis Bangladesh memiliki kesenjangan gaji terbesar.
"Akan tetap begitu karakteristik seperti pendidikan dan pekerjaan diperhitungkan, kesenjangan upah antara Inggris kulit putih dan sebagian besar kelompok etnis lainnya menjadi lebih sempit, meskipun perbedaan signifikan masih tetap ada," paparnya.
Pekerja Asal Bangladesh Berpenghasilan Terendah di Inggris
Data berdasarkan penghasilan per jam bruto antara tahun 2012 dan 2018, menunjukkan bahwa pekerja dengan etnis China adalah yang tertinggi dimana menerima 15,75 Pounds per jam pada 2018. Kemudian diikuti oleh karyawan etnis India yang berpenghasilan 13,47 Pounds per jam dan kelompok etnis campuran dengan tingkat upah 12,33 Pounds per jam.
Gaji rata-rata kelompok kulit putih Inggris adalah 12,03 Pounds. Sementara karyawan asal Bangladesh memiliki gaji rata-rata terendah yakni per jam 9,60 Pounds dengan kelompok bayaran terendah kedua berasal dari Pakistan usai mendapatkan gaji 10 Pounds per jam.
Data tersebut muncul setelah sebuah laporan tahun lalu dari Resolution Foundation menemukan pekerja kulit hitam dan etnis minoritas dibayar lebih rendah secara signifikan daripada pekerja kulit putih. "Kenyataan pahitnya adalah bahwa hari ini ras masih memainkan peran nyata dalam menentukan upah," kata Frances O'Grady, sekretaris jenderal TUC.
"Para menteri harus mengambil tindakan berani untuk menghadapi ketidaksetaraan dan rasisme di pasar tenaga kerja. Langkah pertama yang jelas adalah memperkenalkan pelaporan kesenjangan etnis wajib tanpa penundaan," katanya.
Pemerintah Inggris sendiri telah berkonsultasi tentang apakah pelaporan wajib akan membantu mengatasi kesenjangan antara gaji dan prospek karir kaum minoritas.
Seperti dilansir The Office for National Statistics (Kantor Statistik Nasional) menerangkan bahwa karyawan yang keturunan Bangladesh memiliki kesenjangan gaji terbesar, dimana memperoleh 20% lebih rendah dari karyawan kulit putih Inggris. Rata-rata, etnis minoritas berpenghasilan 3,8% lebih rendah dari kelompok etnis kulit putih.
Berdasarkan data resmi yang dipakai oleh ONS, tercatat pada tahun 2018, karyawan dari kelompok etnis China mendapat gaji 30,9% lebih banyak daripada karyawan kulit putih Inggris. "Secara keseluruhan, pekerja dari kelompok etnis tertentu seperti India dan China, memiliki rata-rata pendapatan yang lebih tinggi daripada rekan-rekan kulit putih mereka di Inggris," ujar analis ONS senior Hugh Stickland dikutip dari BBC.
Namun, terang dia kelompok etnis lainnya justru kebalikannya dengan mendapatkan upah rata-rata lebih rendah daripada karyawan berkulit putih asal Inggris, dengan karyawan dari etnis Bangladesh memiliki kesenjangan gaji terbesar.
"Akan tetap begitu karakteristik seperti pendidikan dan pekerjaan diperhitungkan, kesenjangan upah antara Inggris kulit putih dan sebagian besar kelompok etnis lainnya menjadi lebih sempit, meskipun perbedaan signifikan masih tetap ada," paparnya.
Pekerja Asal Bangladesh Berpenghasilan Terendah di Inggris
Data berdasarkan penghasilan per jam bruto antara tahun 2012 dan 2018, menunjukkan bahwa pekerja dengan etnis China adalah yang tertinggi dimana menerima 15,75 Pounds per jam pada 2018. Kemudian diikuti oleh karyawan etnis India yang berpenghasilan 13,47 Pounds per jam dan kelompok etnis campuran dengan tingkat upah 12,33 Pounds per jam.
Gaji rata-rata kelompok kulit putih Inggris adalah 12,03 Pounds. Sementara karyawan asal Bangladesh memiliki gaji rata-rata terendah yakni per jam 9,60 Pounds dengan kelompok bayaran terendah kedua berasal dari Pakistan usai mendapatkan gaji 10 Pounds per jam.
Data tersebut muncul setelah sebuah laporan tahun lalu dari Resolution Foundation menemukan pekerja kulit hitam dan etnis minoritas dibayar lebih rendah secara signifikan daripada pekerja kulit putih. "Kenyataan pahitnya adalah bahwa hari ini ras masih memainkan peran nyata dalam menentukan upah," kata Frances O'Grady, sekretaris jenderal TUC.
"Para menteri harus mengambil tindakan berani untuk menghadapi ketidaksetaraan dan rasisme di pasar tenaga kerja. Langkah pertama yang jelas adalah memperkenalkan pelaporan kesenjangan etnis wajib tanpa penundaan," katanya.
Pemerintah Inggris sendiri telah berkonsultasi tentang apakah pelaporan wajib akan membantu mengatasi kesenjangan antara gaji dan prospek karir kaum minoritas.
(akr)