Penguatan Dolar Tertahan, Kurs Rupiah Dibuka Mixed
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Kamis (18/7/2019) dibuka mixed alias variatif ketika laju mata uang Negeri Paman Sam cenderung tertahan. Kerugian tipis dialami dolar usai terbebani Yield AS yang lebih rendah saat Pounds mencetak rebound untuk bangkit dari posisi terendah dalam 27 bulan.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka tergelincir ke posisi Rp13.976/USD . Level tersebut memperlihatkan rupiah lebih rendah dibandingkan posisi penutupan kemarin Rp13.949/USD.
Data Yahoo Finance, sementara itu justru menunjukkan perbaikan rupiah pada sesi pagi perdagangan menjadi Rp13.955/USD dengan pergerakan harian Rp13.955 hingga Rp13.979/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal perlawanan rupiah dibandingkan sebelumnya Rp13.980/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga naik tipis ke level Rp13.964/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.982/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp13.964-Rp13.981/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi tertekan dari sebelumnya. Rupiah tertahan dengan penyusutan menjadi Rp13.995/USD atau tidak lebih baik dari kemarin Rp13.982/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar mengalami kerugian ringan pada perdagangan Kamis, usai terbebani oleh imbal hasil AS yang lebih rendah dan rebound dicetak pounds untuk bangkit dari posisi terendah dalam 27 bulan.
Indeks dolar versus enam mata uang utama bergerak datar di level 97,200 setelah sempat jatuh mencapai 0,2% pada hari sebelumnya. Kemarin, indeks telah naik ke posisi terbaiknya dalam satu pekan yakni 97,444 ketika data penjualan ritel menunjukkan penguatan untuk menjadi pendorong bagi mata uang Negeri Paman Sam.
Akan tetapu Yield Treasury yang jatuh setelah data pasar perumahan AS melemah dan kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China belum terselesaikan membuat dolar kembali menyusut.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Rabu, kemarin mengatakan, greenback dinilai terlalu tinggi sebesar 6% hingga 12%, berdasarkan fundamental ekonomi jangka pendek. The Fed secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan 30-31 Juli, mendatang dengan beberapa bertaruh pemotongan akan lebih besar.
Poundsterling melaju stabil menjadi 1,2434 terhadap USD usai tersandung ke posisi 1.2382 dalam sesi sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak April 2017 pada hari Rabu. Hal itu di tengah meningkatnya risiko Inggris meninggalkan Uni Eropa alias Brexit dengan tanpa kesepakatan.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka tergelincir ke posisi Rp13.976/USD . Level tersebut memperlihatkan rupiah lebih rendah dibandingkan posisi penutupan kemarin Rp13.949/USD.
Data Yahoo Finance, sementara itu justru menunjukkan perbaikan rupiah pada sesi pagi perdagangan menjadi Rp13.955/USD dengan pergerakan harian Rp13.955 hingga Rp13.979/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal perlawanan rupiah dibandingkan sebelumnya Rp13.980/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga naik tipis ke level Rp13.964/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.982/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp13.964-Rp13.981/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi tertekan dari sebelumnya. Rupiah tertahan dengan penyusutan menjadi Rp13.995/USD atau tidak lebih baik dari kemarin Rp13.982/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar mengalami kerugian ringan pada perdagangan Kamis, usai terbebani oleh imbal hasil AS yang lebih rendah dan rebound dicetak pounds untuk bangkit dari posisi terendah dalam 27 bulan.
Indeks dolar versus enam mata uang utama bergerak datar di level 97,200 setelah sempat jatuh mencapai 0,2% pada hari sebelumnya. Kemarin, indeks telah naik ke posisi terbaiknya dalam satu pekan yakni 97,444 ketika data penjualan ritel menunjukkan penguatan untuk menjadi pendorong bagi mata uang Negeri Paman Sam.
Akan tetapu Yield Treasury yang jatuh setelah data pasar perumahan AS melemah dan kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China belum terselesaikan membuat dolar kembali menyusut.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Rabu, kemarin mengatakan, greenback dinilai terlalu tinggi sebesar 6% hingga 12%, berdasarkan fundamental ekonomi jangka pendek. The Fed secara luas diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan 30-31 Juli, mendatang dengan beberapa bertaruh pemotongan akan lebih besar.
Poundsterling melaju stabil menjadi 1,2434 terhadap USD usai tersandung ke posisi 1.2382 dalam sesi sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak April 2017 pada hari Rabu. Hal itu di tengah meningkatnya risiko Inggris meninggalkan Uni Eropa alias Brexit dengan tanpa kesepakatan.
(akr)