Balik Arah, Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.251 Sore Ini

Selasa, 09 Juli 2024 - 16:25 WIB
loading...
Balik Arah, Rupiah Menguat...
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat terhadap dolar AS. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini kembali ditutup menguat tipis 7 poin atau 0,04 persen ke level Rp16.251 setelah sebelumnya di Rp16.258 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.305 per USD

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi data yang lemah di pasar tenaga kerja membuat para pedagang bertaruh bahwa Powell akan memberikan pernyataan dovish selama dua hari kesaksiannya di hadapan Kongres, yang akan dimulai pada hari Selasa nanti.

"Meskipun Powell baru-baru ini mencatat kemajuan menuju disinflasi, ia juga mengatakan bahwa The Fed masih memerlukan kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (9/7/2024).



Selain Powell, lebih banyak pejabat Fed juga akan memberikan pidatonya minggu ini. Data utama inflasi indeks harga konsumen juga tersedia, dan kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga The Fed.

Para pedagang saat ini menetapkan peluang sekitar 76% untuk penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September, naik dari 64 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Sentimen terhadap China tetap tegang setelah Uni Eropa memberlakukan tarif tinggi terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok. Pasar mengamati adanya pembalasan dari Beijing, terutama ketika para pejabat mengisyaratkan kemungkinan perang dagang mengenai tarif.

Saham-saham Tiongkok sebagian besar tertinggal dari rekan-rekan mereka sepanjang bulan Juni karena optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut semakin tipis di tengah pembacaan perekonomian yang tidak terlalu signifikan.

Fokus minggu ini adalah pada pembacaan perdagangan dan inflasi dari China untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai negara tersebut. Dari sentimen internal, pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024.

Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29 persen dari PDB. Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang diperkirakan melonjak mencapai sebesar Rp3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun pada akhir 2024, naik tipis dari target awal Rp2.802,3 triliun.



Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Oleh karena itu, pemerintah akan menambah utang baru untuk menutup selisih defisit tersebut melalui tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun, bukan lewat utang baru. Namun melalui penerbitan surat berharga Negara (SBN) hingga akhir 2024 akan tetap rendah.

Sebelumnya, pemerintah pada tahun 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan saldo anggaran lebih (SAL) yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan saat ini, di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi. Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.270 - Rp16.330.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rupiah Hari Ini Terkapar...
Rupiah Hari Ini Terkapar ke Rp16.452 per Dolar AS, Berikut Sentimennya
Kurs Rupiah Ambruk Lagi...
Kurs Rupiah Ambruk Lagi Hari Ini saat Proteksionis Trump Mengguncang Pasar
Rupiah Terendah Sejak...
Rupiah Terendah Sejak Krismon 1998, Bagaimana Nasibnya ke Depan?
Rupiah Kebakaran Tembus...
Rupiah Kebakaran Tembus Rp16.591/USD, BI Masuk Pasar Jaga Stabilitas
Pasar Keuangan Kena...
Pasar Keuangan Kena Hantam, Rupiah Terjungkal ke Rp16.500
Rupiah Makin Parah,...
Rupiah Makin Parah, Hari Ini Berakhir Ambruk ke Rp16.454 per Dolar AS
Rupiah Ambles ke Rp16.453/USD...
Rupiah Ambles ke Rp16.453/USD di Awal Pekan, Apa Sebabnya?
Heboh Kurs 1 Dolar AS...
Heboh Kurs 1 Dolar AS 'Ngaco' Cuma Rp8.000, Google Buka Suara
Heboh Kurs Rupiah, Pengamat:...
Heboh Kurs Rupiah, Pengamat: Ulah Hacker, Rupiah Rp8.000 Kalau Ekonomi 8% di 2025
Rekomendasi
Kenapa Israel Sering...
Kenapa Israel Sering Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza?
Anggota DPRD Sulut Normans...
Anggota DPRD Sulut Normans Luntungan Reses di Sitaro, Dorong Peningkatan Kualitas dan Harga Pala
Berbagi Kebahagiaan,...
Berbagi Kebahagiaan, Pegadaian dan Relawan Bakti BUMN Salurkan Sembako untuk Masyarakat
Berita Terkini
Bazar Ramadan Kemenperin,...
Bazar Ramadan Kemenperin, APP Group Salurkan 4.000 Liter Minyak Goreng Bersubsidi
12 menit yang lalu
Peneliti Ungkap Peran...
Peneliti Ungkap Peran Bahlil dalam Keberhasilan Pembangunan Precious Metal Refinery di Gresik
14 menit yang lalu
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
1 jam yang lalu
Sritex Bangkit Lagi,...
Sritex Bangkit Lagi, Dikabarkan Bakal Kembali Beroperasi Setelah Lebaran
1 jam yang lalu
Tingkatkan Pengawasan...
Tingkatkan Pengawasan BBM, Pertamina Tindak SPBU Nakal di Bogor
2 jam yang lalu
Ramadan Momentum Pertamina...
Ramadan Momentum Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Layanan di SPBU
2 jam yang lalu
Infografis
Terjebak Perangkap,...
Terjebak Perangkap, Harimau Sumatera Dievakuasi ke Bukittinggi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved