Ramai-Ramai Mengkritisi Infrastruktur IT Perbankan

Sabtu, 20 Juli 2019 - 20:54 WIB
Ramai-Ramai Mengkritisi Infrastruktur IT Perbankan
Ramai-Ramai Mengkritisi Infrastruktur IT Perbankan
A A A
JAKARTA - Permasalahan sistem error Bank Mandiri pada Sabtu (20/7/2019) yang menyebabkan perubahan nominal saldo di 1,4 juta rekening nasabah memantik reaksi dan kritik dari banyak pihak. Sistem infrasruktur teknologi informasi (Information Technology/IT) perbankan dan keamanan data nasabah bank pun kembali jadi sorotan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, Bank Mandiri sebagai bank BUMN yang diawasi oleh negara dan dipercaya oleh masyarakat, tentunya butuh pengamanan lebih ketat pada sistem perbankannya demi menjaga data nasabah.

"Karena ini baru pertama kali terjadi pada Bank Mandiri, saya rasa untuk kali ini nasabah masih mempercayai pihak Mandiri untuk mengatasi masalah tersebut. Pastinya Bank Mandiri akan mengevaluasi masalah ini," ujar Yusuf saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Sabtu (20/7/2019).

Menurut dia, kasus ini harus menjadi bahan introspeksi, bukan hanya oleh pihak Bank Mandiri tapi seluruh bank BUMN. Sebagai catatan, sebelumnya kasus yang hampir serupa juga pernah terjadi pada sistem di Bank BRI.

"Menariknya, kedua bank tersebut adalah bank BUMN. Seharusnya selaku bank BUMN, mereka harus bisa tampil lebih prima dan mengantisipasi hal tersebut," tukasnya.

Yusuf mengharapkan Bank Mandiri dan bank-bank BUMN lainnya segera melakukan pembaruan dan peningkatan sistem IT, khususnya dalam hal pengamanan.

"Peningkatan ini bukan hanya untuk keamanan nasabah, tetapi juga mengantisipasi tindakan cyber crime yang semakin canggih," tegasnya.

Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menilai sistem IT yang digunakan di Bank Mandiri masih lemah. Dalam menyimpan data nasabah, perseroan juga masih menggunakan bantuan asing.

"Mereka kan di-support IT dari luar negeri juga tapi memang sering terkena masalah termasuk peretasan," ujarnya.

Heru mengingatkan Bank Mandiri agar jangan banyak melakukan kesalahan dalam menjaga keamanan data nasabah karena imbasnya bisa muncul ketidakpercayaan nasabah dan masyarakat akan layanan bank BUMN tersebut.

Dia pun menyarankan agar Menteri BUMN Rini Soemarno menindaklanjuti permasalahan Bank Mandiri yang berpotensi merugikan masyarakat.

"Menteri BUMN harus segera bertindak. Ini bukan main-main karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan," tegasnya.

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai sistem perbankan di Indonesia masih lemah dalam menjamin data nasabah. Hal ini bisa diamati, misalnya banyaknya penawaran yang tidak berkepentingan masuk ke nasabah sebagai imbas kebocoran atau jual-beli data nasabah oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Dengan mudah nasabah itu masih diganggu dengan penawaran yang tidak diinginkan. Jadi, tingkat keamanannya belum tinggi karena ada banyak penawaran yang mana membocorkan data nasabah," ujar Enny.

Dia pun menilai dengan kejadian Bank Mandiri yang mengalami sistem eror hingga merugikan nasabah ini semakin menujukkan bisnis perbankan belum maksimal dalam menjaga data nasabah.

"Ini satu kelalaian yang tidak rasional untuk sektor keuangan. Sangat vital karena sistem di bank-nya yang mengalami masalah, sehingga menurut saya sistem Bank Mandiri ini masih lemah," cetusnya.

Dia pun menyarankan agar Bank Mandiri meningkatkan keamannya dalam menjaga kepercayaan data nasabah.

"Bisnis sektor keuangan harusnya bisa dipercaya, tata kelolanya harus secure. Kalau sistemnya eror imbasnya langsung ke nasib nasabah," tandasnya.

Terpisah, Bank Indonesia (BI) meminta Bank Mandiri untuk memperbaiki dan memperkuat ketahanan sistem IT. Hal ini bertujuan agar tidak ada gangguan manakala proses pemeliharaan dan peningkatan kualitas sistem dilakukan.

"Kalau pesan saya bisnis yang melibatkan banyak nasabah perlu memperkuat ketahanan sistem operasinya. Sehingga mampu dan sigap menjaga kualitas dan kontinuitas operasinya dalam situasi dan kondisi apapun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko di Medan, Sabtu (20/7/2019).

Menurut Onny, BI telah menyerukan kepada Bank Mandiri agar cepat dan pro aktif memberitahu informasi apapun pada nasabah sehingga tidak ada kekhawatiran berlebih pada konsumen.

"Perlindungan nasabah dan kepastian layanannya terjaga dan terkendali. Ini perlu agar nasabah mendapatkan kepastian dan ketenangan serta keamanan asetnya," tuturnya.

Sementara itu pascainsiden sistem eror yang terjadi sejak pagi tadi, menjelang sore Bank Mandiri memastikan seluruh layanan telah kembali beroperasi normal. Layanan tersebut meliputi mandiri online, internet banking, sms banking, ATM dan EDC.

“Sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Saat ini layanan sudah pulih dan kami senantiasa memastikan keamanan rekening nasabah,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9968 seconds (0.1#10.140)