Tangani Dampak Gelembung Gas, Pertamina Libatkan Tim Ahli Amerika

Senin, 22 Juli 2019 - 08:46 WIB
Tangani Dampak Gelembung Gas, Pertamina Libatkan Tim Ahli Amerika
Tangani Dampak Gelembung Gas, Pertamina Libatkan Tim Ahli Amerika
A A A
JAKARTA - Pertamina terus berupaya maksimal menangani dampak paska munculnya gelembung gas di sumur migas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten dan memiliki pengalaman menangani kasus yang sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang telah memiliki proven experience dalam menyelesaikan peristiwa di Teluk Meksiko.

Untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom. Selain itu, untuk menjaga agar tidak ada aktifitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, semua upaya tersebut merupakan komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut, baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup.

“Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Fajriyah menjelaskan, Pertamina dan PHE ONWJ juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan berbagai pihak seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan instansi lainnya.

Bahkan, beberapa pihak tersebut juga telah melakukan peninjauan untuk memonitor situasi terkini. Pertamina pun mengapresiasi dukungan positif yang diberikan semua pihak.

"Dukungan ini memperkuat upaya maksimal kita sehingga dapat memperkecil dampak peristiwa ini bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan," ucap Fajriyah.

Sebelumnya, Pertamina telah menyampaikan bahwa sejak awal kejadian, perseroan langsung menjalankan emergency response, dimana semua pekerja di anjungan tersebut langsung dievakuasi. Pada saat bersamaan juga melakukan isolasi dan pengamanan area sekitar anjungan dengan kapal patroli untuk mencegah nelayan dan masyarakat mendekat.

Selain penanganan operasi, Pertamina melalui Emergency Response Tim PHE ONWJ selama 24 jam tanpa henti melakukan langkah penyelamatan lingkungan dari kebocoran minyak dengan pengerahan sekitar 27 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.

Bahkan, bersama dengan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.

"Pertamina terus memantau perkembangannya dan melakukan tindakan penyelamatan lingkungan sesuai dengan kondisi di lapangan," pungkasnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5604 seconds (0.1#10.140)