Kontribusi Freeport ke Ekonomi Papua dan Indonesia Harus Lebih Besar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengunjungi tambang emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Kunjungan ini merupakan pertama kalinya sejak 51% saham Freeport dikuasai Indonesia melalui holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Dalam kunjungan ini, Rini, meminta keberadaan tambang Freeport harus bisa meningkatkan kemampuan masyarakat-masyarakat di Papua, khususnya wilayah Mimika. Sebab 94% pendapatan asli di wilayah Mimika berasal dari tambang emas tersebut.
"Pengelolaan tambang ini harus mampu meningkatkan dan mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua. Ini tanggung jawab bersama Freeport dan Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi," ujar Rini dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Rini menyatakan, pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan. Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang setelah tambang tidak lagi beroperasi.
Untuk itu, Rini meminta Freeport dan Inalum membangun pabrik pengolahan atau smelter di dekat lokasi pertambangan. Sehingga ekonomi masyarakat yang berada di dekat lokasi tambang bisa meningkat.
"Ini merupakan program pak presiden, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Menurut Rini, tambang emas Freeport merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material. Tetapi juga dilihat dari cara BUMN atau negara mengelola tambang emas Freeport. Untuk itu, para pekerja Indonesia harus bisa menguasai ilmu-ilmu dalam pengelolaan tambang emas secara modern.
"Sehingga ke depan kita harapkan kalau nanti kita harus membuka tambang-tambang yang baru, yang punya kesulitan seperti Grasberg ini, kita sudah dapat melakukannya sendiri," tegasnya.
Menteri Rini meyakini industri tambang memiliki efek ekonomi yang tinggi untuk negara dan daerah sekitar. Namun, industri tambang ini tak membutuhkan kemampuan yang tinggi seperti teknologi digital. Dia berharap Freeport dan Inalum dapat bersinergi mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya Papua melalui program-programnya.
"Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berada di lokasi terjauh, terpencil dan dalam keadaan ekonomi yang paling rendah," pungkasnya.
Dalam kunjungan ini, Menteri Rini didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang usaha Pertambangan Industri Startegis dan Media Kementeria BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Wakil Direktur Utama bank-bank BUMN.
Dalam kunjungan ini, Rini, meminta keberadaan tambang Freeport harus bisa meningkatkan kemampuan masyarakat-masyarakat di Papua, khususnya wilayah Mimika. Sebab 94% pendapatan asli di wilayah Mimika berasal dari tambang emas tersebut.
"Pengelolaan tambang ini harus mampu meningkatkan dan mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua. Ini tanggung jawab bersama Freeport dan Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi," ujar Rini dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Rini menyatakan, pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan. Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang setelah tambang tidak lagi beroperasi.
Untuk itu, Rini meminta Freeport dan Inalum membangun pabrik pengolahan atau smelter di dekat lokasi pertambangan. Sehingga ekonomi masyarakat yang berada di dekat lokasi tambang bisa meningkat.
"Ini merupakan program pak presiden, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Menurut Rini, tambang emas Freeport merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material. Tetapi juga dilihat dari cara BUMN atau negara mengelola tambang emas Freeport. Untuk itu, para pekerja Indonesia harus bisa menguasai ilmu-ilmu dalam pengelolaan tambang emas secara modern.
"Sehingga ke depan kita harapkan kalau nanti kita harus membuka tambang-tambang yang baru, yang punya kesulitan seperti Grasberg ini, kita sudah dapat melakukannya sendiri," tegasnya.
Menteri Rini meyakini industri tambang memiliki efek ekonomi yang tinggi untuk negara dan daerah sekitar. Namun, industri tambang ini tak membutuhkan kemampuan yang tinggi seperti teknologi digital. Dia berharap Freeport dan Inalum dapat bersinergi mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya Papua melalui program-programnya.
"Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang berada di lokasi terjauh, terpencil dan dalam keadaan ekonomi yang paling rendah," pungkasnya.
Dalam kunjungan ini, Menteri Rini didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang usaha Pertambangan Industri Startegis dan Media Kementeria BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Wakil Direktur Utama bank-bank BUMN.
(ven)