Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 7%, Jateng Siapkan Tiga Program Unggulan
A
A
A
SEMARANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Jawa Tengah (Jateng) dapat menjadi driver pertumbuhan ekonomi.
Presiden asal Solo ini pun meminta agar dalam empat tahun ke depan Jateng harus mampu tumbuh hingga 7%.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jateng Peni Rahayu mengaku permintaan presiden memang cukup berat, terlebih jika instrumen untuk mencapai target pertumbuhan 7% itu hanya mengandalkan APBN atau APBD.
Sebagai catatan, saat ini pertumbuhan ekonomi di Jateng mencapai 5,3%. Untuk mencapai pertumbuhan 7% selama empat tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp774 triliun.
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah perlu menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Jateng supaya pertumbuhan ekonomi dapat tercapai sesuai target. Selain itu juga perlu memberikan kepastian pasokan listrik yang handal bagi investor.
“Itu cukup berat dan berat sekali. Target sudah dibilang bapak presiden kalau pertumbuhan dicapai dalam jangka waktu empat tahun ke depan,” kata dia di Semarang, Rabu (31/7/2019).
Meski demikian, untuk mencapai target pertumbuhan sesuai amanah presiden, pihaknya bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan tiga program andalan yaitu pengembangan KIK Kendal, pengembangan kawasan industri di Brebes, dan pengembangan kawasan Candi Borobudur.
“Untuk mewujudkan semua itu, kami juga perlu dukungan pasokan listrik dari PLN,” tukasnya.
Menanggapi itu, Executive Vice President Regional PLN Jawa Bagian Tengah Purnomo Jaya mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan industri di Jateng.
PLN berencana membangun jaringan transmisi 150 kV untuk meningkatkan keandalan jaringan listrik khususnya di Kawasan Industri Kendal dari saat ini 20 kV.
“Pembangunan jaringan ini sesuai dengan perkembangan industri disana,” tutur dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga siap memasok listrik terkait rencana pengembangan kawasan industri di Brebes.
“Intinya PLN siap memasok untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kawasan industri,” pungkasnya.
Presiden asal Solo ini pun meminta agar dalam empat tahun ke depan Jateng harus mampu tumbuh hingga 7%.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jateng Peni Rahayu mengaku permintaan presiden memang cukup berat, terlebih jika instrumen untuk mencapai target pertumbuhan 7% itu hanya mengandalkan APBN atau APBD.
Sebagai catatan, saat ini pertumbuhan ekonomi di Jateng mencapai 5,3%. Untuk mencapai pertumbuhan 7% selama empat tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp774 triliun.
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah perlu menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Jateng supaya pertumbuhan ekonomi dapat tercapai sesuai target. Selain itu juga perlu memberikan kepastian pasokan listrik yang handal bagi investor.
“Itu cukup berat dan berat sekali. Target sudah dibilang bapak presiden kalau pertumbuhan dicapai dalam jangka waktu empat tahun ke depan,” kata dia di Semarang, Rabu (31/7/2019).
Meski demikian, untuk mencapai target pertumbuhan sesuai amanah presiden, pihaknya bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan tiga program andalan yaitu pengembangan KIK Kendal, pengembangan kawasan industri di Brebes, dan pengembangan kawasan Candi Borobudur.
“Untuk mewujudkan semua itu, kami juga perlu dukungan pasokan listrik dari PLN,” tukasnya.
Menanggapi itu, Executive Vice President Regional PLN Jawa Bagian Tengah Purnomo Jaya mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan industri di Jateng.
PLN berencana membangun jaringan transmisi 150 kV untuk meningkatkan keandalan jaringan listrik khususnya di Kawasan Industri Kendal dari saat ini 20 kV.
“Pembangunan jaringan ini sesuai dengan perkembangan industri disana,” tutur dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga siap memasok listrik terkait rencana pengembangan kawasan industri di Brebes.
“Intinya PLN siap memasok untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kawasan industri,” pungkasnya.
(ind)