PLN Dukung Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Sampai 7%
A
A
A
SEMARANG - PT PLN (Persero) menjamin keandalan pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan industri khususnya di Jawa Tengah (Jateng).
Hal itu sebagai dukungan perseroan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi di Jateng sebesar 7% hingga empat tahun ke depan dari saat ini 5,3%.
“Pada prinsipnya kami selalu siap memenuhi kebutuhan listrik di mana saja, karena jaringan di semua wilayah sudah tersedia,” ujar Executive Vice President Regional PLN Jawa Bagian Tengah Purnomo Jaya di Semarang, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, investor tidak perlu khawatir jika ingin membangun industri di Jateng. Pasalnya, kapasitas daya mampu listrik untuk mendukung pertumbuhan industri di Jateng cukup berlimpah.
Selain itu, imbuhnya, PLN juga terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik utamanya di sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui program 35.000 megawatt (MW).
“Minimal penambahan kapasitas setiap tahunnya mencapai 2.000 MW. Itu pun hanya untuk antisipasi demand-nya saja,” terang dia.
Sedangkan sistem interkoneksi Jawa-Bali memiliki daya mampu sebesar 34.000 MW dengan beban puncak sebesar 27.000 MW. Sehingga, PLN masih menyimpan cadangan pasokan sebesar 15%-20% untuk mengantisipasi jika ada perawatan pembangkit listrik.
“Kita juga konsen memperbaiki kualitas jaringan, kestabilan frekuensi supaya sistem tetap bagus dan kedip bisa dikurangi,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Jateng dapat menjadi driver pertumbuhan ekonomi. Maka, presiden asal Solo ini pun meminta agar dalam empat tahun ke depan Jateng harus mampu tumbuh hingga 7%.
Hal itu sebagai dukungan perseroan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi di Jateng sebesar 7% hingga empat tahun ke depan dari saat ini 5,3%.
“Pada prinsipnya kami selalu siap memenuhi kebutuhan listrik di mana saja, karena jaringan di semua wilayah sudah tersedia,” ujar Executive Vice President Regional PLN Jawa Bagian Tengah Purnomo Jaya di Semarang, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, investor tidak perlu khawatir jika ingin membangun industri di Jateng. Pasalnya, kapasitas daya mampu listrik untuk mendukung pertumbuhan industri di Jateng cukup berlimpah.
Selain itu, imbuhnya, PLN juga terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik utamanya di sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui program 35.000 megawatt (MW).
“Minimal penambahan kapasitas setiap tahunnya mencapai 2.000 MW. Itu pun hanya untuk antisipasi demand-nya saja,” terang dia.
Sedangkan sistem interkoneksi Jawa-Bali memiliki daya mampu sebesar 34.000 MW dengan beban puncak sebesar 27.000 MW. Sehingga, PLN masih menyimpan cadangan pasokan sebesar 15%-20% untuk mengantisipasi jika ada perawatan pembangkit listrik.
“Kita juga konsen memperbaiki kualitas jaringan, kestabilan frekuensi supaya sistem tetap bagus dan kedip bisa dikurangi,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Jateng dapat menjadi driver pertumbuhan ekonomi. Maka, presiden asal Solo ini pun meminta agar dalam empat tahun ke depan Jateng harus mampu tumbuh hingga 7%.
(ind)