Miliarder China Didakwa Mengelak Tarif Rp25 Triliun

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 11:41 WIB
Miliarder China Didakwa...
Miliarder China Didakwa Mengelak Tarif Rp25 Triliun
A A A
WASHINGTON - Miliarder China Liu Zhongtian, 55, didakwa mengelak tarif senilai USD1,8 miliar (Rp25 triliun) dengan menyelundupkan alumunium ke Amerika Serikat (AS).

Kejaksaan federal AS mengumumkan dakwaan oleh juri utama itu kemarin. Liu Zhongtian dan perusahaannya China Zhongwang Holdings Ltd menjadi beberapa terdakwa yang dituduh dalam 24 dakwaan oleh juri utama Los Angeles.

Dakwaan pada 7 Mei itu tetap dirahasiakan hingga diumumkan pada Selasa (31/7). Pengumuman dakwaan ini dilakukan saat para negosiator AS dan China kembali berunding untuk menghentikan ketegangan dagang antara dua negara.

“Zhongwang atau pun Liu yang masih mengontrol saham di perusahaan itu tidak mendapat pemberitahuan apapun tentang dakwaan di pengadilan AS tersebut,” ungkap pernyataan perusahaan dalam keterangan di bursa saham Hong Kong, kemarin.

Zhongwang sebelumnya menyebut tuduhan penyelundupan itu menyesatkan dan tanpa dasar fakta sesungguhnya. “Perusahaan akan mengklarifikasi bahwa grup ini selalu mematuhi dengan ketat hukum yang berlaku dalam operasi bisnis dan regulasi Republik Rakyat China serta negara-negara tujuan dalam mengekspor produk dan telah mengembangkan pasar luar negeri dengan prinsip kompetisi yang adil dan tertib,” papar pernyataan China Zhongwang Holdings Ltd, dilansir kantor berita Reuters.

Saham Zhongwang merosot hingga 20,9% kemarin menjadi USD0,41 atau level terendah sejak Januari 2016.

Liu diyakini berada di China yang tak memiliki traktat ekstradisi dengan AS. Surat perintah penahanannya telah diterbitkan menurut laporan The Wall Street Journal.

Belum jelas apakah Liu memiliki pengacara yang berbasis di AS. Liu dan keluarganya memiliki kekayaan senilai USD3,2 miliar berdasarkan data majalah Forbes.

Kejaksaan menyatakan tuduhan pengelakan tarif itu dimulai pada awal 2008 dan terlibat dalam berbagai upaya menghindari bea masuk yang diterapkan Departemen Perdagangan AS pada 2011 untuk berbagai jenis aluminum yang diimpor dari China.

Dakwaan itu menyatakan, perusahaan yang berafiliasi dengan Liu datang ke berbagai pelabuhan di wilayah Los Angeles untuk mengimpor aluminum yang dikaitkan ke palet-palet jadi yang tak dikenai bea masuk.

Kejaksaan menyatakan, Liu kemudian menyimpan aluminum itu di empat gudang di California selatan dan bersama mitranya melakukan penjualan palsu ke perusahaan-perusahaan yang dia kontrol untuk meningkatkan keuangan Zhongwang dan menjadikan perusahaan itu lebih bernilai.

Liu juga dikenal sebagai “Bos Besar” dan “Paman Liu” menurut dakwaan tersebut. Dia juga dituduh mengelola operasi pencucian uang skala besar dengan menggunakan perusahaan-perusahaan fiktif untuk mentransfer uang ke Zhongwang.

Otoritas AS menyatakan cara tersebut membuat perusahaan-perusahaan Liu mendapat keuntungan yang tak adil dalam menghadapi para pesaing asal AS dan mengakibatkan ancaman lain. “Keamanan nasional kita rusak saat industri domestik kehilangan kemampuan untuk mengembangkan dan memasok produk untuk aplikasi pertahanan dan infrastruktur penting, memaksa kita menjadi tergantung pada impor yang tak dapat diandalkan,” ujar Joseph Macias, agen khusus yang bertanggung jawab untuk investigasi keamanan dalam negeri di Los Angeles.

Liu dan beberapa terdakwa lainnya menghadapi dakwaan pencucian uang, penipuan tranfer uang, meloloskan dokumen palsu melalui bea cukai dan konspirasi.

Sebagian besar dakwaan itu memiliki ancaman penjara maksimal 20 tahun dan jika dilaksanakan secara berurutan dapat mengakibatkan hukuman penjara 465 tahun.

Para negosiator AS dan China masih melakukan perundingan dagang tanpa ada tanda-tanda kemajuan. Perundingan itu menunjukkan kesulitan dalam mengakhiri perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu.

Kedua pihak mengeluarkan pernyataan singkat setelah pertemuan langsung pertama sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada Juni lalu. Kedua negara juga masih berkonflik dalam isu unjuk rasa di Hong Kong, konflik Laut China Selatan serta fokus Trump yang kini lebih banyak ke pemilu presiden 2020.

Gedung Putih dan Kementerian Perdagangan China menyebut pertemuan di Shanghai itu konstruktif tapi memiliki pendapat berbeda tentang pembelian produk agrikultur AS oleh China. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin meninggalkan Shanghai dengan janji tetap berunding setelah makan malam di Hotel Fairmont Peace, Shanghai, pada Selasa (30/7) dan pertemuan pada Rabu (31/7).

Lighthizer menyatakan kemajuan pada kemungkinan kesepakatan yang akan menukar tarif AS lebih rendah pada komponen automotif demi akses lebih baik untuk penjualan produk agrikultur AS.

“Kedua pihak telah melakukan pertukaran yang sangat efektif, jujur, konstruktif pada isu perdagangan dan ekonomi yang menjadi kepentingan bersama,” papar pernyataan Kementerian Perdagangan China yang menambahkan, negosiator membahas lebih banyak pembelian produk agrikultur AS oleh China.

“Kami harap negosiasi kesepakatan dagang berlanjut di Washington pada awal September. Pihak China mengonfirmasi komitmen mereka meningkatkan pembelian produk agrikultur AS,” papar juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1070 seconds (0.1#10.140)