Apartemen Jadi Sasaran Utama Investasi Mahasiswa

Minggu, 04 Agustus 2019 - 08:24 WIB
Apartemen Jadi Sasaran Utama Investasi Mahasiswa
Apartemen Jadi Sasaran Utama Investasi Mahasiswa
A A A
JAKARTA - Pengembang properti mulai menyasar mahasiswa sebagai investor muda yang memilih untuk tinggal di lingkungan apartemen ketimbang rumah kos. Minat mahasiswa memilih apartemen kini menjadi tren baru karena berbagai keuntungan seperti harga cicilan yang ringan, fasilitas lengkap, keamanan yang terjamin, dan bentuk investasi awal yang menarik.

Biaya sewa rumah kos kini mulai disadari oleh mahasiswa sebagai biaya yang dapat dialihkan untuk berinvestasi dengan mencicil apartemen. Selain dapat menjadi tempat tinggal selama kuliah, unit apartemen tersebut juga dapat disewakan kepada mahasiswa lain setelah dirinya lulus.

Pengembang properti membaca tren ini dengan membangun apartemen layaknya tempat kos. Bukan hanya keindahan secara fisik seperti apartemen pada umumnya yang jadi andalan, tetapi fasilitas lengkap dengan konsep menarik pun ditawarkan untuk membuat mahasiswa tertarik.

Beberapa wilayah yang giat mengembangkan apartemen khusus untuk mahasiswa adalah Depok, Bogor, Bandung, Malang, dan DI Yogyakarta. Hampir sebagian besar pengembang menyasar pembangunan apartemen di lingkungan pendidikan. Promosi yang ditawarkan pengembang pun beragam, mulai dari DP ringan dan cicilan dengan bunga rendah hingga konsep apartemen syariah.

Pendiri UrbanAce, aplikasi agen properti online, Ronny Wuisan setuju pengembang memang sedang melihat peluang apartemen untuk mahasiswa sejak lima tahun terakhir. Sebelumnya pasar apartemen untuk kalangan mahasiswa dinilai kurang menarik perhatian dan tidak laku.

"Beberapa tahun lalu daya beli belum ada. GDP di Indonesia baru naik 8 tahun terakhir dan dari situ banyak orang sudah mampu beli apartemen ditambah bunga untuk kredit yang mulai turun sehingga meringankan konsumen," tutur Ronny.

Menurutnya, penjualan properti harus dilihat dari dua faktor, yakni kemampuan beli dan bantuan pemerintah melalui bunga bank. Bunga bank menurut Rony menjadi momok bagi industri properti. Jika bunga bank tinggi, konsumen tidak mampu membeli properti. Ronny menyebut, saat ini Depok menjadi kota pendidikan terbesar di Jabodetabek.

Tumbuhnya apartemen di kawasan ini secara perlahan akan membuat perpindahan kos mahasiswa menuju apartemen. Hal ini memberi ancaman pada tempat kos yang tidak memiliki fasilitas apa pun mengingat apartemen menawarkan fasilitas yang lengkap seperti keamanan, tempat olahraga, dan ruang berkumpul.

Pengembang apartemen mahasiswa memang kini harus lebih pintar untuk menciptakan produk properti menarik bagi mahasiswa. Apartemen dengan bangunan kekinian dan instagramable juga menjadi pilihan para pengembang. Hal tersebut disampaikan pengamat properti Anton Sitorus kepada KORAN SINDO.

Menurut Anton, permintaan konsumen sangat tinggi dan pertumbuhan mahasiswa cukup besar sehingga memerlukan akomodasi yang pas dan nyaman. Keamanan dan kenyaman merupakan faktor paling utama yang menjadi pilihan mengingat lingkungan mahasiswa yang cukup rentan. “Pengembang harus memikirkan apa yang sedang tren di kalangan milenial. Co working space juga bagus, banyak tempat berkumpul memang dapat membuat mahasiswa melirik apartemen idaman mereka," tuturnya.

Salah satu apartemen dengan konsep berbeda ada di Kota Hujan, yakni The Green Student Villa (GSV), di Cikarawang, Kecamatan Dramaga. Apartemen ini hanya berjarak sekitar 600 meter dari pintu belakang Kampus IPB. Bangunan didesain minimalis industrialis dengan banyak fasilitas bersama tanpa mengurangi privacy penghuni.

Menurut Erzon, pemilik dan Direktur Utama PT Madani Realti Indonesia selaku pengembang GSV, konsep yang dikembangkan oleh GSV lebih natural karena didukung lingkungan yang masih asri di pinggiran Kota Bogor. Menurutnya mahasiswa yang tinggal di kawasan tersebut layaknya berada di vila dengan pemandangan indah.

Memiliki luas hampir 1 hektare, GSV akan membangun sembilan menara apartemen khusus mahasiswa. Satu menaranya terdiri atas tiga lantai yang pada tiap lantai terdapat 12 unit kamar. Kini di GSV sudah berdiri 4 menara yang seluruhnya sudah habis terjual dan dua menara di antarannya siap huni.

Selama setahun melakukan pembangunan empat menara yang langsung terjual habis, GSV memang menawarkan konsep apartemen yang berbeda. GSV mengusung konsep syariah, termasuk dari segi fasilitas hingga cara pembiayaan. "Investor dan orang tua yang membeli atau menyewa senang dengan konsep syariah. Termasuk nonmuslim merasa sudah terjamin dengan lingkungan yang nyaman," ungkap Erzon saat ditemui KORAN SINDO, Kamis (1/8).

Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) juga akan dibuat dalam lingkungan GSV meskipun konsepnya apartemen kos mahasiswa. Erzon menegaskan, tidak ada perbedaan meskipun jumlah unit yang digunakan sendiri hanya 20%, sedangkan selebihnya akan digunakan investor untuk disewakan kembali.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6235 seconds (0.1#10.140)