PHE WMO Jaga Produksi Sekaligus Kelestarian Lingkungan di Bangkalan
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), melalui anak usahanya PT PHE West Madura Offshore (PHE WMO), berupaya menjaga level produksi minyak dan gas sesuai target dalam APBN maupun RKAP. Bersamaan dengan itu, PHE WMO juga memiliki komitmen tinggi dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan di sekitar area operasi.
General Manager PHE WMO Ani Surakhman mengatakan, pihaknya memiliki tugas menjaga ketahanan energi melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas kendati tantangannya cukup berat. Hingga semester I/2019, PHE WMO memproduksikan minyak sebesar 4.098 barel per hari (bph) dan gas sebesar 128 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Banyak tantangan yang kami hadapi dalam merealisasikan target produksi tahun ini, salah satunya menjaga laju penurunan alamiah (natural decline) karena aktivitas pengeboran migas berada di area offshore," ujar Ani dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/8/2019).
Kendati demikian, menurut Ani, PHE WMO juga konsisten dalam melaksanakan program CSR. Salah satunya dukungan terhadap Pemerintah Kabupaten Bangkalan yang meluncurkan kembali (relaunching) Taman Pendidikan Mangrove (TPM) oleh Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Kamis (1/8).
Peresmian TPM digelar dalam momen Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 bertemakan Coastal Clean Up. Pembukaan kembali Taman Pendidikan Mangrove Labuhan ditandai dengan aksi bersih-bersih sampah plastik di pesisir pantai.
Ani mengungkapkan, kendati tantangan yang dihadapi PHE WMO menjaga level produksi cukup berat, perusahaan tetap berkomitmen mendukung kegiatan pengembangan masyarakat. Salah satunya adalah dukungan PHE WMO terhadap Pemkab Bangkalan yang membuka kembali TPM di Desa Labuhan setelah lebih dari 12 bulan ditutup.
Menurut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron keberadaan destinasi wisata di kawasan pantai utara Madura ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangkalan. Keberadaan TPM yang menjadi ekosistem di hutan mangrove menjadi salah satu kebanggaan warga Bangkalan.
Selain berwisata, pengunjung bisa belajar dan meneliti berbagai jenis satwa di ekosistem mangrove karena konsep destinasi ini adalah taman pendidikan. "Pembukaan kembali TPM menjadi jawaban dari tingginya harapan masyarakat terhadap destinasi wisata itu," katanya.
Bupati mengucapkan terima kasih kepada PHE WMO yang telah memberikan Corporate Social Responsibility dalam bentuk TPM. "Ke depan Pemkab Bangkalan bersama tokoh masyarakat setempat akan mengelola TPM. Mungkin bisa melalui BUMDes," katanya.
Abdul Latif berharap, masyarakat dan wisatawan ikut merawat flora dan fauna di kawasan tersebut. Pasalnya, mangrove memiliki peran penting sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia ataupun pencemaran dari pabrik.
Kader Lingkungan TPM Labuhan M Syahril mengungkapkan, pada 2014 ada lebih dari 10.000 bibit mangrove ditanam di area seluas 8 hektare (ha). Bibit mangrove yang ditanam antara lain berjenis Sonneratia Alba (Prapat), Rizhophora Stylosa, Stenggi, Rhizopora Apiculata, Sonneratia Alba, Rhizophora Mucronata, Ceriops Tagal, Avicenna Marina, dan Cemara Casuarina.
"Taman Pendidikan Mangrove Labuhan sudah semakin berkembang. Setiap akhir pekan, banyak mahasiswa datang berkemah dan melakukan penelitian berbagai jenis mangrove serta burung migran," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Sudharto P Hadi mengatakan, keberadaan hutan mangrove memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan udara serta dapat menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia mau pun pencemaran pabrik. "Pembukaan kembali TPM oleh Pemkab Bangkalan yang didukung PHE WMO ini patut diapresiasi," tandasnya.
General Manager PHE WMO Ani Surakhman mengatakan, pihaknya memiliki tugas menjaga ketahanan energi melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas kendati tantangannya cukup berat. Hingga semester I/2019, PHE WMO memproduksikan minyak sebesar 4.098 barel per hari (bph) dan gas sebesar 128 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Banyak tantangan yang kami hadapi dalam merealisasikan target produksi tahun ini, salah satunya menjaga laju penurunan alamiah (natural decline) karena aktivitas pengeboran migas berada di area offshore," ujar Ani dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/8/2019).
Kendati demikian, menurut Ani, PHE WMO juga konsisten dalam melaksanakan program CSR. Salah satunya dukungan terhadap Pemerintah Kabupaten Bangkalan yang meluncurkan kembali (relaunching) Taman Pendidikan Mangrove (TPM) oleh Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Kamis (1/8).
Peresmian TPM digelar dalam momen Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 bertemakan Coastal Clean Up. Pembukaan kembali Taman Pendidikan Mangrove Labuhan ditandai dengan aksi bersih-bersih sampah plastik di pesisir pantai.
Ani mengungkapkan, kendati tantangan yang dihadapi PHE WMO menjaga level produksi cukup berat, perusahaan tetap berkomitmen mendukung kegiatan pengembangan masyarakat. Salah satunya adalah dukungan PHE WMO terhadap Pemkab Bangkalan yang membuka kembali TPM di Desa Labuhan setelah lebih dari 12 bulan ditutup.
Menurut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron keberadaan destinasi wisata di kawasan pantai utara Madura ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangkalan. Keberadaan TPM yang menjadi ekosistem di hutan mangrove menjadi salah satu kebanggaan warga Bangkalan.
Selain berwisata, pengunjung bisa belajar dan meneliti berbagai jenis satwa di ekosistem mangrove karena konsep destinasi ini adalah taman pendidikan. "Pembukaan kembali TPM menjadi jawaban dari tingginya harapan masyarakat terhadap destinasi wisata itu," katanya.
Bupati mengucapkan terima kasih kepada PHE WMO yang telah memberikan Corporate Social Responsibility dalam bentuk TPM. "Ke depan Pemkab Bangkalan bersama tokoh masyarakat setempat akan mengelola TPM. Mungkin bisa melalui BUMDes," katanya.
Abdul Latif berharap, masyarakat dan wisatawan ikut merawat flora dan fauna di kawasan tersebut. Pasalnya, mangrove memiliki peran penting sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia ataupun pencemaran dari pabrik.
Kader Lingkungan TPM Labuhan M Syahril mengungkapkan, pada 2014 ada lebih dari 10.000 bibit mangrove ditanam di area seluas 8 hektare (ha). Bibit mangrove yang ditanam antara lain berjenis Sonneratia Alba (Prapat), Rizhophora Stylosa, Stenggi, Rhizopora Apiculata, Sonneratia Alba, Rhizophora Mucronata, Ceriops Tagal, Avicenna Marina, dan Cemara Casuarina.
"Taman Pendidikan Mangrove Labuhan sudah semakin berkembang. Setiap akhir pekan, banyak mahasiswa datang berkemah dan melakukan penelitian berbagai jenis mangrove serta burung migran," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Sudharto P Hadi mengatakan, keberadaan hutan mangrove memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai penghasil oksigen dan penampung karbondioksida, mencegah abrasi pantai, menjaga kualitas air, dan udara serta dapat menyerap polusi yang diakibatkan sampah manusia mau pun pencemaran pabrik. "Pembukaan kembali TPM oleh Pemkab Bangkalan yang didukung PHE WMO ini patut diapresiasi," tandasnya.
(fjo)