Segera Luncurkan RCTI Plus, Saham MNCN Dinilai Sangat Layak Dikoleksi
A
A
A
JAKARTA - Saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dinilai menjadi saham dari sektor media yang sangat menarik untuk dikoleksi. Hal ini berdasarkan pengembangan bisnis MNCN di industri digital dan kinerja keuangan di kuartal I/2019 yang mengkilap.
"Jika dibandingkan dengan SCMA, untuk pergerakan harga saham, MNCN lebih menarik dan direkomendasikan," ujar analis Panin Sekuritas William Hartanto, belum lama ini.
Sepanjang periode Januari hingga 2 Agustus 2019 (year to date), saham MNCN meroket 93,48% dari Rp695 pada 2 Januari 2019 menjadi Rp1.335 pada penutupan perdagangan saham akhir pekan lalu.
Pada kuartal I/2019, MNCN membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan hingga 98%, yakni Rp585 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp296 miliar. Pendapatan bersih MNCN juga mencapai Rp1,89 triliun, naik 18% dari kuartal I/2018, yaitu Rp1,6 triliun. "Kinerja MNCN yang dirilis juga menunjukkan hasil yang bagus," paparnya.
Di sisi lain, MNCN juga terus mengembangkan industri digital. Targetnya, dalam 5 tahun mendatang MNCN sudah mengembangkan bisnis secara digital dengan porsi 40% dan 60% konvensional dari posisi selama ini MNCN meraih pendapatan dari free to air (FTA). "Kedua sentimen itu mendukung untuk prospek saham MNCN)" tutur William.
Secara terpisah, Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menyatakan MNC siap bersaing untuk menjadi pemenang, bahkan sebagai market leader di industri digital. "Dengan roadmap yang jelas dalam bisnis digital platform, saya yakin kita bisa mencapai double digit growth. Bahkan, menuju menjadi market leader," ujarnya.
Melalui business model yang tepat sasaran, road map yang jelas, perusahaan saat ini terus bertumbuh tinggi, baik dari sisi pendapatan maupun margin. Hasilnya, kapitalisasi pasar pun meningkat, seiring dengan pesatnya kenaikan valuasi perusahaan.
Saat ini, MNC Media telah menunjukkan keberhasilannya di era digital. Produk-produk terobosan digital MNC mampu memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan perusahaan berkode saham MNCN ini. "Tinggal diperbesar skalanya, saya rasa MNCN siap bersaing di digital," tegas HT.
Peningkatan pendapatan (FTA) dan konten MNC yang mencapai 18% saat ini ditopang oleh digital revenue, produksi konten yang meningkat pesat, termasuk dari banyaknya produksi untuk pihak ketiga. Selanjutnya, juga dari non time consuming (NTC) advertising, atau iklan yang masuk di dalam program.
Pada kuartal I/2019, pendapatan dari digital sudah berkontribusi hampir 9% dari total advertising revenue. Adapun, produksi konten MNC saat ini adalah yang terbesar di Indonesia, yaitu 23.000 jam per tahun.
Dengan lebih dari 80% program yang diproduksi sendiri, hal ini memberikan keleluasaan bagi MNC Group untuk menambah pendapatan melalui NTC.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu kurang lebih 3% dari seluruh pendapatan iklan perseroan berasal dari NTC. Tahun ini, ditargetkan dari NTC akan memberikan kontribusi 4%-5% dari total pendapatan iklan.
HT mengatakan di era industri 4.0 ini, milenial banyak mengubah tatanan cara berinteraksi. Hal ini harus bisa di sesuaikan oleh seluruh lini bisnis MNC Group. Untuk itu, perusahaan-perusahaan di bawah naungan MNC Group akan terus menyesuaikan roadmap bisnisnya.
Di era digital ini, ada berbagai inisiatif digital yang dilakukan untuk mendorong kinerja perseroan kian melesat. Pertama, ada digital broadcast, dimana pemirsa bisa berinteraksi melalui gadget dengan tayangan di televisi, baik vote, comment dan lain sebagainya.
Kedua, di media sosial. Di YouTube, seluruh tayangan MNC yang di-upload sudah mendapatkan 13,7 miliar views, dengan jumlah subscriber 37,5 juta, dan merupakan yang terbesar di Indonesia. Tidak itu saja, MNC telah mendapatkan lisensi multi channel network dari YouTube artinya sudah bisa menjadi agen dari content creator.
Sebentar lagi, MNC Group juga akan meluncurkan OTT khusus live streaming empat TV MNC Group, yaitu RCTI Plus. Melalui OTT ini, apabila ada pemirsa yang terlewat tidak menonton tayangan favoritnya, maka tayangan bisa diputar ulang dan ditonton. Selain itu, ada konten original, behind the scene, bloopers dan lain sebagainya.
Dengan audience share 40% atau berkisar 100 juta pemirsa TV yang selama ini menjadi penonton setia 4 TV MNC Group, maka basis itu bisa menjadi visitor potensial pada OTT ini. Hal ini diyakini akan menjadi kontributor baru dan memberikan lompatan pendapatan yang sangat besar untuk MNC Group.
Di portal digital, MNC memiliki Okezone.com dan Sindonews.com yang saat ini masing-masing menduduki peringkat 2 dan 6 dari keseluruhan Top Sites Alexa di Indonesia.
"Jika dibandingkan dengan SCMA, untuk pergerakan harga saham, MNCN lebih menarik dan direkomendasikan," ujar analis Panin Sekuritas William Hartanto, belum lama ini.
Sepanjang periode Januari hingga 2 Agustus 2019 (year to date), saham MNCN meroket 93,48% dari Rp695 pada 2 Januari 2019 menjadi Rp1.335 pada penutupan perdagangan saham akhir pekan lalu.
Pada kuartal I/2019, MNCN membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan hingga 98%, yakni Rp585 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp296 miliar. Pendapatan bersih MNCN juga mencapai Rp1,89 triliun, naik 18% dari kuartal I/2018, yaitu Rp1,6 triliun. "Kinerja MNCN yang dirilis juga menunjukkan hasil yang bagus," paparnya.
Di sisi lain, MNCN juga terus mengembangkan industri digital. Targetnya, dalam 5 tahun mendatang MNCN sudah mengembangkan bisnis secara digital dengan porsi 40% dan 60% konvensional dari posisi selama ini MNCN meraih pendapatan dari free to air (FTA). "Kedua sentimen itu mendukung untuk prospek saham MNCN)" tutur William.
Secara terpisah, Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) menyatakan MNC siap bersaing untuk menjadi pemenang, bahkan sebagai market leader di industri digital. "Dengan roadmap yang jelas dalam bisnis digital platform, saya yakin kita bisa mencapai double digit growth. Bahkan, menuju menjadi market leader," ujarnya.
Melalui business model yang tepat sasaran, road map yang jelas, perusahaan saat ini terus bertumbuh tinggi, baik dari sisi pendapatan maupun margin. Hasilnya, kapitalisasi pasar pun meningkat, seiring dengan pesatnya kenaikan valuasi perusahaan.
Saat ini, MNC Media telah menunjukkan keberhasilannya di era digital. Produk-produk terobosan digital MNC mampu memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan perusahaan berkode saham MNCN ini. "Tinggal diperbesar skalanya, saya rasa MNCN siap bersaing di digital," tegas HT.
Peningkatan pendapatan (FTA) dan konten MNC yang mencapai 18% saat ini ditopang oleh digital revenue, produksi konten yang meningkat pesat, termasuk dari banyaknya produksi untuk pihak ketiga. Selanjutnya, juga dari non time consuming (NTC) advertising, atau iklan yang masuk di dalam program.
Pada kuartal I/2019, pendapatan dari digital sudah berkontribusi hampir 9% dari total advertising revenue. Adapun, produksi konten MNC saat ini adalah yang terbesar di Indonesia, yaitu 23.000 jam per tahun.
Dengan lebih dari 80% program yang diproduksi sendiri, hal ini memberikan keleluasaan bagi MNC Group untuk menambah pendapatan melalui NTC.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu kurang lebih 3% dari seluruh pendapatan iklan perseroan berasal dari NTC. Tahun ini, ditargetkan dari NTC akan memberikan kontribusi 4%-5% dari total pendapatan iklan.
HT mengatakan di era industri 4.0 ini, milenial banyak mengubah tatanan cara berinteraksi. Hal ini harus bisa di sesuaikan oleh seluruh lini bisnis MNC Group. Untuk itu, perusahaan-perusahaan di bawah naungan MNC Group akan terus menyesuaikan roadmap bisnisnya.
Di era digital ini, ada berbagai inisiatif digital yang dilakukan untuk mendorong kinerja perseroan kian melesat. Pertama, ada digital broadcast, dimana pemirsa bisa berinteraksi melalui gadget dengan tayangan di televisi, baik vote, comment dan lain sebagainya.
Kedua, di media sosial. Di YouTube, seluruh tayangan MNC yang di-upload sudah mendapatkan 13,7 miliar views, dengan jumlah subscriber 37,5 juta, dan merupakan yang terbesar di Indonesia. Tidak itu saja, MNC telah mendapatkan lisensi multi channel network dari YouTube artinya sudah bisa menjadi agen dari content creator.
Sebentar lagi, MNC Group juga akan meluncurkan OTT khusus live streaming empat TV MNC Group, yaitu RCTI Plus. Melalui OTT ini, apabila ada pemirsa yang terlewat tidak menonton tayangan favoritnya, maka tayangan bisa diputar ulang dan ditonton. Selain itu, ada konten original, behind the scene, bloopers dan lain sebagainya.
Dengan audience share 40% atau berkisar 100 juta pemirsa TV yang selama ini menjadi penonton setia 4 TV MNC Group, maka basis itu bisa menjadi visitor potensial pada OTT ini. Hal ini diyakini akan menjadi kontributor baru dan memberikan lompatan pendapatan yang sangat besar untuk MNC Group.
Di portal digital, MNC memiliki Okezone.com dan Sindonews.com yang saat ini masing-masing menduduki peringkat 2 dan 6 dari keseluruhan Top Sites Alexa di Indonesia.
(fjo)