IHSG Ditutup Turun 56,23 Poin, Bursa Asia Jatuh di Tengah Ketidakpastian
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Senin (6/8/2019) ditutup menyusut untuk semakin dalam ke zona merah serta melanjutkan tren negatif sejak awal pekan. Di akhir sesi, IHSG ditutup jatuh 56,23 poin atau 0,91% ke level 6.119,47.
Sebelumnya pada sesi I perdagangan, IHSG merosot 60,57 poin atau 0,98% ke level 6.115,13 usai pagi tadi dibuka merosot tajam menjadi 6.035,66. Kemarin, IHSG ditutup merosot 164,48 poin atau 2,59% ke posisi 6.175,70.
Sektor saham dalam negeri kebanyakan berada dalam tren pelemahan dipimpin aneka industri yang jatuh 2,26% serta sektor keuangan anjlok 1,90%. Sedangkan kenaikan tertinggi dicetak pertambangan meningkat 0,52% serta infrastruktur ambruk 0,47%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp10,50 triliun dengan 16,96 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp2,18 triliun dengan aksi jual asing sebesar Rp4,44 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,25 triliun. Tercatat sebesar 133 saham menguat, 339 melemah dan 145 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) naik Rp150 menjadi Rp2.100, PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. (TBMS) bertambah Rp35 menjadi Rp820 dan PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) melonjak Rp25 ke posisi Rp1.820.
Sementara, beberapa saham dengan pelemahan yakni PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) turun Rp270 menjadi Rp4.980, PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp175 menjadi Rp6.750 serta PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) lebih rendah Rp55 ke posisi Rp1.295.
Di sisi lain pasar saham Asia memangkas kerugian sebelumnya, namun masih menyusut pada perdagangan, Selasa seiring peningkatan tensi perang perdagangan Amerika Serikat versus China. Hal ini setelah Beijing mengkonfirmasi penundaan pembelian produk pertanian asal Negeri Paman Sam -julukan AS- sebagai tanggapan terhadap rencana tarif baru yang bakal diterapkan Amerika.
Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu mengatakan, bahwa AS mengenakan tarif 10% untuk produk-produk asal China senilai USD300 miliar mulai 1 September 2019, mendatang. Sentimen tersebut membuat saham-daham di daratan China tergelincir dipimpin Komposit Shanghai merosot 1,56% untuk berakhir pada level 2.777,56 sedangkan Kmposit Shenzhen jatuh 1,777% ke level 1,490,30.
Selanjutnya indeks Hang Seng, Hong Kong juga tergelincir 0,67% menjadi 25.976,24 setelah sebelumnya turun lebih dari 2%. Tren penurunan juga terlihat pada indeks Nikkei di Jepang usai kehilangan 0,65% pada hari kedua pekan ini untuk bertengger di posisi 20.585,31 sedangkan indeks Topix turun 0,44% untuk mengakhiri perdagangan di 1.499,23.
Indeks Kospi di Korea Selatan terpantau juga merosot 1,51% untuk kemudian ditutup pada level 1.917,50 untuk mengiringi kejatuhan bursa utama Australia, ASX 200 Australia mencapai sebesar 2,44% untuk berada di posisi 6.478,10. Sementara Indeks MSCI Asia di luar Jepang turun 0,79%.
Sebelumnya pada sesi I perdagangan, IHSG merosot 60,57 poin atau 0,98% ke level 6.115,13 usai pagi tadi dibuka merosot tajam menjadi 6.035,66. Kemarin, IHSG ditutup merosot 164,48 poin atau 2,59% ke posisi 6.175,70.
Sektor saham dalam negeri kebanyakan berada dalam tren pelemahan dipimpin aneka industri yang jatuh 2,26% serta sektor keuangan anjlok 1,90%. Sedangkan kenaikan tertinggi dicetak pertambangan meningkat 0,52% serta infrastruktur ambruk 0,47%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp10,50 triliun dengan 16,96 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp2,18 triliun dengan aksi jual asing sebesar Rp4,44 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp2,25 triliun. Tercatat sebesar 133 saham menguat, 339 melemah dan 145 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) naik Rp150 menjadi Rp2.100, PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. (TBMS) bertambah Rp35 menjadi Rp820 dan PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) melonjak Rp25 ke posisi Rp1.820.
Sementara, beberapa saham dengan pelemahan yakni PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) turun Rp270 menjadi Rp4.980, PT Astra International Tbk. (ASII) menyusut Rp175 menjadi Rp6.750 serta PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) lebih rendah Rp55 ke posisi Rp1.295.
Di sisi lain pasar saham Asia memangkas kerugian sebelumnya, namun masih menyusut pada perdagangan, Selasa seiring peningkatan tensi perang perdagangan Amerika Serikat versus China. Hal ini setelah Beijing mengkonfirmasi penundaan pembelian produk pertanian asal Negeri Paman Sam -julukan AS- sebagai tanggapan terhadap rencana tarif baru yang bakal diterapkan Amerika.
Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu mengatakan, bahwa AS mengenakan tarif 10% untuk produk-produk asal China senilai USD300 miliar mulai 1 September 2019, mendatang. Sentimen tersebut membuat saham-daham di daratan China tergelincir dipimpin Komposit Shanghai merosot 1,56% untuk berakhir pada level 2.777,56 sedangkan Kmposit Shenzhen jatuh 1,777% ke level 1,490,30.
Selanjutnya indeks Hang Seng, Hong Kong juga tergelincir 0,67% menjadi 25.976,24 setelah sebelumnya turun lebih dari 2%. Tren penurunan juga terlihat pada indeks Nikkei di Jepang usai kehilangan 0,65% pada hari kedua pekan ini untuk bertengger di posisi 20.585,31 sedangkan indeks Topix turun 0,44% untuk mengakhiri perdagangan di 1.499,23.
Indeks Kospi di Korea Selatan terpantau juga merosot 1,51% untuk kemudian ditutup pada level 1.917,50 untuk mengiringi kejatuhan bursa utama Australia, ASX 200 Australia mencapai sebesar 2,44% untuk berada di posisi 6.478,10. Sementara Indeks MSCI Asia di luar Jepang turun 0,79%.
(akr)