Cegah Pelebaran CAD, Menkeu Gunakan Mekanisme Instrumen Fiskal
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tidak akan melebar sampai akhir tahun.
Dia pun akan menggunakan seluruh mekanisme instrumen agar CAD tidak melebar.
Pasalnya, derasnya arus impor ke Tanah Air membuat CAD membengkak. Hal ini terlihat angka CAD pada kuartal II/2019 mencapai USD8,44 miliar.
CAD tersebut menembus level 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB), berbanding kuartal I/2019 di level 2,6% dari PDB (USD7 miliar) atau CAD kuartal II/2018 yang sebesar USD7,9 miliar atau 3,01% dari PDB.
Bila dirunut ke belakang, posisi CAD pada kuartal II/2019 merupakan yang terburuk dalam lima tahun atau sejak 2014.
"Pokoknya kami siap dengan seluruh instrumennya membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang bisa ikut memecahkan masalah CAD itu," ujar Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Pihaknya akan berdiskusi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, karena salah satu penyebab CAD melebar adalah tingginya impor minyak dan gas (migas). Demikian juga dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian.
"Kita akan diskusi dengan semua kementerian/lembaga yang semuanya memiliki portofolio yang berkontribusi pada defisit neraca dagang maupun transaksi berjalan," jelasnya.
Kemenkeu siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait dan juga inisiatif dari pemda untuk bisa meningkatkan ekspor.
"Kita juga bisa terus menyesuaikan kebijakan kita sesuai kebutuhan," ucapnya.
Dia pun akan menggunakan seluruh mekanisme instrumen agar CAD tidak melebar.
Pasalnya, derasnya arus impor ke Tanah Air membuat CAD membengkak. Hal ini terlihat angka CAD pada kuartal II/2019 mencapai USD8,44 miliar.
CAD tersebut menembus level 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB), berbanding kuartal I/2019 di level 2,6% dari PDB (USD7 miliar) atau CAD kuartal II/2018 yang sebesar USD7,9 miliar atau 3,01% dari PDB.
Bila dirunut ke belakang, posisi CAD pada kuartal II/2019 merupakan yang terburuk dalam lima tahun atau sejak 2014.
"Pokoknya kami siap dengan seluruh instrumennya membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang bisa ikut memecahkan masalah CAD itu," ujar Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Pihaknya akan berdiskusi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, karena salah satu penyebab CAD melebar adalah tingginya impor minyak dan gas (migas). Demikian juga dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian.
"Kita akan diskusi dengan semua kementerian/lembaga yang semuanya memiliki portofolio yang berkontribusi pada defisit neraca dagang maupun transaksi berjalan," jelasnya.
Kemenkeu siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait dan juga inisiatif dari pemda untuk bisa meningkatkan ekspor.
"Kita juga bisa terus menyesuaikan kebijakan kita sesuai kebutuhan," ucapnya.
(ind)