Cegah Gizi Buruk, Phapros Integrasikan Posyandu dan Bank Sampah
A
A
A
JAKARTA - Pencegahan gizi buruk menjadi salah satu fokus program berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Phapros Tbk. Emiten dengan kode saham PEHA ini, melakukan pemetaan sejak 2014 di beberapa wilayah di Jawa Tengah terkait gizi buruk.
"Salah satu yang kami sasar adalah di Dusun Bogosari dan Dusun Bangunsari, Kelurahan Pringsari, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang," cerita Barokah Sri Utami selaku Direktur Utama PT Phapros Tbk, Senin (19/8/2019).
Emmy, demikian ia disapa, mengatakan awalnya wilayah itu dikenal dengan daerah yang kumuh. Di setiap dusun kerap ditemukan tumpukan sampah. "Hal ini tentu membuat dusun tersebut menjadi kotor dan jangka panjangnya menimbulkan kasus gizi buruk," paparnya.
Hal inilah yang mendorong PEHA untuk mengintegrasikan Posyandu Murih Lestari yang terletak di dusun tersebut dengan bank sampah. Melalui posyandu tersebut, PEHA menyuplai makanan-makanan bergizi untuk balita di dusun tersebut.
Sedangkan untuk bank sampah, PEHA mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah dan memilah-milahnya agar bisa dijual. "Kami menggandeng PKPU cabang Jawa Tengah agar integrase tersebut berjalan maksimal," lanjut Emmy.
Emmy menambahkan, beberapa komponen pendekatan yang digunakan dalam pengembangan program Peningkatan Gizi Balita melalui bank sampah yaitu pengumpulan dan pembelian sampah, pengelolaan sampah, serta penjualan hasil olahan sampah.
"Pendapatan bank sampah ini sepertiganya disumbangkan ke posyandu untuk mendukung Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sepertiga ditabung untuk bingkisan Lebaran kepada bank sampah sebagai bentuk apresiasi kepedulian mereka terhadap lingkungan, dan sepertiga sisanya untuk tambahan modal usaha," lanjut Emmy.
Hasil yang terlihat berdasarkan monitoring PEHA, lingkungan dusun tersebut sudah lebih bersih dan angka gizi buruk sudah tidak ditemukan lagi. Hal itu karena peran aktif para kader dalam menyampaikan pengetahuan terkait peningkatan kualitas gizi balita kepada masyarakat setempat serta komitmen kepala desa yang terus mendukung kemajuan bank sampah.
"Warga setempat pun sudah seratus persen menjadi nasabah bank sampah binaan kami," kata Emmy.
Adapun bentuk kerja sama yang dilakukan PEHA dengan PKPU cabang JAwa Tengah untuk mengoptimalkan integrase posyandu dan bank sampah ini adalah dengan memberikan pendampingan pada saat pelatihan, studi banding, memberikan dukungan sarana dan prasarana berupa alat bermain balita, timbangan bayi, serta pemenuhan sarana dan prasarana lain seperti timbangan sampah, komputer, sarung tangan, masker, buku tabungan sampah, penyediaan gudang sampah dan pakaian pilah sampah berupa wearpack.
"Salah satu yang kami sasar adalah di Dusun Bogosari dan Dusun Bangunsari, Kelurahan Pringsari, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang," cerita Barokah Sri Utami selaku Direktur Utama PT Phapros Tbk, Senin (19/8/2019).
Emmy, demikian ia disapa, mengatakan awalnya wilayah itu dikenal dengan daerah yang kumuh. Di setiap dusun kerap ditemukan tumpukan sampah. "Hal ini tentu membuat dusun tersebut menjadi kotor dan jangka panjangnya menimbulkan kasus gizi buruk," paparnya.
Hal inilah yang mendorong PEHA untuk mengintegrasikan Posyandu Murih Lestari yang terletak di dusun tersebut dengan bank sampah. Melalui posyandu tersebut, PEHA menyuplai makanan-makanan bergizi untuk balita di dusun tersebut.
Sedangkan untuk bank sampah, PEHA mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah dan memilah-milahnya agar bisa dijual. "Kami menggandeng PKPU cabang Jawa Tengah agar integrase tersebut berjalan maksimal," lanjut Emmy.
Emmy menambahkan, beberapa komponen pendekatan yang digunakan dalam pengembangan program Peningkatan Gizi Balita melalui bank sampah yaitu pengumpulan dan pembelian sampah, pengelolaan sampah, serta penjualan hasil olahan sampah.
"Pendapatan bank sampah ini sepertiganya disumbangkan ke posyandu untuk mendukung Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sepertiga ditabung untuk bingkisan Lebaran kepada bank sampah sebagai bentuk apresiasi kepedulian mereka terhadap lingkungan, dan sepertiga sisanya untuk tambahan modal usaha," lanjut Emmy.
Hasil yang terlihat berdasarkan monitoring PEHA, lingkungan dusun tersebut sudah lebih bersih dan angka gizi buruk sudah tidak ditemukan lagi. Hal itu karena peran aktif para kader dalam menyampaikan pengetahuan terkait peningkatan kualitas gizi balita kepada masyarakat setempat serta komitmen kepala desa yang terus mendukung kemajuan bank sampah.
"Warga setempat pun sudah seratus persen menjadi nasabah bank sampah binaan kami," kata Emmy.
Adapun bentuk kerja sama yang dilakukan PEHA dengan PKPU cabang JAwa Tengah untuk mengoptimalkan integrase posyandu dan bank sampah ini adalah dengan memberikan pendampingan pada saat pelatihan, studi banding, memberikan dukungan sarana dan prasarana berupa alat bermain balita, timbangan bayi, serta pemenuhan sarana dan prasarana lain seperti timbangan sampah, komputer, sarung tangan, masker, buku tabungan sampah, penyediaan gudang sampah dan pakaian pilah sampah berupa wearpack.
(ven)