Targetkan 200 Ribu Hektar Lahan, Mentan Pantau Program Serasi di Sumsel
A
A
A
JAKARTA - Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) siap mengejar target 200 ribu hektar lahan dalam program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (Serasi), yang terluas berada di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru langsung lakukan peninjauan di kedua wilayah. Pertama, peninjauan dilakukan di lahan gambut yang akan segera dijadikan lahan pertanian untuk program Serasi tepatnya di Muara Padang kabupaten Banyuasin.
Lahan yang luasnya lebih dari 100 ribu hektar ini, akan segera diolah supaya bisa langsung ditanami padi dan akan terus diawasi pengerjaannya oleh Pemprov Sumatra Selatan bersama dengan Kementerian Pertanian.
"Target untuk Sumsel adalah 200 ribu hektar, dimana dapat meningkatkan pendapatan petani Rp14 triliun. Hal ini luar biasa," ucap Mentan Amran usai kunjungan di Muara Padang.
Amran menyampaikan, saat ini pertanian Indonesia sudah berevolusi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Dimana tujuannya menekan biaya produksi 50% kemudian meningkatkan planting indeks yang dulunya tanam 1 kali menjadi 2 kali dan bertambah lagi menjadi 3 kali.
Selain itu, produktivitasnya juga naik. Dan yang paling penting pemuda tani saat ini sebanyak 500 ribu orang sudah turun ke dunia pertanian dikarenakan pertanian zaman sekarang sudah menggunakan alat-alat pertanian modern.
"Jika hal ini dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun kedepan, maka nanti akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp30 triliun," tutur Amran dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Di lokasi kedua, yakni di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI). Di sini, Mentan menyaksikan langsung sejumlah excavator sedang menggarap lahan rawa seluas 710 hektar.
Dirinya optimistis, dengan menggunakan alsintan modern, selain untuk peningkatan produktivitas, juga bisa mencegah adanya kebakaran lahan gambut. Dikarenkan saat ini pertanian modern mengelola lahan dengan menggunakan rotavator.
Dengan program Serasi yang sudah berlangsung 2 tahun ini, Mentan menyampaikan bahwa kebakaran di Sumatra Selatan sudah turut berkurang. Hal ini juga turut dialami provinsi Kalimantan Selatan yang turut ikut serta dalam program Serasi.
"Kita sudah beri bantuan excavator dan rotavator. Ini bisa mengurangi kebakaran lahan karena petani sudah menggunakan Alsintan. Sehingga lahan rawa bisa produksi hingga 3 kali. Jadi gunakan semaksimal mungkin kalau bisa alat-alat canggih ini bekerja 24 jam," pintanya.
Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, sekarang lahan pertanian di Pulau Jawa sudah mulai jenuh. Sehingga Sumsel bisa menjadi peluang untuk mulai menambah lokasi luas tanam baru.
"Tidak mungkin (Pulau Jawa) tambah luas tanam, ini peluang yang ingin kita ambil. Tambahan lahan baru ini menjadi kesempatan bagi Sumsel sendiri," kata Herman.
Dari informasi Kementan, Sumsel kini menjadi peringkat kelima untuk penyumpang pangan nasional. Ditarget hingga akhir tahun ini, diyakini bisa menjadi peringkat ketiga, dan pada 2021 bisa menduduki peringkat pertama untuk penyumbang pangan nasional.
"Melalui Kementan, saat ini kita memang di peringkat kelima, namun jika program Serasi sukses, kita bisa duduki peringkat teratas," jelasnya.
Untuk lahan program Serasi ini, terang Herman Deru, merupakan lahan basah yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Jadi, terobosan yang dibuat pemerintah pusat ini telah merealisasikan program Serasi di Sumsel.
Apalagi, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang diyakini dapat mempercepat menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. Karena, Sumsel mendapatkan kuota lebih kurang 200.000 hektar dalam program Serasi yang kondisi alamnya rawa dan lebak.
"Pemerintah berupaya berinovasi dengan cara mengubah lahan yang dulunya tidak produktif menjadi produktif. Jika sebelumnya lahan yang ditanam padi hanya panen sekali dalam satu tahun, maka melalui teknologi dapat ditingkatkan dua kali panen dalam setahunnya," terangnya.
Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, kawasan pertanian memiliki potensi unggul, dengan peningkatan hasil produksi pertanian yang tidak hanya diusahakan satu pihak. Tapi musti melalui banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kesiapan sarana pengairan (irigasi), ketersediaan pupuk, benih unggul, pemeliharaan tanaman dan yang terpenting adalah semangat dan produktivitas petani.
"Sejauh ini, alat-alat pertanian yang ada di Sumsel sudah dimanfaatkan baik oleh petani dan ini mendukung tercapainya produktivitas di bidang pertanian yang cukup unggul," ujar Herman Deru.
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengungkapkan Kabupaten Banyuasin terdapat 82.559 hektar lahan rawa yang siap digarap. Sedangkan di OKI ada 67.948 hektar.
"Kedua Kabupaten ini yang terluas di Sumsel. Sebab itu menjadi prioritas dalam bantuan alsintan khususnya alat berat. Banyuasin mendapat bantuan excavator sebanyak 67 unit. Sedangkan OKI mendapat bantuan 19 unit excavator," ungkap Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy berharap, Pemda Banyuasin dan OKI bisa memanfaatkan Alsintan tersebut sekamsimal mungkin. Agar target 200 ribu hektar di Sumsel cepat tercapai.
"Apalagi petani di Banyuasin dan OKI juga mendukung program Serasi ini. Jadi kami yakin target 200 ribu hektar di Sumsel bisa tercapai," pungkas Sarwo Edhy.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru langsung lakukan peninjauan di kedua wilayah. Pertama, peninjauan dilakukan di lahan gambut yang akan segera dijadikan lahan pertanian untuk program Serasi tepatnya di Muara Padang kabupaten Banyuasin.
Lahan yang luasnya lebih dari 100 ribu hektar ini, akan segera diolah supaya bisa langsung ditanami padi dan akan terus diawasi pengerjaannya oleh Pemprov Sumatra Selatan bersama dengan Kementerian Pertanian.
"Target untuk Sumsel adalah 200 ribu hektar, dimana dapat meningkatkan pendapatan petani Rp14 triliun. Hal ini luar biasa," ucap Mentan Amran usai kunjungan di Muara Padang.
Amran menyampaikan, saat ini pertanian Indonesia sudah berevolusi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Dimana tujuannya menekan biaya produksi 50% kemudian meningkatkan planting indeks yang dulunya tanam 1 kali menjadi 2 kali dan bertambah lagi menjadi 3 kali.
Selain itu, produktivitasnya juga naik. Dan yang paling penting pemuda tani saat ini sebanyak 500 ribu orang sudah turun ke dunia pertanian dikarenakan pertanian zaman sekarang sudah menggunakan alat-alat pertanian modern.
"Jika hal ini dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun kedepan, maka nanti akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp30 triliun," tutur Amran dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Di lokasi kedua, yakni di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI). Di sini, Mentan menyaksikan langsung sejumlah excavator sedang menggarap lahan rawa seluas 710 hektar.
Dirinya optimistis, dengan menggunakan alsintan modern, selain untuk peningkatan produktivitas, juga bisa mencegah adanya kebakaran lahan gambut. Dikarenkan saat ini pertanian modern mengelola lahan dengan menggunakan rotavator.
Dengan program Serasi yang sudah berlangsung 2 tahun ini, Mentan menyampaikan bahwa kebakaran di Sumatra Selatan sudah turut berkurang. Hal ini juga turut dialami provinsi Kalimantan Selatan yang turut ikut serta dalam program Serasi.
"Kita sudah beri bantuan excavator dan rotavator. Ini bisa mengurangi kebakaran lahan karena petani sudah menggunakan Alsintan. Sehingga lahan rawa bisa produksi hingga 3 kali. Jadi gunakan semaksimal mungkin kalau bisa alat-alat canggih ini bekerja 24 jam," pintanya.
Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, sekarang lahan pertanian di Pulau Jawa sudah mulai jenuh. Sehingga Sumsel bisa menjadi peluang untuk mulai menambah lokasi luas tanam baru.
"Tidak mungkin (Pulau Jawa) tambah luas tanam, ini peluang yang ingin kita ambil. Tambahan lahan baru ini menjadi kesempatan bagi Sumsel sendiri," kata Herman.
Dari informasi Kementan, Sumsel kini menjadi peringkat kelima untuk penyumpang pangan nasional. Ditarget hingga akhir tahun ini, diyakini bisa menjadi peringkat ketiga, dan pada 2021 bisa menduduki peringkat pertama untuk penyumbang pangan nasional.
"Melalui Kementan, saat ini kita memang di peringkat kelima, namun jika program Serasi sukses, kita bisa duduki peringkat teratas," jelasnya.
Untuk lahan program Serasi ini, terang Herman Deru, merupakan lahan basah yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Jadi, terobosan yang dibuat pemerintah pusat ini telah merealisasikan program Serasi di Sumsel.
Apalagi, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang diyakini dapat mempercepat menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. Karena, Sumsel mendapatkan kuota lebih kurang 200.000 hektar dalam program Serasi yang kondisi alamnya rawa dan lebak.
"Pemerintah berupaya berinovasi dengan cara mengubah lahan yang dulunya tidak produktif menjadi produktif. Jika sebelumnya lahan yang ditanam padi hanya panen sekali dalam satu tahun, maka melalui teknologi dapat ditingkatkan dua kali panen dalam setahunnya," terangnya.
Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, kawasan pertanian memiliki potensi unggul, dengan peningkatan hasil produksi pertanian yang tidak hanya diusahakan satu pihak. Tapi musti melalui banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kesiapan sarana pengairan (irigasi), ketersediaan pupuk, benih unggul, pemeliharaan tanaman dan yang terpenting adalah semangat dan produktivitas petani.
"Sejauh ini, alat-alat pertanian yang ada di Sumsel sudah dimanfaatkan baik oleh petani dan ini mendukung tercapainya produktivitas di bidang pertanian yang cukup unggul," ujar Herman Deru.
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengungkapkan Kabupaten Banyuasin terdapat 82.559 hektar lahan rawa yang siap digarap. Sedangkan di OKI ada 67.948 hektar.
"Kedua Kabupaten ini yang terluas di Sumsel. Sebab itu menjadi prioritas dalam bantuan alsintan khususnya alat berat. Banyuasin mendapat bantuan excavator sebanyak 67 unit. Sedangkan OKI mendapat bantuan 19 unit excavator," ungkap Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy berharap, Pemda Banyuasin dan OKI bisa memanfaatkan Alsintan tersebut sekamsimal mungkin. Agar target 200 ribu hektar di Sumsel cepat tercapai.
"Apalagi petani di Banyuasin dan OKI juga mendukung program Serasi ini. Jadi kami yakin target 200 ribu hektar di Sumsel bisa tercapai," pungkas Sarwo Edhy.
(ven)