Rupiah Diprediksi Menguat Seiring Berlanjutnya Negosiasi Dagang AS-China
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan awal pekan bulan September hari ini diprediksi menguat.
Penguatan ini seiring perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) versus China yang cenderung mereda, ketika wacana negosiasi kedua negara kembali bergulir.
Sebelumnya kedua ekonomi besar dunia tersebut saling mengancam bakal menerapkan tarif impor tinggi terhadap produk-produk satu sama lain.
Hal itu sempat membuat pasar mata uang mengalami tekanan, tidak terkecuali terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"Niat baik China untuk melanjutkan negosiasi tanpa aksi balas dendam telah memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk Rupiah Jumat kemarin," ujar Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (2/9/2019).
Di menambahkan, pasar menunggu kelanjutan negosiasi dagang AS-China yang rencananya akan dimulai lagi di awal September.
Apalagi, pada hari Senin in kebetulan AS libur merayakan Hari Buruh.
"Sembari menantikan kelanjutan negosiasi dagang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mungkin bergerak konsolidatif. Selain isu perang dagang, isu demo Hong Kong yang memanas, Brexit, gejolak di Timur Tengah bisa memberatkan Rupiah," tukasnya.
Dia memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.170-Rp14.250 per dolar AS.
Penguatan ini seiring perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) versus China yang cenderung mereda, ketika wacana negosiasi kedua negara kembali bergulir.
Sebelumnya kedua ekonomi besar dunia tersebut saling mengancam bakal menerapkan tarif impor tinggi terhadap produk-produk satu sama lain.
Hal itu sempat membuat pasar mata uang mengalami tekanan, tidak terkecuali terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"Niat baik China untuk melanjutkan negosiasi tanpa aksi balas dendam telah memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk Rupiah Jumat kemarin," ujar Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (2/9/2019).
Di menambahkan, pasar menunggu kelanjutan negosiasi dagang AS-China yang rencananya akan dimulai lagi di awal September.
Apalagi, pada hari Senin in kebetulan AS libur merayakan Hari Buruh.
"Sembari menantikan kelanjutan negosiasi dagang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mungkin bergerak konsolidatif. Selain isu perang dagang, isu demo Hong Kong yang memanas, Brexit, gejolak di Timur Tengah bisa memberatkan Rupiah," tukasnya.
Dia memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.170-Rp14.250 per dolar AS.
(ind)