Dermaga Gili Mas Siap Disinggahi Kapal November Mendatang
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan Dermaga Gili Mas di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditargetkan rampung pada November mendatang. Apalagi, saat ini progres pengerjaannya telah mencapai 96% dan tengah memasuki tahap penyelesaian akhir.
“November nanti sudah bisa disinggahi kapal pesiar ukuran besar. Ini lebih cepat dari target. Awalnya, kami targetkan progres 85% pada Agustus,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Wilis Aji Wiranata dalam keterangan persnya kemarin.
Dermaga tersebut nantinya menjadi lokasi singgah kapal-kapal pesiar, baik dari dalam maupun luar negeri. Kapal bisa langsung bersandar di dermaga sehingga wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar.
Wilis menyebut, panjang Dermaga Gili Mas mencapai 440 meter dengan lebar 26 meter dan kedalaman draf 12 meter sehingga memungkinkan bagi kapal quantum class berukuran 250 meter sampai 350 meter untuk bersandar. Pembangunan dermaga yang mulai dikerjakan pada Juli 2018 itu terbilang cukup cepat.
Capaian positif tersebut tidak terlepas dari peran Tim Peng awal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang ikut terlibat mengawal pembangunan infrastruktur tersebut.
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan, dukungan Kejaksaan Agung mutlak dibutuhkan agen-agen pembangunan negara, terutama BUMN, untuk mempercepat pembangunan yang sesuai dengan regulasi serta aspek legal. “Paling tidak untuk program-program investasi penting yang dilakukan Pelindo III, kami bisa minta arahan atau pertimbangan supaya kegiatan itu sesuai aturan,” ujar Doso.
Secara rinci, lanjut Doso, TP4 sangat membantu percepatan pembangunan karena tim itu melakukan pendampingan mulai sisi perencanaan investasi, pengadaan barang dan jasa, hingga pelaksanaan dan pengawasan di lapangan TP4 mampu menciptakan suasana bisnis yang kondusif karena pendekatan restoratif dan rehabilitatif sehingga men cegah adanya kerugian negara.
Upaya preventif dan represif yang terpadu juga mewujudkan pembangunan tepat sasaran, tepat waktu, dan bermutu. “Hadirnya TP4 membuat kami semakin percaya diri dalam melaksanakan pembangunan karena semua tahap dia wasi dengan seksama,” tutur Doso.
Dengan patuh kepada aturan negara, Doso meyakini tujuan dari pembangunan dapat tepat sasaran. Infrastruktur yang tercipta akhirnya memberi kan manfaat sebesarbesar nya bagi kemakmuran rakyat terutama di sektor logistik maritim yang sedang dipacu untuk meme rata kan pem bangunan.
“November nanti sudah bisa disinggahi kapal pesiar ukuran besar. Ini lebih cepat dari target. Awalnya, kami targetkan progres 85% pada Agustus,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Wilis Aji Wiranata dalam keterangan persnya kemarin.
Dermaga tersebut nantinya menjadi lokasi singgah kapal-kapal pesiar, baik dari dalam maupun luar negeri. Kapal bisa langsung bersandar di dermaga sehingga wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar.
Wilis menyebut, panjang Dermaga Gili Mas mencapai 440 meter dengan lebar 26 meter dan kedalaman draf 12 meter sehingga memungkinkan bagi kapal quantum class berukuran 250 meter sampai 350 meter untuk bersandar. Pembangunan dermaga yang mulai dikerjakan pada Juli 2018 itu terbilang cukup cepat.
Capaian positif tersebut tidak terlepas dari peran Tim Peng awal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang ikut terlibat mengawal pembangunan infrastruktur tersebut.
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan, dukungan Kejaksaan Agung mutlak dibutuhkan agen-agen pembangunan negara, terutama BUMN, untuk mempercepat pembangunan yang sesuai dengan regulasi serta aspek legal. “Paling tidak untuk program-program investasi penting yang dilakukan Pelindo III, kami bisa minta arahan atau pertimbangan supaya kegiatan itu sesuai aturan,” ujar Doso.
Secara rinci, lanjut Doso, TP4 sangat membantu percepatan pembangunan karena tim itu melakukan pendampingan mulai sisi perencanaan investasi, pengadaan barang dan jasa, hingga pelaksanaan dan pengawasan di lapangan TP4 mampu menciptakan suasana bisnis yang kondusif karena pendekatan restoratif dan rehabilitatif sehingga men cegah adanya kerugian negara.
Upaya preventif dan represif yang terpadu juga mewujudkan pembangunan tepat sasaran, tepat waktu, dan bermutu. “Hadirnya TP4 membuat kami semakin percaya diri dalam melaksanakan pembangunan karena semua tahap dia wasi dengan seksama,” tutur Doso.
Dengan patuh kepada aturan negara, Doso meyakini tujuan dari pembangunan dapat tepat sasaran. Infrastruktur yang tercipta akhirnya memberi kan manfaat sebesarbesar nya bagi kemakmuran rakyat terutama di sektor logistik maritim yang sedang dipacu untuk meme rata kan pem bangunan.
(don)