Genjot Produksi, Pertamina Kejar Target Pengeboran Sumur di Blok Mahakam
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus berupaya meningkatkan produksi hulu migas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim).
Berdasarkan laporan, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah melakukan pengeboran sebanyak 80 sumur atau sebesar 67,9% dari target tahun ini sebanyak 118 sumur.
“Sampai saat ini kita sudah melakukan pengeboran sebanyak 80 sumur atau sebesar 67,9% dari target,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu di Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Menurut dia, Pertamina juga terus berupaya menekan laju penurunan produksi secara alamiah di Blok Mahakam.
Pihaknya menyebut penurunan laju produksi alamiah tahun ini mampu ditekan sebesar 25% lebih baik dibandingkan tahun lalu sebesar 57%.
Keberhasilan Pertamina menekan laju produksi tersebut diharapkan produksi gas pada 2019 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan, pada 2018 lalu Pertamina telah mampu memproduksi 5% di atas target operator sebelumnya yakni Total E&P Indonesie.
“Kami terus berupaya yang terbaik supaya operasi terus berjalan untuk mencapai target produksi pada 2019 ini sekaligus mempersiapkan pengeboran tahun depan,” tandasnya.
Selain menekan laju penurunan produksi alamiah, Pertamina juga berhasil menurunkan cost recovery di Blok Mahakam.
Pihaknya menyebut tahun lalu Pertamina berhasil menciptakan efisiensi dari cost recovery menjadi sebesar USD973 juta dari perkiraan awal USD1,27 miliar. Adapun penurunan cost recovery tersebut salah satunya dihasilkan dari efisiensi waktu pengeboran.
“Pengeboran di area swamp lebih efisiensi dari 11 hari menjadi 6 hari sehingga biayanya turun,” jelasnya.
Berdasarkan laporan, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah melakukan pengeboran sebanyak 80 sumur atau sebesar 67,9% dari target tahun ini sebanyak 118 sumur.
“Sampai saat ini kita sudah melakukan pengeboran sebanyak 80 sumur atau sebesar 67,9% dari target,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu di Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Menurut dia, Pertamina juga terus berupaya menekan laju penurunan produksi secara alamiah di Blok Mahakam.
Pihaknya menyebut penurunan laju produksi alamiah tahun ini mampu ditekan sebesar 25% lebih baik dibandingkan tahun lalu sebesar 57%.
Keberhasilan Pertamina menekan laju produksi tersebut diharapkan produksi gas pada 2019 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan, pada 2018 lalu Pertamina telah mampu memproduksi 5% di atas target operator sebelumnya yakni Total E&P Indonesie.
“Kami terus berupaya yang terbaik supaya operasi terus berjalan untuk mencapai target produksi pada 2019 ini sekaligus mempersiapkan pengeboran tahun depan,” tandasnya.
Selain menekan laju penurunan produksi alamiah, Pertamina juga berhasil menurunkan cost recovery di Blok Mahakam.
Pihaknya menyebut tahun lalu Pertamina berhasil menciptakan efisiensi dari cost recovery menjadi sebesar USD973 juta dari perkiraan awal USD1,27 miliar. Adapun penurunan cost recovery tersebut salah satunya dihasilkan dari efisiensi waktu pengeboran.
“Pengeboran di area swamp lebih efisiensi dari 11 hari menjadi 6 hari sehingga biayanya turun,” jelasnya.
(ind)