Pariwisata Danau Toba Siap Terima Investasi Triliunan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Destinasi super prioritas Danau Toba di Sumatra Utara (Sumut) siap menerima investasi pariwisata triliunan rupiah. Direktur Badan Otorita Pelaksana (BOP) Danau Toba, Arie Prasetyo, mengatakan sudah ada beberapa investor menyatakan tertarik berinvestasi di Danau Toba.
"Sudah ada penandatanganan MoU untuk komitmen investasi di Lahan Zona Otorita Danau Toba dengan nilai rencana investasi dari 7 MoU tersebut sekitar Rp6,1 triliun," jelas Arie Prasetyo di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Pihaknya kini sedang mempersiapkan dokumen perjanjian kerja sama dengan para investor tersebut, yang rencananya akan dibahas bersama-sama pada pekan kedua September ini.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, langkah tersebut dilakukan untuk memastikan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba berjalan sesuai rencana. Terutama dalam menyambut penyelenggaraan groundbreaking glamorous camping atau glamping.
"Pada 10 Oktober 2019, pembangunan jalan sepanjang 1,9 kilometer dengan lebar 7 meter sudah selesai. Sementara penyediaan utilitas dasar lainnya seperti listrik dan air akan rampung pada 2020," jelas Arief Yahya.
Dalam rapat ini, Menpar Arief Yahya juga mengingatkan para Bupati untuk memasukkan destinasi wisata di daerahnya masing-masing ke dalam masterplan pembangunan destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba. "Nantinya akan ada 4 Key Tourism Area (KTA), karena itu jangan sampai ada objek wisata yang tidak terdaftar di masterplan," imbau Menpar.
Imbauan yang sama juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "Dalam masterplan yang ada akan dikombinasikan antara pembangunan infrastruktur dengan atraksi," ujar Luhut.
Selain itu, komitmen pemerintah dalam membangun pariwisata ini, juga tercermin pada alokasi anggaran pembangunan yang mengalami kenaikan signifikan. "Anggaran untuk pembangunan wisata di Danau Toba mencapai Rp2,2 triliun. Naik hingga hampir tiga kali lipat dari tahun 2019 yaitu Rp821 miliar," papar Arief Yahya.
Menurut Arief Yahya, inisiatif pengembangan kawasan Danau Toba ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut. "Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sejumlah kabupaten sekitar Danau Toba adalah 79% akibat tumbuhnya sektor pariwisata," terangnya.
Branding yang ingin dibangun untuk Danau Toba adalah Supervolcano Geopark. Branding ini akan semakin kuat mengingat kawasan ini sudah secara de facto telah mendapat pengakuan UNESCO sebagai Global Geopark. "Pada 4 September 2019, Danau Toba sudah mendapat predikat UNESCO Global Geopark (UGG). Hal ini menjadikan positioning untuk menjadikan Danau Toba destinasi wisata kelas dunia semakin kuat," ujar Arief Yahya.
Masuknya Danau Toba sebagai UGG menambah jumlah geopark dari Indonesia yang telah diakui dunia yaitu Gunung Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Gunung Rinjani.
"Sudah ada penandatanganan MoU untuk komitmen investasi di Lahan Zona Otorita Danau Toba dengan nilai rencana investasi dari 7 MoU tersebut sekitar Rp6,1 triliun," jelas Arie Prasetyo di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Pihaknya kini sedang mempersiapkan dokumen perjanjian kerja sama dengan para investor tersebut, yang rencananya akan dibahas bersama-sama pada pekan kedua September ini.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, langkah tersebut dilakukan untuk memastikan pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba berjalan sesuai rencana. Terutama dalam menyambut penyelenggaraan groundbreaking glamorous camping atau glamping.
"Pada 10 Oktober 2019, pembangunan jalan sepanjang 1,9 kilometer dengan lebar 7 meter sudah selesai. Sementara penyediaan utilitas dasar lainnya seperti listrik dan air akan rampung pada 2020," jelas Arief Yahya.
Dalam rapat ini, Menpar Arief Yahya juga mengingatkan para Bupati untuk memasukkan destinasi wisata di daerahnya masing-masing ke dalam masterplan pembangunan destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba. "Nantinya akan ada 4 Key Tourism Area (KTA), karena itu jangan sampai ada objek wisata yang tidak terdaftar di masterplan," imbau Menpar.
Imbauan yang sama juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "Dalam masterplan yang ada akan dikombinasikan antara pembangunan infrastruktur dengan atraksi," ujar Luhut.
Selain itu, komitmen pemerintah dalam membangun pariwisata ini, juga tercermin pada alokasi anggaran pembangunan yang mengalami kenaikan signifikan. "Anggaran untuk pembangunan wisata di Danau Toba mencapai Rp2,2 triliun. Naik hingga hampir tiga kali lipat dari tahun 2019 yaitu Rp821 miliar," papar Arief Yahya.
Menurut Arief Yahya, inisiatif pengembangan kawasan Danau Toba ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut. "Rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sejumlah kabupaten sekitar Danau Toba adalah 79% akibat tumbuhnya sektor pariwisata," terangnya.
Branding yang ingin dibangun untuk Danau Toba adalah Supervolcano Geopark. Branding ini akan semakin kuat mengingat kawasan ini sudah secara de facto telah mendapat pengakuan UNESCO sebagai Global Geopark. "Pada 4 September 2019, Danau Toba sudah mendapat predikat UNESCO Global Geopark (UGG). Hal ini menjadikan positioning untuk menjadikan Danau Toba destinasi wisata kelas dunia semakin kuat," ujar Arief Yahya.
Masuknya Danau Toba sebagai UGG menambah jumlah geopark dari Indonesia yang telah diakui dunia yaitu Gunung Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Gunung Rinjani.
(ven)