Jokowi Sebut ASEAN Kekuatan Besar Ekonomi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ekonomi di ASEAN terus meningkat. Dia menyebutkan, dengan jumlah penduduk sekitar 600 juta, ASEAN merupakan sebuah kekuatan besar ekonomi dunia.
"ASEAN telah membuktikan diri sebagai kawasan yang aman, stabil, pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan. Untuk tumbuh besar lagi maka kita butuh sinergi lebih banyak," ujar Jokowi dihadapan para insinyur Indonesia dan ASEAN dalam Konferensi Organisasi Insinyur se-ASEAN ke-37 di JIExpo Kemayaron, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menurut dia, kerja sama antar insinyur di ASEAN ini penting untuk terus ditingkatkan. Dirinya yakin setiap negara ASEAN punya kekuatan masing-masing.
"Asosiasi ini bisa memasilitasi anggotanya untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta saling bersinergi satu dengan yang lainnya," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto berterima kasih kepada presiden Jokowi yang sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
Aturan tersebut, kata Heru, menjadi landasan kuat untuk mengembangkan profesi keinsinyuran, salah satunya standar kompetensi, dimana setiap insinyur yang melakukan praktek keinsinyuran harus disertifikasi dan diregistrasi.
“Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di Indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa. Tentu nama Bapak Joko Widodo ada di dalamnya. Lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, standarisasi kompetensi ini memungkinkan diberlakukannya standarisasi remunerasi, termasuk untuk insinyur asing yang bekerja di Indonesia.
"Terobosan UU ini bukan hanya milik insinyur dan sarjana teknik saja, kini lulusan vokasi pun bisa bergelar profesi insinyur dan menjadi bagian dari database keinsinyuran Indonesia," tandasnya
Visi Indonesia lima tahun ke depan yang dicanangkan Presiden Jokowi adalah panggilan kepada para insinyur untuk berkarya lebih besar lagi. "Karya-karya keinsinyuran harus menjadi manfaat bagi orang lain. Ketika seruas jalan tol bisa membuat seorang ayah lebih cepat pulang ke rumah, ketika sebuah bendungan bisa membuat ribuan petak sawah tak lagi kekurangan air, ketika kereta cepat bisa mempermudah hidup jutaan penggunanya," tukasnya.
Menurutnya, perubahan ke depan semakin cepat, revolusi teknologi bergerak melesat. Tidak ada pilihan, Indonesia harus berlari kencang mengejar gelombang perubahan.
"ASEAN telah membuktikan diri sebagai kawasan yang aman, stabil, pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan. Untuk tumbuh besar lagi maka kita butuh sinergi lebih banyak," ujar Jokowi dihadapan para insinyur Indonesia dan ASEAN dalam Konferensi Organisasi Insinyur se-ASEAN ke-37 di JIExpo Kemayaron, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menurut dia, kerja sama antar insinyur di ASEAN ini penting untuk terus ditingkatkan. Dirinya yakin setiap negara ASEAN punya kekuatan masing-masing.
"Asosiasi ini bisa memasilitasi anggotanya untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta saling bersinergi satu dengan yang lainnya," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto berterima kasih kepada presiden Jokowi yang sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
Aturan tersebut, kata Heru, menjadi landasan kuat untuk mengembangkan profesi keinsinyuran, salah satunya standar kompetensi, dimana setiap insinyur yang melakukan praktek keinsinyuran harus disertifikasi dan diregistrasi.
“Inilah pintu masuk kami untuk menyusun database keinsinyuran pertama di Indonesia yang akan berisikan lebih dari 1 juta talenta-talenta terbaik bangsa. Tentu nama Bapak Joko Widodo ada di dalamnya. Lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, standarisasi kompetensi ini memungkinkan diberlakukannya standarisasi remunerasi, termasuk untuk insinyur asing yang bekerja di Indonesia.
"Terobosan UU ini bukan hanya milik insinyur dan sarjana teknik saja, kini lulusan vokasi pun bisa bergelar profesi insinyur dan menjadi bagian dari database keinsinyuran Indonesia," tandasnya
Visi Indonesia lima tahun ke depan yang dicanangkan Presiden Jokowi adalah panggilan kepada para insinyur untuk berkarya lebih besar lagi. "Karya-karya keinsinyuran harus menjadi manfaat bagi orang lain. Ketika seruas jalan tol bisa membuat seorang ayah lebih cepat pulang ke rumah, ketika sebuah bendungan bisa membuat ribuan petak sawah tak lagi kekurangan air, ketika kereta cepat bisa mempermudah hidup jutaan penggunanya," tukasnya.
Menurutnya, perubahan ke depan semakin cepat, revolusi teknologi bergerak melesat. Tidak ada pilihan, Indonesia harus berlari kencang mengejar gelombang perubahan.
(ind)