Sektor Pariwisata Jadi Andalan Ekonomi Sulut, Infrastruktur Digenjot
A
A
A
MANADO - Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami kenaikan signifikan yang secara khusus mendapatkan dorongan dari sektor pariwisata. Meski begitu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Daerah Provinsi Sulut Steve H.A. Kepel mengaku masih membutuhkan dukungan infrastruktur yang baik.
“Kami harapkan mutualisme antara swasta dengan pemerintah dapat terus terjalin baik sehingga sektor infrastruktur dan pariwisata bisa berkembang dengan cepat,” jelas Steve H.A. Kepel, di sela-sela diskusi bertajuk ‘Trakindo Construction Day’ di Lotus 2 Ballroom, Hotel Sintesa Peninsula, Kota Manado, Rabu (11/9).
Lebih lanjut Ia menerangkan, pertumbuhan ekonomi daerah sangat menggembirakan dengan ditopang beberapa hal seperti tersedianya kekayaan alam, sumber daya manusia, modal, investasi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ditambah ketersediaan infrastruktur dan kehidupan sosial yang dilaksanakan, kemudian sistem pembangunan yang terus berjalan.
“Sulut memiliki sektor unggulan pariwisata. Artinya ada sumber daya alam yang menjadi destinasi wisata sebagai tujuan wisata. Paling tidak ada tiga kawasan wisata yang saat ini menjadi unggulan yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Kawasan Bunaken dan sekitarnya, dan ketiga Kawasan Danau Tondano,” jelasnya.
Dikatakan, kontribusi Trakindo di Sulut cukup besar sekali terutama efisiensi harga, efisiensi peralatan dan sebagainya dalam perannya ikut dalam pembangunan di Sulut. Sementara, Forestry & Agriculture Marketing General Manager PT Trakindo Utama, Rozy Andrianto menegaskan, jika sinergi sangat dibutuhkan dalam memberikan solusi dalam setiap masalah pembangunan seperti harapan pemerintah.
Kata dia, Trakindo selalu siap sedia untuk memberikan solusi. Pihaknya akan memberikan berbagai solusi yang akan ditawarkan. Sinergi itu yang sebenarnya dibutuhkan. Ada yang pemberi kerja, ada penerima kerja kemudia turun sampai sub kontraktor yang biasanya pelanggan Trakindo. “Solusi kami digunakan untuk membantu sub-sub kontraktor tersebut untuk menyelesaikan target kerja yang diberikan pemerintah. Sinerginya di situ,” ujar Rozy.
Ditegaskan olehnya, semua kembali kepada sinergi mutualisme yang saling mendukung. “Tidak bisa pemerintah dan swasta berdiri sendiri-sendiri begitu juga kita. Karena itu butuh sinergi kerja bersama untuk membangun negeri ini,” pungkasnya.
“Kami harapkan mutualisme antara swasta dengan pemerintah dapat terus terjalin baik sehingga sektor infrastruktur dan pariwisata bisa berkembang dengan cepat,” jelas Steve H.A. Kepel, di sela-sela diskusi bertajuk ‘Trakindo Construction Day’ di Lotus 2 Ballroom, Hotel Sintesa Peninsula, Kota Manado, Rabu (11/9).
Lebih lanjut Ia menerangkan, pertumbuhan ekonomi daerah sangat menggembirakan dengan ditopang beberapa hal seperti tersedianya kekayaan alam, sumber daya manusia, modal, investasi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ditambah ketersediaan infrastruktur dan kehidupan sosial yang dilaksanakan, kemudian sistem pembangunan yang terus berjalan.
“Sulut memiliki sektor unggulan pariwisata. Artinya ada sumber daya alam yang menjadi destinasi wisata sebagai tujuan wisata. Paling tidak ada tiga kawasan wisata yang saat ini menjadi unggulan yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Kawasan Bunaken dan sekitarnya, dan ketiga Kawasan Danau Tondano,” jelasnya.
Dikatakan, kontribusi Trakindo di Sulut cukup besar sekali terutama efisiensi harga, efisiensi peralatan dan sebagainya dalam perannya ikut dalam pembangunan di Sulut. Sementara, Forestry & Agriculture Marketing General Manager PT Trakindo Utama, Rozy Andrianto menegaskan, jika sinergi sangat dibutuhkan dalam memberikan solusi dalam setiap masalah pembangunan seperti harapan pemerintah.
Kata dia, Trakindo selalu siap sedia untuk memberikan solusi. Pihaknya akan memberikan berbagai solusi yang akan ditawarkan. Sinergi itu yang sebenarnya dibutuhkan. Ada yang pemberi kerja, ada penerima kerja kemudia turun sampai sub kontraktor yang biasanya pelanggan Trakindo. “Solusi kami digunakan untuk membantu sub-sub kontraktor tersebut untuk menyelesaikan target kerja yang diberikan pemerintah. Sinerginya di situ,” ujar Rozy.
Ditegaskan olehnya, semua kembali kepada sinergi mutualisme yang saling mendukung. “Tidak bisa pemerintah dan swasta berdiri sendiri-sendiri begitu juga kita. Karena itu butuh sinergi kerja bersama untuk membangun negeri ini,” pungkasnya.
(akr)