Mengenal ‘Sang Gurita' Octopus, Teknologi Berbisnis Era Ekonomi Digital
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia semakin pesat dan memperlihatkan tren yang positif. Riset dari Google dan Temasek mengungkapkan nilai transaksi digital di Indonesia diprediksi dapat menembus USD100 miliar atau setara dengan Rp1.417,2 triliun pada 2025. Pemerintah RI menargetkan nilai bisnis online Indonesia mencapai USD130 miliar atau Rp1.730 triliun pada 2020.
Meski pertumbuhan ekonomi digital terlihat positif, beberapa tantangan tidak terelakan pada supply chain peta industri korporat saat ini, seperti visibilitas data transaksi, control tracking atau perencanaan manajemen supply chain yang kurang matang.
Ralali.com sebagai marketplace B2B generasi terbaru, mengambil peran di era ekonomi digital dengan menghadirkan kemudahan akses usaha (sourcing), pengembangan usaha (scaling) dan penguatan usaha (sustaining) bagi pelaku bisnis tanah air terutama UMKM, didukung dengan inovasi teknologi berkelanjutan.
“Kami memperkenalkan inovasi berbasis teknologi untuk memudahkan pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha yakni Octopus. Octopus menyajikan sistem manajemen distribusi, tracking serta monitoring penjualan produk, yang dikoneksikan dengan platform BIG Agent kami. Platform BIG Agent sendiri mengumpulkan data melalui 300 ribu Sobat Agent di 25 provinsi se-Indonesia melalui layanan survei, promosi dan akuisisi,” ujar Irwan Suryadi selaku Chief Technology Officer (CTO) Ralali, Jumat (13/9/2019)
Irwan mengungkapkan tantangan yang kerap dialami pelaku bisnis adalah gap informasi antara principal dengan distributor. Distributor memiliki peranan penting dalam supply chain untuk penjualan, penyimpanan (warehouse) dan pembayaran namun untuk mendistribusikan barang sampai pada UMKM tentunya melibatkan banyak pihak, menempuh tahap dan jarak panjang serta lama, maka data yang tersaji pun seringkali kurang akurat.
Teknologi “Sang Gurita” Octopus dirancang khusus memberikan solusi bisnis baik bagi Mitra Ralali.com (seller) maupun principal yang menjadi partner Ralali.com, berupa perilaku pembelian dan penjualan secara mendetail dan akurat. Dengan Octopus yang terintegrasi dengan platform bisnis on-demand BIG Agent, principal dapat dengan mudah menganalisa tren pasar dan kebutuhan konsumen di berbagai daerah yang selama ini terjangkau secara optimal.
Selain itu, konsumen, dalam hal ini UMKM, dapat memilih produk usaha terdekat dengan lokasi usaha mereka. Di sisi lain, persoalan yang muncul bagi distributor, antara lain cashflow, keterlambatan produk dan kelebihan stok barang dapat terselesaikan.
“Jadi supply chain dapat dikelola lebih baik dengan sistem Octopus. Principal lebih presisi mengetahui pertumbuhan bisnis, melacak penjualan produk, perilaku dan karakteristik konsumennya secara transparan, tanpa harus bergantung pada laporan distributor. Distributor juga mendapatkan keuntungan dengan melakukan stocking dan penjualan produk dengan tepat di daerahnya,” ungkap Irwan.
Dari segi tingkat akurasi data, Ralali.com menjamin keakuratan data yang diberikan oleh Sobat Agent (sebutan bagi anggota BIG Agent). Sobat Agent dalam melakukan pekerjaan yang diberikan oleh principal melalui platform BIG Agent, selalu mengirimkan data berupa foto, profil dan lokasi dari UMKM sebagai target sasaran. Data tersebut merupakan syarat wajib untuk seluruh pekerjaan, baik survei, promosi maupun layanan akuisisi ini didapat mengacu pada GPS aktif.
“Brand dan principal memiliki performa bisnis lebih baik dan berkembang, dengan memperoleh visibilitas dari performa setiap distributor dan penjualan produk, juga memberikan fleksibilitas dalam memproses kebutuhan usaha melalui distributor di berbagai daerah secara tepat sasaran,” jelas Irwan.
Informasi terbaru, sebanyak 700ribu UMKM telah diberdayakan oleh Ralali.com dan ditargetkan menembus 1 juta pada 2019. Sistem Octopus mengambil peranan penting bagi bisnis brand dan principal dalam menciptakan konektivitas dan pemerataan untuk UMKM di era ekonomi digital, didukung 300.000 Sobat Agent yang masih akan terus bertumbuh kembang melalui platform aplikasi BIG Agent.
Meski pertumbuhan ekonomi digital terlihat positif, beberapa tantangan tidak terelakan pada supply chain peta industri korporat saat ini, seperti visibilitas data transaksi, control tracking atau perencanaan manajemen supply chain yang kurang matang.
Ralali.com sebagai marketplace B2B generasi terbaru, mengambil peran di era ekonomi digital dengan menghadirkan kemudahan akses usaha (sourcing), pengembangan usaha (scaling) dan penguatan usaha (sustaining) bagi pelaku bisnis tanah air terutama UMKM, didukung dengan inovasi teknologi berkelanjutan.
“Kami memperkenalkan inovasi berbasis teknologi untuk memudahkan pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha yakni Octopus. Octopus menyajikan sistem manajemen distribusi, tracking serta monitoring penjualan produk, yang dikoneksikan dengan platform BIG Agent kami. Platform BIG Agent sendiri mengumpulkan data melalui 300 ribu Sobat Agent di 25 provinsi se-Indonesia melalui layanan survei, promosi dan akuisisi,” ujar Irwan Suryadi selaku Chief Technology Officer (CTO) Ralali, Jumat (13/9/2019)
Irwan mengungkapkan tantangan yang kerap dialami pelaku bisnis adalah gap informasi antara principal dengan distributor. Distributor memiliki peranan penting dalam supply chain untuk penjualan, penyimpanan (warehouse) dan pembayaran namun untuk mendistribusikan barang sampai pada UMKM tentunya melibatkan banyak pihak, menempuh tahap dan jarak panjang serta lama, maka data yang tersaji pun seringkali kurang akurat.
Teknologi “Sang Gurita” Octopus dirancang khusus memberikan solusi bisnis baik bagi Mitra Ralali.com (seller) maupun principal yang menjadi partner Ralali.com, berupa perilaku pembelian dan penjualan secara mendetail dan akurat. Dengan Octopus yang terintegrasi dengan platform bisnis on-demand BIG Agent, principal dapat dengan mudah menganalisa tren pasar dan kebutuhan konsumen di berbagai daerah yang selama ini terjangkau secara optimal.
Selain itu, konsumen, dalam hal ini UMKM, dapat memilih produk usaha terdekat dengan lokasi usaha mereka. Di sisi lain, persoalan yang muncul bagi distributor, antara lain cashflow, keterlambatan produk dan kelebihan stok barang dapat terselesaikan.
“Jadi supply chain dapat dikelola lebih baik dengan sistem Octopus. Principal lebih presisi mengetahui pertumbuhan bisnis, melacak penjualan produk, perilaku dan karakteristik konsumennya secara transparan, tanpa harus bergantung pada laporan distributor. Distributor juga mendapatkan keuntungan dengan melakukan stocking dan penjualan produk dengan tepat di daerahnya,” ungkap Irwan.
Dari segi tingkat akurasi data, Ralali.com menjamin keakuratan data yang diberikan oleh Sobat Agent (sebutan bagi anggota BIG Agent). Sobat Agent dalam melakukan pekerjaan yang diberikan oleh principal melalui platform BIG Agent, selalu mengirimkan data berupa foto, profil dan lokasi dari UMKM sebagai target sasaran. Data tersebut merupakan syarat wajib untuk seluruh pekerjaan, baik survei, promosi maupun layanan akuisisi ini didapat mengacu pada GPS aktif.
“Brand dan principal memiliki performa bisnis lebih baik dan berkembang, dengan memperoleh visibilitas dari performa setiap distributor dan penjualan produk, juga memberikan fleksibilitas dalam memproses kebutuhan usaha melalui distributor di berbagai daerah secara tepat sasaran,” jelas Irwan.
Informasi terbaru, sebanyak 700ribu UMKM telah diberdayakan oleh Ralali.com dan ditargetkan menembus 1 juta pada 2019. Sistem Octopus mengambil peranan penting bagi bisnis brand dan principal dalam menciptakan konektivitas dan pemerataan untuk UMKM di era ekonomi digital, didukung 300.000 Sobat Agent yang masih akan terus bertumbuh kembang melalui platform aplikasi BIG Agent.
(akr)