Penurunan Suku Bunga Bakal Mendorong Investasi
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia sudah sangat tepat. Salah satunya penurunan suku bunga 25 basis points (bps) yang sesuai dengan ekspektasi. Hal ini bisa mendorong investasi ke Indonesia.
"Bauran kebijakan BI dengan pelonggaran kebijakan moneter, relaksasi kebijakan makroprudensial dan penguatan kebijakan operasi pasar diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Dia menambahkan investasi yang bakal tumbuh, khususnya investasi non bangunan sehingga dapat mendorong permintaan kredit korporasi sejalan dengan penurunan cost of borrowing yang terindikasi dari penurunan suku bunga kredit perbankan. "Jadi kredit akan tumbuh," tambahnya.
Selain pelonggaran kebijakan moneter, bauran kebijakan BI seperti makroprudensial seperti pelonggaran LTV dan penyesuaian RIM (rasio intermediasi makroprudensial) juga dilonggarkan dalam rangka meningkatkan kapasitas penyaluran kredit sektor perbankan. Sehingga hal ini dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan yang selanjutnya diharapkan dapat memacu permintaan kredit perbankan.
Selain kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif, BI juga melakukan penguatan strategi moneter dengan menggantikan SBI 12 bulan menjadi RR-SBN 12 bulan yang diharapkan dapat mendorong efektivitas transmisi kebijakan moneter.
BI menegaskan kebijakan memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,25%, telah mempertimbangkan rendahnya tingkat inflasi, terjaganya stabilitas eksternal seiring dengan ekspektasi surplus neraca pembayaran serta sebagai langkah pre-emptive dalam rangka mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekonomi domestik.
"Bauran kebijakan BI dengan pelonggaran kebijakan moneter, relaksasi kebijakan makroprudensial dan penguatan kebijakan operasi pasar diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Dia menambahkan investasi yang bakal tumbuh, khususnya investasi non bangunan sehingga dapat mendorong permintaan kredit korporasi sejalan dengan penurunan cost of borrowing yang terindikasi dari penurunan suku bunga kredit perbankan. "Jadi kredit akan tumbuh," tambahnya.
Selain pelonggaran kebijakan moneter, bauran kebijakan BI seperti makroprudensial seperti pelonggaran LTV dan penyesuaian RIM (rasio intermediasi makroprudensial) juga dilonggarkan dalam rangka meningkatkan kapasitas penyaluran kredit sektor perbankan. Sehingga hal ini dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan yang selanjutnya diharapkan dapat memacu permintaan kredit perbankan.
Selain kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif, BI juga melakukan penguatan strategi moneter dengan menggantikan SBI 12 bulan menjadi RR-SBN 12 bulan yang diharapkan dapat mendorong efektivitas transmisi kebijakan moneter.
BI menegaskan kebijakan memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,25%, telah mempertimbangkan rendahnya tingkat inflasi, terjaganya stabilitas eksternal seiring dengan ekspektasi surplus neraca pembayaran serta sebagai langkah pre-emptive dalam rangka mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekonomi domestik.
(ven)