Michael Kors Ubah Butik Kecil Jadi Perusahaan Fashion Global
A
A
A
NEW YORK - Sosok Michael Kors tidak bisa dipandang sebelah mata di kalangan dunia fashion dunia. Kepiawaiannya dalam berbisnis telah menyulap sebuah butik kecil di ruangan bawah tanah rumah ibunya menjadi perusahaan fashion global yang masyhur.
Kors memang punya passion di dunia fashion sejak kecil. Dia bahkan mulai mendesain pakaian saat masih kecil. Dan sejak saat itulah, berkat talenta dan kegigihannya, Kors mampu mengubah minatnya tersebut menjadi perusahaan fashion dunia. Kini perusahaan miliknya turut menyumbang kekayaannya mencapai USD600 juta pada 2018.
Pada Desember 2011, Kors mengubah bisnisnya menjadi perusahaan publik yang diperdagangkan dan bernilai USD3,5 miliar. Saat itu nilai perusahaan Kors menjadi penawaran saham perdana (IPO) terbesar di bidang fashion. Saat konsultan fashion, Fern Mallis bertanya kepada Kors tentang apa yang dia pikirkan tentang prestasi bisnisnya, Kors pun menjawab, "Jaga matamu di bola dan lakukan apa yang Anda bisa lakukan dan lakukanlah dengan baik."
Perusahaan Kors pun terus merangsek maju. Pada 2018, misalnya, perusahaan Michael Kors Holding yang mengelola Michael Kors dan merek sepatu mewah Jimmy Choo, mengumumkan akuisisi baru: Versace. Dengan akuisisi ini, perusahaan itu mengubah namanya menjadi Capri Holdings.
Meski Michael Kors adalah merek pakaian yang ada sejak 1981, desainernya memiliki kisah sejak 1959. Ceritanya dimulai di Merrick, Long Island, tempat dia lahir dengan nama Karl Anderson Jr. Saat wawancara dengan majalah People pada 1991, dia mengaku mengubah namanya saat ibunya menikahi Bill Kors. "Ibu saya bilang, 'Anda mendapatkan nama terakhir baru, jadi mengapa Anda tidak mengambil nama pertama baru?" tutur dia.
Kors memang mumpuni di bidang fashion. Apalagi, dia banyak menimba ilmu soal fashion. Kors bersekolah di Sekolah Menengah Atas Kennedy hingga 1977 saat dia mulai belajar di Fashion Institute of Technology, New York City. Setelah sembilan bulan sekolah fashion, dia pun keluar untuk menjual pakaian desainnya sendiri di Lothar's, toko di Manhattan.
Suatu hari saat Kors mendesain jendela toko di Lothar's di Dawn Mello, direktur fashion Bergdorf Goodman mendekati jendela dan bertanya siapa yang mendesain pakaian-pakaian itu. Kors mengakui yang mendesain pakaian itu. Dawn Mello pun kemudian membantu mengembangkan lini bisnis pertamanya yang kemudian dijual di Bergdorf.
Pada 1981, Kors memulai labelnya. Dia menunjukkan pertama kali hasil kreasi label tersebut pada 1984. Kors menyebut desainnya estetik sebagai campuran antara Jackie Kennedy dan Elizabeth Taylor yang menurut ibunya, Joan, mirip neneknya.
Kors menjelaskan, saat umur lima tahun, dia telah mendesain ulang pakaian pernikahan ibunya. "Saat Kors memberikan saran desain, semua orang mendengarkan," papar Joan, ibu Kors. Namun, bukan hanya cerita pujian yang dialami Kors. Dia mengaku pernah diejek saat berada di luar rumah dan dipanggil dengan berbagai sebutan yang kurang baik.
Dia mengaku mengalami masa-masa sulit saat tumbuh dewasa. Untungnya dia sangat didukung oleh keluarganya di rumah. Dia lebih suka menggambar dibandingkan berolahraga di sekolah. Itulah yang membuat anak-anak lain mengejeknya.
Dan kini, Kors mengaku ingin membantu anak-anak lain melalui masa sulit seperti itu dengan baik. Dia pun terlibat dalam It Gets Better Project dan berharap dapat membantu anak muda yang sedang berjuang. "Biarkan mereka tahu, ada cahaya di ujung terowongan," kata Kors.
Meski menghadapi banyak ejekan, Kors tetap percaya diri. Dia pun membuka toko pertamanya pada umur 11 tahun. Dia menjelaskan bahwa toko itu disebut Iron Butterfly Boutique dan berada di ruangan bawah tanah rumah ibunya. "Saya sangat suka kerajinan. Jadi, saya membuat berbagai lilin indah. Saya membuat tas kulit yang dijahit. Saya membuat gelang tembaga," paparnya.
"Saya membuat berbagai hal di ruang bawah tanah rumah kami di pinggiran, dan saya mengundang semua anak dari rumah tetangga untuk datang dan saya menjual semuanya dalam sepekan," tambah Kors.
Jika pada era 1970-an adalah masa bagi Kors untuk memikirkan estetika, pada 1990-an Kors mulai berpikir soal bisnis. Meski demikian, krisis keuangan mempengaruhi bisnisnya. "Ini efek domino. Dan kemudian hal selanjutnya Anda tahu, ini semua tentang mimpi buruk bagi saya," kata dia.
Pada 1993, perusahaan Kors mengajukan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan Italia memutuskan berhenti menjual pakaian murah Kors. Namun bukannya menyerah, Kors malah menata ulang bisnisnya.
Berkat kepiawaiannya, dia mampu mendapatkan donatur untuk mengembangkan kembali bisnisnya. Pada 1997, Kors mendapatkan investor LVMH. Dengan dukungan keuangan dan bisnis dari grup barang mewah itu, Kors meluncurkan lini produk murah.
Sebagai bagian dari keluarga LVMH, Kors diminta mendesain untuk label lain dalam grup itu yakni Celine. Dia semakin terkenal untuk pakaian olahraga mewah yang dia bawa untuk label Prancis itu.
Pada 1998, dia menjadi direktur kreatif Celine dan berperan mengubah label tersebut. Pada 2003, Sportwear Holdings Ltd membeli saham mayoritas di perusahaan Kors. Dia pun meninggalkan Celine pada 2004 agar dapat lebih fokus pada merek yang menggunakan namanya. (Syarifuddin)
Kors memang punya passion di dunia fashion sejak kecil. Dia bahkan mulai mendesain pakaian saat masih kecil. Dan sejak saat itulah, berkat talenta dan kegigihannya, Kors mampu mengubah minatnya tersebut menjadi perusahaan fashion dunia. Kini perusahaan miliknya turut menyumbang kekayaannya mencapai USD600 juta pada 2018.
Pada Desember 2011, Kors mengubah bisnisnya menjadi perusahaan publik yang diperdagangkan dan bernilai USD3,5 miliar. Saat itu nilai perusahaan Kors menjadi penawaran saham perdana (IPO) terbesar di bidang fashion. Saat konsultan fashion, Fern Mallis bertanya kepada Kors tentang apa yang dia pikirkan tentang prestasi bisnisnya, Kors pun menjawab, "Jaga matamu di bola dan lakukan apa yang Anda bisa lakukan dan lakukanlah dengan baik."
Perusahaan Kors pun terus merangsek maju. Pada 2018, misalnya, perusahaan Michael Kors Holding yang mengelola Michael Kors dan merek sepatu mewah Jimmy Choo, mengumumkan akuisisi baru: Versace. Dengan akuisisi ini, perusahaan itu mengubah namanya menjadi Capri Holdings.
Meski Michael Kors adalah merek pakaian yang ada sejak 1981, desainernya memiliki kisah sejak 1959. Ceritanya dimulai di Merrick, Long Island, tempat dia lahir dengan nama Karl Anderson Jr. Saat wawancara dengan majalah People pada 1991, dia mengaku mengubah namanya saat ibunya menikahi Bill Kors. "Ibu saya bilang, 'Anda mendapatkan nama terakhir baru, jadi mengapa Anda tidak mengambil nama pertama baru?" tutur dia.
Kors memang mumpuni di bidang fashion. Apalagi, dia banyak menimba ilmu soal fashion. Kors bersekolah di Sekolah Menengah Atas Kennedy hingga 1977 saat dia mulai belajar di Fashion Institute of Technology, New York City. Setelah sembilan bulan sekolah fashion, dia pun keluar untuk menjual pakaian desainnya sendiri di Lothar's, toko di Manhattan.
Suatu hari saat Kors mendesain jendela toko di Lothar's di Dawn Mello, direktur fashion Bergdorf Goodman mendekati jendela dan bertanya siapa yang mendesain pakaian-pakaian itu. Kors mengakui yang mendesain pakaian itu. Dawn Mello pun kemudian membantu mengembangkan lini bisnis pertamanya yang kemudian dijual di Bergdorf.
Pada 1981, Kors memulai labelnya. Dia menunjukkan pertama kali hasil kreasi label tersebut pada 1984. Kors menyebut desainnya estetik sebagai campuran antara Jackie Kennedy dan Elizabeth Taylor yang menurut ibunya, Joan, mirip neneknya.
Kors menjelaskan, saat umur lima tahun, dia telah mendesain ulang pakaian pernikahan ibunya. "Saat Kors memberikan saran desain, semua orang mendengarkan," papar Joan, ibu Kors. Namun, bukan hanya cerita pujian yang dialami Kors. Dia mengaku pernah diejek saat berada di luar rumah dan dipanggil dengan berbagai sebutan yang kurang baik.
Dia mengaku mengalami masa-masa sulit saat tumbuh dewasa. Untungnya dia sangat didukung oleh keluarganya di rumah. Dia lebih suka menggambar dibandingkan berolahraga di sekolah. Itulah yang membuat anak-anak lain mengejeknya.
Dan kini, Kors mengaku ingin membantu anak-anak lain melalui masa sulit seperti itu dengan baik. Dia pun terlibat dalam It Gets Better Project dan berharap dapat membantu anak muda yang sedang berjuang. "Biarkan mereka tahu, ada cahaya di ujung terowongan," kata Kors.
Meski menghadapi banyak ejekan, Kors tetap percaya diri. Dia pun membuka toko pertamanya pada umur 11 tahun. Dia menjelaskan bahwa toko itu disebut Iron Butterfly Boutique dan berada di ruangan bawah tanah rumah ibunya. "Saya sangat suka kerajinan. Jadi, saya membuat berbagai lilin indah. Saya membuat tas kulit yang dijahit. Saya membuat gelang tembaga," paparnya.
"Saya membuat berbagai hal di ruang bawah tanah rumah kami di pinggiran, dan saya mengundang semua anak dari rumah tetangga untuk datang dan saya menjual semuanya dalam sepekan," tambah Kors.
Jika pada era 1970-an adalah masa bagi Kors untuk memikirkan estetika, pada 1990-an Kors mulai berpikir soal bisnis. Meski demikian, krisis keuangan mempengaruhi bisnisnya. "Ini efek domino. Dan kemudian hal selanjutnya Anda tahu, ini semua tentang mimpi buruk bagi saya," kata dia.
Pada 1993, perusahaan Kors mengajukan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan Italia memutuskan berhenti menjual pakaian murah Kors. Namun bukannya menyerah, Kors malah menata ulang bisnisnya.
Berkat kepiawaiannya, dia mampu mendapatkan donatur untuk mengembangkan kembali bisnisnya. Pada 1997, Kors mendapatkan investor LVMH. Dengan dukungan keuangan dan bisnis dari grup barang mewah itu, Kors meluncurkan lini produk murah.
Sebagai bagian dari keluarga LVMH, Kors diminta mendesain untuk label lain dalam grup itu yakni Celine. Dia semakin terkenal untuk pakaian olahraga mewah yang dia bawa untuk label Prancis itu.
Pada 1998, dia menjadi direktur kreatif Celine dan berperan mengubah label tersebut. Pada 2003, Sportwear Holdings Ltd membeli saham mayoritas di perusahaan Kors. Dia pun meninggalkan Celine pada 2004 agar dapat lebih fokus pada merek yang menggunakan namanya. (Syarifuddin)
(nfl)