BI Bantah Rupiah Melemah Karena Aksi Demo Mahasiswa
BI Bantah Rupiah Melemah Karena Aksi Demo Mahasiswa
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membantah pelemahan rupiah pada hari ini disebabkan oleh memanasnya tensi politik di dalam negeri. Seperti diketahui, saat ini di berbagai daerah di Indonesia mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menolak sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang akan disahkan DPR.
"Jangan disimpulkan seperti itu kita terus pantau pasar saat ini," ujar Direktur Eksekutif Komunikas BI Onny Widjarnako saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Sebagai informasi, tak hanya pasar modal yang mengalami pelemahan, rupiah pun terkoreksi serta pasar obligasi mengalami penurunan imbal hasil. Hingga akhir sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun makin dalam 1,1% (70 poin) ke 6.136,2. Sementara rupiah pada pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp14.100 per USD atau terdepresiasi 15 poin (0,11%) dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.085.
Menurut Onny, BI masih terus mengevaluasi gerakan rupiah yang saat ini tengah melemah. "Kita akan evaluasi terus dan kita juga akan terus memantau pasar," tegas Onny.
Sementara, Ekonom Indef Bhima Yudisthira sebelumnya menilai panasnya kondisi politik di Tanah Air sebagai penyebab terguncangnya pasar keuangan saat ini. "Faktor utamanya lebih ke instabilitas politik dengan adanya penolakan terhadap berbagai rancangan undang-undang (RUU) dan khususnya Undang-Undang (UU) KPK," ujar Bhima.
"Jangan disimpulkan seperti itu kita terus pantau pasar saat ini," ujar Direktur Eksekutif Komunikas BI Onny Widjarnako saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Sebagai informasi, tak hanya pasar modal yang mengalami pelemahan, rupiah pun terkoreksi serta pasar obligasi mengalami penurunan imbal hasil. Hingga akhir sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun makin dalam 1,1% (70 poin) ke 6.136,2. Sementara rupiah pada pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp14.100 per USD atau terdepresiasi 15 poin (0,11%) dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.085.
Menurut Onny, BI masih terus mengevaluasi gerakan rupiah yang saat ini tengah melemah. "Kita akan evaluasi terus dan kita juga akan terus memantau pasar," tegas Onny.
Sementara, Ekonom Indef Bhima Yudisthira sebelumnya menilai panasnya kondisi politik di Tanah Air sebagai penyebab terguncangnya pasar keuangan saat ini. "Faktor utamanya lebih ke instabilitas politik dengan adanya penolakan terhadap berbagai rancangan undang-undang (RUU) dan khususnya Undang-Undang (UU) KPK," ujar Bhima.
(fjo)
Explore More