Pertamina Bangun Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala Rp1,3 Miliar
A
A
A
BALI - PT Pertamina (Persero) melalui program bantuan sosial (corporate social responcibility/CSR) membangun Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Kolok Bengkala senilai Rp1,3 miliar. Tujuan dari pembangunan KEM Kolok Bengkala untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar supaya lebih maju dan mandiri.
“Pembangunan Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala merupakan komitmen Pertamina mewujudkan masyarakat lebih maju, mandiri dan sejahtera, sekaligus meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan masyarakat,” ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V Rustam Aji, di Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala, Buleleng, Bali, Kamis (26/9/2019).
Menurut dia pembangunan KEM Kolok Bengkala secara bertahap telah dimulai sejak 2015 lalu. Untuk pertama kalinya KEM Kolok Bengkala dibangun di atas lahan seluas 3 hektar (ha) di Dusun Kelodan lalu dibangun lagi di Dusun Banjar Kajanan.
Fasilitas saranan dan prasarana yang dibangun perusahaan antara lain gazebo, balai tenun, dapur, rumah adat, rumah pemilik lahan, kamar mandi, sumur penampung air, kandang-kandang untuk hewan ternak dan lahan untuk menanam sayur di musim penghujan. Pertamina juga membangun dua buah embung besar sebagai sumber air bersih, sarana ibadah, balai warga serta rumah layak huni bagi Komunitas Kolok.
“Pertamina juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan seperti pembuatan kain tenun Bengkala, pelatihan produksi jamu Sari Kunyit Bengkala, pelatihan batik lukis Bengkala dan pelatihan sebagai kearifan lokal seperti pembuatan dupa dan piring Bali,” tuturnya.
Tidak hanya itu, di desa yang sebagian warganya bisu dan tuli ini, Pertamina juga turut serta mengentaskan buta huruf dengan program Aksara Kolok Kelih bagi komunitas kolok yang sudah dewasa serta program pendidikan SMP pra inklusi yang diperuntukkan bagi pelajar. Saat ini, KEM Kolok Bengkala telah melahirkan para penenun dari komunitas kolok yang berhasil membuat kain tenun Bengkala, Nundeka dan sudah dikenal hingga ke mancanegara.
Komunitas Kolok pun telah mampu menghasilkan berbagai produk unggulan seperti Ingke atau piring Bali yang berbahan dasar lidi dan dupa harum dari abu dingin. KEM Kolok Bengkala telah menjadi wadah pegembangan ekonomi bukan hanya bagi komunitas Kolok saja tetapi juga masyarakat Desa Bengkala serta desa-desa di sekitarnya.
Tak berhenti disitu, KEM Kolok Bengkala juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara serta kerap menjadi tempat studi banding para pemerhati seni dan budaya serta pemerhati bahasa aseli kolok dari berbagai negara. Mengingat Desa Bengkala yang berpenduduk 3000 orang ini, merupakan desa adat yang unik, karena memiliki komunitas kolok yakni dalam bahas Bali artinya tuli dan bisu.
Bengkala pun akhirnya terkenal sebagai desa yang memiliki komunitas kolok yang unik di dunia, karena memiliki bahasa isyarat sendiri yang berbeda dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BSI) maupun International Sign Language (ISL). “KEM Kolok Bengkala, diharapkan menjadi role model pengembangan masyarakat adat, dengan tetap mempertahankan keunikan dan kearifan lokal,” tutur Rustam.
Sementara, Koordinator Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala I Ketut Kanta berharap dukungan Pertamina terus berkesinambungan baik berupa pendampingan binaan maupun sarana dan prasarana. Pasalnya dengan hadirnya KEM Kolok Bengkala binaan Pertamina ini ekonomi masyarakat menjadi lebih maju dan mandiri khususnya bagi warga bisu dan tuli.
“Misalnya saja pembuatan kain tenun sudah meningkat pesat dan kebanyakan dibeli oleh wisatawan asing yang datang ke KEM Kolok Bengkala,” kata dia.
Hanya saja, pihaknya berharap ke depan Pertamina memberikan pendampingan kembali terkait strategi pemasarannya supaya penjualan tenun lebih meningkat. Misalnya terkait pembuatan kemasan hingga memasarkan di media sosial. “Harapannya dengan dukungan pembinaan pemasaran dari Pertamina khususnya masyarakat tuli bisu bisa lebih berkembang, karena kendala saat ini terkait pemasaran,” ungkapnya.
“Pembangunan Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala merupakan komitmen Pertamina mewujudkan masyarakat lebih maju, mandiri dan sejahtera, sekaligus meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan masyarakat,” ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V Rustam Aji, di Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala, Buleleng, Bali, Kamis (26/9/2019).
Menurut dia pembangunan KEM Kolok Bengkala secara bertahap telah dimulai sejak 2015 lalu. Untuk pertama kalinya KEM Kolok Bengkala dibangun di atas lahan seluas 3 hektar (ha) di Dusun Kelodan lalu dibangun lagi di Dusun Banjar Kajanan.
Fasilitas saranan dan prasarana yang dibangun perusahaan antara lain gazebo, balai tenun, dapur, rumah adat, rumah pemilik lahan, kamar mandi, sumur penampung air, kandang-kandang untuk hewan ternak dan lahan untuk menanam sayur di musim penghujan. Pertamina juga membangun dua buah embung besar sebagai sumber air bersih, sarana ibadah, balai warga serta rumah layak huni bagi Komunitas Kolok.
“Pertamina juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan seperti pembuatan kain tenun Bengkala, pelatihan produksi jamu Sari Kunyit Bengkala, pelatihan batik lukis Bengkala dan pelatihan sebagai kearifan lokal seperti pembuatan dupa dan piring Bali,” tuturnya.
Tidak hanya itu, di desa yang sebagian warganya bisu dan tuli ini, Pertamina juga turut serta mengentaskan buta huruf dengan program Aksara Kolok Kelih bagi komunitas kolok yang sudah dewasa serta program pendidikan SMP pra inklusi yang diperuntukkan bagi pelajar. Saat ini, KEM Kolok Bengkala telah melahirkan para penenun dari komunitas kolok yang berhasil membuat kain tenun Bengkala, Nundeka dan sudah dikenal hingga ke mancanegara.
Komunitas Kolok pun telah mampu menghasilkan berbagai produk unggulan seperti Ingke atau piring Bali yang berbahan dasar lidi dan dupa harum dari abu dingin. KEM Kolok Bengkala telah menjadi wadah pegembangan ekonomi bukan hanya bagi komunitas Kolok saja tetapi juga masyarakat Desa Bengkala serta desa-desa di sekitarnya.
Tak berhenti disitu, KEM Kolok Bengkala juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara serta kerap menjadi tempat studi banding para pemerhati seni dan budaya serta pemerhati bahasa aseli kolok dari berbagai negara. Mengingat Desa Bengkala yang berpenduduk 3000 orang ini, merupakan desa adat yang unik, karena memiliki komunitas kolok yakni dalam bahas Bali artinya tuli dan bisu.
Bengkala pun akhirnya terkenal sebagai desa yang memiliki komunitas kolok yang unik di dunia, karena memiliki bahasa isyarat sendiri yang berbeda dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BSI) maupun International Sign Language (ISL). “KEM Kolok Bengkala, diharapkan menjadi role model pengembangan masyarakat adat, dengan tetap mempertahankan keunikan dan kearifan lokal,” tutur Rustam.
Sementara, Koordinator Kawasan Ekonomi Masyarakat Kolok Bengkala I Ketut Kanta berharap dukungan Pertamina terus berkesinambungan baik berupa pendampingan binaan maupun sarana dan prasarana. Pasalnya dengan hadirnya KEM Kolok Bengkala binaan Pertamina ini ekonomi masyarakat menjadi lebih maju dan mandiri khususnya bagi warga bisu dan tuli.
“Misalnya saja pembuatan kain tenun sudah meningkat pesat dan kebanyakan dibeli oleh wisatawan asing yang datang ke KEM Kolok Bengkala,” kata dia.
Hanya saja, pihaknya berharap ke depan Pertamina memberikan pendampingan kembali terkait strategi pemasarannya supaya penjualan tenun lebih meningkat. Misalnya terkait pembuatan kemasan hingga memasarkan di media sosial. “Harapannya dengan dukungan pembinaan pemasaran dari Pertamina khususnya masyarakat tuli bisu bisa lebih berkembang, karena kendala saat ini terkait pemasaran,” ungkapnya.
(akr)