Akhir September, IHSG Tumbang ke 6.169
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir September, Senin (30/9/2019) ditutup tumbang 27,79 poin atau 0,45% ke level 6.169,10.
Awal perdagangan, IHSG dibuka menurun sebanyak 20,70 poin atau 0,33% ke level 6.176,18. Sepanjang Senin ini, IHSG diperdagangkan di kisaran 6.152,50-6.195,73.
Dari 590 saham yang diperdagangkan, 274 tertekan, 132 stagnan, dan 184 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp8,71 triliun dari 20,84 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing -Rp68,91 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,10 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,03 triliun.
Tumbangnya IHSG di akhir September ini karena sentimen lokal dan internasional. Dari dalam negeri, demonstrasi mahasiswa menolak RKUHP, berita kebakaran hutan dan lahan, dan situasi politik di Papua menjadi sentimen negatif terhadap IHSG.
Dari luar negeri, lembaga pemeringkat utang global, Moody's dalam riset terbarunya melaporkan risiko perbankan di Asia Pasifik akan meningkat, seiring dengan kelemahan kemampuan perusahaan membayar utang.
Sementara itu, pasar saham Asia bergelombang pada Senin ini, merespon data manufaktur China bulan September yang lebih baik dari perkiraan. Melansir dari Reuters, data manufaktur China bulan September tumbuh 51,4, lebih tinggi dari perkiraan 50,2. Hasil ini lebih baik dari Agustus lalu sebesar 50,4.
Meski meraih hasil positif, ekonomi China masih dibayangi memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat. Dimana Gedung Putih berencana membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua investasi AS di perusahaan-perusahaan China.
Melansir dari CNBC, Senin (30/9/2019), kondisi ini membuat bursa saham China tergelincir, dengan Shanghai turun 0,92% menjadi 2.905,19 dan Shenzhen jatuh 1,058% menjadi 1.595,21. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,52%, pada jam terakhir perdagangannya, karena saham Budweiser melonjak 3% dalam IPO di bursa Hong Kong pada Senin ini.
Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 0,56% menjadi 21.755,84 karena saham kelas berat Softbank Group anjlok 2,62%. Topix juga turun 1,03% ke level 1.587,80. Kospi Korea Selatan naik 0,64% menjadi 2.063,05, dan ASX 200 Australia menutup perdagangan dengan turun 0,41% di level 6.688,30.
Awal perdagangan, IHSG dibuka menurun sebanyak 20,70 poin atau 0,33% ke level 6.176,18. Sepanjang Senin ini, IHSG diperdagangkan di kisaran 6.152,50-6.195,73.
Dari 590 saham yang diperdagangkan, 274 tertekan, 132 stagnan, dan 184 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp8,71 triliun dari 20,84 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing -Rp68,91 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,10 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,03 triliun.
Tumbangnya IHSG di akhir September ini karena sentimen lokal dan internasional. Dari dalam negeri, demonstrasi mahasiswa menolak RKUHP, berita kebakaran hutan dan lahan, dan situasi politik di Papua menjadi sentimen negatif terhadap IHSG.
Dari luar negeri, lembaga pemeringkat utang global, Moody's dalam riset terbarunya melaporkan risiko perbankan di Asia Pasifik akan meningkat, seiring dengan kelemahan kemampuan perusahaan membayar utang.
Sementara itu, pasar saham Asia bergelombang pada Senin ini, merespon data manufaktur China bulan September yang lebih baik dari perkiraan. Melansir dari Reuters, data manufaktur China bulan September tumbuh 51,4, lebih tinggi dari perkiraan 50,2. Hasil ini lebih baik dari Agustus lalu sebesar 50,4.
Meski meraih hasil positif, ekonomi China masih dibayangi memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat. Dimana Gedung Putih berencana membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua investasi AS di perusahaan-perusahaan China.
Melansir dari CNBC, Senin (30/9/2019), kondisi ini membuat bursa saham China tergelincir, dengan Shanghai turun 0,92% menjadi 2.905,19 dan Shenzhen jatuh 1,058% menjadi 1.595,21. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,52%, pada jam terakhir perdagangannya, karena saham Budweiser melonjak 3% dalam IPO di bursa Hong Kong pada Senin ini.
Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 0,56% menjadi 21.755,84 karena saham kelas berat Softbank Group anjlok 2,62%. Topix juga turun 1,03% ke level 1.587,80. Kospi Korea Selatan naik 0,64% menjadi 2.063,05, dan ASX 200 Australia menutup perdagangan dengan turun 0,41% di level 6.688,30.
(ven)