Pertanian Jadi Salah Satu Prioritas Nasional, Ini Tantangannya

Senin, 30 September 2019 - 20:31 WIB
Pertanian Jadi Salah Satu Prioritas Nasional, Ini Tantangannya
Pertanian Jadi Salah Satu Prioritas Nasional, Ini Tantangannya
A A A
JAKARTA - Sektor pertanian menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2045. Hal ini nantinya akan dilaksanakan melalui proyek prioritas yaitu jaminan usaha dan korporatisasi petani dan nelayan.
Namun, meski sektor pertanian menjadi salah satu prioritas, masih banyak tantangan yang harus dihadapi di sektor tersebut. Salah satunya adalah meningkatkan kinerja ekspor sektor tersebut. Tercatat, pada tahun 2018, total ekspor komoditas pertanian Indonesia mencapai USD23,86 miliar, turun sekitar 10,19% dibandingkan pada tahun 2017.

"Dari tahun 2017 hingga 2019, kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDB juga mengalami penurunan. Meskipun, kontribusi subsektor perikanan dan hortikultura mengalami peningkatan," ujar Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik(BPS) Eka Chandra Buana dalam diskusi publik bertajuk "Potret Pembangunan di Era Jokowi" yang digelar Lembaga Survei KedaiKOPI di Jakarta, Senin(30/9/2019).

Selain itu, Eka menjelaskan bahwa kapasitas produksi pangan semakin menurun. Hal ini, jelas dia, disebabkan lahan yang semakin terbatas, dan upaya perluasan lahan masih terkendala dan kesuburan pun menurun.

"Sistem irigasi kita juga belum terpadu, kerusakan jaringan cenderung tinggi, dan masih ada perubahan iklim dan cuaca yang tidak stabil. Produktivitas kita stagnan dengan infrastruktur pertanian yang masih terbatas ini, selain itu, SDM petani makin terbatas dengan struktur demografinya yang makin menua," jelas Eka.

Di sisi lain, permintaan pangan semakin meningkat. Penduduk Indonesia tumbuh secara positif 1,1% per tahun, dan permintaan untuk non-pangan seperti pakan dan bio-energi juga meningkat. Jenis permintaan pangan, lanjut Eka, semakin beragam karena pola konsumsi individu berubah, karbohidrat menurun sementara protein meningkat. Adanya urbanisasi juga mendorong permintaan pangan olahan meningkat.

"Kualitas permintaan pangan juga dituntut semakin sehat dan aman, hal ini didorong oleh tingkat pendapatan, pendidikan, dan pengetahuan gizi yang semakin meningkat," tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5180 seconds (0.1#10.140)