KCI Mengaku Alami Banyak Kerugian Akibat Aksi Demonstrasi
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengaku mengalami banyak kerugian akibat aksi demonstrasi yang terjadi beberapa waktu terakhir. Pasalnya, kerap kali aksi para demonstran mengganggu kegiatan operasional kereta rel listrik (KRL).
Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti mengatakan, aksi demonstrasi telah mengganggu perjalanan KRL yang sehari biasanya mencapai 958 perjalanan.
"Yang pasti dampak itu ada. Contohnya di Stasiun Palmerah kondisinya sudah tidak kondusif ya yang dari arah barat seperti Rangkas, Parung, Serpong, kami berhentikan hanya sampai Kebayoran," ujarnya Wiwik di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Dia menambahkan, Stasiun Palmerah yang dekat dengan Gedung DPR dan MPR seringkali terhenti kegiatan operasionalnya. Pasalnya, para demonstran sampai masuk ke dalam stasiun untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian.
"Untuk yang masuk pun sudah tidak mungkin, karena menuju Tanah Abang itu ada dua perlintasan, tempat keramaian dan kericuhannya ada di situ," ucapnya.
KCI pun harus menanggung biaya akibat fasilitas stasiun yang rusak. Namun hingga sejauh ini kerusakan tidak terjadi pada badan KRL karena begitu situasi tidak kondusif pihaknya sigap menghentikan perjalanan di stasiun terdekat.
"Ya ditanggung KCI. Jadi semuanya yang rusak, misalnya ada kaca pecah dan sebagainya ya harus kami ganti untuk pelayanan, itu saja," jelasnya.
Wiwik mengatakan, pihaknya akan mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang dengan mencermati kondisi demonstrasi serta menyiapkan personel-personel keamanan.
"Jadi kami punya 100 orang BKO ya bantuan marinir ditambah dengan polisi khusus yang dari Daop 1 dan dari pengamanan internal KCI juga ada. Tapi kalau dirasakan kurang, misalnya ada yang perlu di-back up di Stasiun Palmerah dari daerah-daerah yang kira-kira kondusif dipindahkan ke sana. Dari Daop 1 ini akhirnya ditambah juga dengan penggunaaan polisi," tandasnya.
Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti mengatakan, aksi demonstrasi telah mengganggu perjalanan KRL yang sehari biasanya mencapai 958 perjalanan.
"Yang pasti dampak itu ada. Contohnya di Stasiun Palmerah kondisinya sudah tidak kondusif ya yang dari arah barat seperti Rangkas, Parung, Serpong, kami berhentikan hanya sampai Kebayoran," ujarnya Wiwik di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Dia menambahkan, Stasiun Palmerah yang dekat dengan Gedung DPR dan MPR seringkali terhenti kegiatan operasionalnya. Pasalnya, para demonstran sampai masuk ke dalam stasiun untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian.
"Untuk yang masuk pun sudah tidak mungkin, karena menuju Tanah Abang itu ada dua perlintasan, tempat keramaian dan kericuhannya ada di situ," ucapnya.
KCI pun harus menanggung biaya akibat fasilitas stasiun yang rusak. Namun hingga sejauh ini kerusakan tidak terjadi pada badan KRL karena begitu situasi tidak kondusif pihaknya sigap menghentikan perjalanan di stasiun terdekat.
"Ya ditanggung KCI. Jadi semuanya yang rusak, misalnya ada kaca pecah dan sebagainya ya harus kami ganti untuk pelayanan, itu saja," jelasnya.
Wiwik mengatakan, pihaknya akan mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang dengan mencermati kondisi demonstrasi serta menyiapkan personel-personel keamanan.
"Jadi kami punya 100 orang BKO ya bantuan marinir ditambah dengan polisi khusus yang dari Daop 1 dan dari pengamanan internal KCI juga ada. Tapi kalau dirasakan kurang, misalnya ada yang perlu di-back up di Stasiun Palmerah dari daerah-daerah yang kira-kira kondusif dipindahkan ke sana. Dari Daop 1 ini akhirnya ditambah juga dengan penggunaaan polisi," tandasnya.
(fjo)