Sinar Mas Agribusiness and Food Gelar Replanting Kelapa Sawit Petani Plasma
A
A
A
JAKARTA - Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Lestari, PT BRI Agroniaga, Tbk serta Badan Pengelola Dana Perkebunan-Kelapa Sawit (BPDP-KS), Sinar Mas Agribusiness and Food melalui anak usahanya yang beroperasi di wilayah Riau, PT Ramajaya Pramukti menggelar penanaman kembali (replanting) perdana program peremajaan kebun kelapa sawit. Ini merupakan tindak-lanjut dari penandatanganan perjanjian kerja sama pada Februari lalu.
Perjanjian mengatur pemberian dana hibah peremajaan kebun kelapa sawit dengan total lebih dari Rp8 miliar dari BPDP-KS kepada petani kelapa sawit anggota KUD. Tahap pertama peremajaan telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektare (145 petani) dari total 32.000 hektare kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau, Franciscus Costan, mengatakan, saat ini tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua dan pohon sudah terlalu tinggi. Sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup tinggi.
"Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku," kata Franciscus Costan di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Selain itu, sambung dia, petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit.
Program replanting merupakan bentuk dari komitmen perusahaan guna mendukung industri kelapa sawit yang sukses dan berkelanjutan. Kesuksesan para petani dianggap sebagai kesuksesan perusahaan.
Franciscus mengutarakan, manfaat yang besar akan didapatkan oleh para petani plasma jika mereka segera bergabung dalam program ini. Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (minyak sawit mentah) relatif rendah dan mereka dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga.
Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food. "Para petani tak perlu ragu untuk segera mengikuti program replanting ini, karena jika mereka cepat gabung, cepat untung," pinta Franciscus.
Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Rusman Heriawan, berharap, penanaman kembali perdana ini bisa jadi momentum awal bagi kemitraan strategis karena program peremajaan sawit yang dimulai sejak 2016 masih kurang optimal. "Semoga ini jadi contoh kemitraan strategis, dicontoh perusahaan lain untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat," harapnya.
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyambut baik terealisasinya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit itu sebagai upaya menjaga sawit sebagai komoditas strategis nasional tetap berkelanjutan.
"Kami sangat mendukung terlaksananya program ini dan tentu saja dukungan dari pihak perusahaan swasta sebagai mitra petani sangatlah penting. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian para petani dalam praktik budidaya kelapa sawit, dan memperbaiki kesejahteraan hidup mereka," ungkapnya.
Sementara itu, petani plasma sekaligus Ketua KUD Makmur Lestari, Sudirman, menjelaskan, kelapa sawit merupakan tulang punggung ekonomi para petani. "Peremajaan kebun memerlukan biaya yang besar. Dana hibah dari BPDP-KS untuk program ini sangat membantu petani khususnya anggota KUD. Hal ini tak terlepas dari peran perusahaan sebagai mitra usaha strategis yang memfasilitasi dan melakukan pendampingan proses pengajuan hingga mendapatkan dana hibah tersebut," kata Sudirman.
Perjanjian mengatur pemberian dana hibah peremajaan kebun kelapa sawit dengan total lebih dari Rp8 miliar dari BPDP-KS kepada petani kelapa sawit anggota KUD. Tahap pertama peremajaan telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektare (145 petani) dari total 32.000 hektare kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau, Franciscus Costan, mengatakan, saat ini tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua dan pohon sudah terlalu tinggi. Sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup tinggi.
"Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku," kata Franciscus Costan di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Selain itu, sambung dia, petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit.
Program replanting merupakan bentuk dari komitmen perusahaan guna mendukung industri kelapa sawit yang sukses dan berkelanjutan. Kesuksesan para petani dianggap sebagai kesuksesan perusahaan.
Franciscus mengutarakan, manfaat yang besar akan didapatkan oleh para petani plasma jika mereka segera bergabung dalam program ini. Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (minyak sawit mentah) relatif rendah dan mereka dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga.
Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food. "Para petani tak perlu ragu untuk segera mengikuti program replanting ini, karena jika mereka cepat gabung, cepat untung," pinta Franciscus.
Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Rusman Heriawan, berharap, penanaman kembali perdana ini bisa jadi momentum awal bagi kemitraan strategis karena program peremajaan sawit yang dimulai sejak 2016 masih kurang optimal. "Semoga ini jadi contoh kemitraan strategis, dicontoh perusahaan lain untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat," harapnya.
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyambut baik terealisasinya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit itu sebagai upaya menjaga sawit sebagai komoditas strategis nasional tetap berkelanjutan.
"Kami sangat mendukung terlaksananya program ini dan tentu saja dukungan dari pihak perusahaan swasta sebagai mitra petani sangatlah penting. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian para petani dalam praktik budidaya kelapa sawit, dan memperbaiki kesejahteraan hidup mereka," ungkapnya.
Sementara itu, petani plasma sekaligus Ketua KUD Makmur Lestari, Sudirman, menjelaskan, kelapa sawit merupakan tulang punggung ekonomi para petani. "Peremajaan kebun memerlukan biaya yang besar. Dana hibah dari BPDP-KS untuk program ini sangat membantu petani khususnya anggota KUD. Hal ini tak terlepas dari peran perusahaan sebagai mitra usaha strategis yang memfasilitasi dan melakukan pendampingan proses pengajuan hingga mendapatkan dana hibah tersebut," kata Sudirman.
(fjo)