Konferensi SDGs 2019 untuk Tingkatkan Komitmen Seluruh Stakeholder
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Eksekutif UN ESCAP Armida Alisjahbana dalam konferensi tujuan pembangunan berkelanjutan menyampaikan perkembangan kemajuan pelaksanaan SDGs, terutama Tujuan 14, yaitu ekosistem lautan di tingkat regional.
Selain Armida, pakar lain yang membagikan pengalaman dan pengetahuannya adalah pakar ekonomi kelautan Andre Rodriguez de Aquino yang menyampaikan perspektifnya tentang pengembangan laut dalam kacamata global. Akademisi Luky Adrianto menyampaikan dalam konteks Indonesia.
Dari sektor bisnis, CEO Unilever menyampaikan pengalaman pelaksanaan SDGs dalam integrasi bisnis modelnya. Berbagai inisiatif nasional dan lokal oleh masyarakat tentang pengembangan ekosistem lautan juga disampaikan dalam konferensi ini, baik melalui plenary maupun breakout sessions.
Peran santri dalam pelestarian pesisir dan lautan menjadi topik yang turut dikemukakan di SDGs Annual Conference 2019. Santri juga memiliki komitmen kuat dalam membangun kemaritiman serta mendorong penguatan pesantren di seluruh Indonesia.
Konferensi dibuka dengan arahan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang menekankan pentingnya pelaksanaan prinsip inklusif dalam pencapaian SDGs dan peran para santri terutama yang berada di wilayah pesisir untuk menjadi bagian pencapaian Tujuan 14.
Kyai Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama menyampaikan peran pondok pesantren sebagai Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam melalui ustadz dan ustadzah dapat menjadi bagian upaya kampanye untuk melakukan pelestarian laut, terumbu karang, hutan bakau dan penggunaan alat penangkap ikan yang tidak merusak.
Selanjutnya dilakukan diskusi panel tentang peran santri dibawakan Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/ BAPPENAS Arifin Rudiyanto, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, dan Ketua Umum Robithoh Ma'ahid Islamiyah PBNU KH Abdul Ghofar Rozin.
Panelis juga membahas perlunya pemahaman pendidikan wawasan maritim, terutama pesantren yang memiliki letak geografis di pesisir pantai, agar dapat mengajak masyarakat sekitar untuk menjaga keseimbangan pesisir pantai dan penguatan ekonomi masyarakat pesisir.
Pembiayaan terintegrasi untuk pencapaian SDGs juga menjadi salah satu topik pembahasan. Menteri Bambang memaparkan tentang kebutuhan pembiayaan untuk SDGs, sementara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan memaparkan pendanaan campuran (blended finance) untuk SDGs.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo memberikan paparan tentang inovasi pembiayaan SDGs untuk pembangunan desa. Berbagai inisiatif dan inovasi pembiayaan dibahas Presiden United in Diversity Marie Pangestu yang sebelumnya menjabat Menteri Perdagangan, lalu Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menyampaikan peta jalan keuangan berkelanjutan dan pendiri Tani Hub yang memperlihatkan sisi pengalaman empiris kebutuhan pembiayaan bagi rakyat kecil.
Keterlibatan pemangku kepentingan selain pemerintah memang sangat perlu dibangun secara terintegrasi, agar pembiayaan dapat secara efektif dan efisien mengakselerasi pencapaian SDGs.
Dalam acara tahunan paling prestisius tentang SDGs yang dihadiri paling tidak 1.500 peserta, diluncurkan pula Roadmap SDGs Menuju 2030. Peta jalan ini menjadi salah satu dokumen SDGs paling penting, memproyeksikan pencapaian SDGs pada 60 indikator terpilih dari 17 Tujuan.
Roadmap SDGs menjadi salah satu rujukan berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional dan daerah hingga 2030. Harapan dari konferensi ini adalah agar semua pihak berkomitmen, bersinergi, bergotong royong, bekerja keras dan maju bersama dalam pembangunan ekosistem lautan dalam konteks pelaksanaan SDGs dalam rangka menghantarkan bangsa sejahtera, maju, berkelanjutan dan bermartabat di dunia.
“Hasil konferensi tahunan ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi percepatan pelaksanaan pencapaian target SDGs dalam agenda pembangunan nasional dan daerah, serta meningkatkan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs di Indonesia. Kami akan menyelenggarakan konferensi ini setiap tahunnya sebagai ajang bagi seluruh platform partisipasi serta masyarakat agar bersama-sama saling berbagi pengetahuan, pembelajaran, dan menghasilkan solusi bersama untuk pembangunan berkelanjutan di negeri kita tercinta sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal,” pungkas Menteri Bambang di Jakarta, Rabu (9/10/10).
Selain Armida, pakar lain yang membagikan pengalaman dan pengetahuannya adalah pakar ekonomi kelautan Andre Rodriguez de Aquino yang menyampaikan perspektifnya tentang pengembangan laut dalam kacamata global. Akademisi Luky Adrianto menyampaikan dalam konteks Indonesia.
Dari sektor bisnis, CEO Unilever menyampaikan pengalaman pelaksanaan SDGs dalam integrasi bisnis modelnya. Berbagai inisiatif nasional dan lokal oleh masyarakat tentang pengembangan ekosistem lautan juga disampaikan dalam konferensi ini, baik melalui plenary maupun breakout sessions.
Peran santri dalam pelestarian pesisir dan lautan menjadi topik yang turut dikemukakan di SDGs Annual Conference 2019. Santri juga memiliki komitmen kuat dalam membangun kemaritiman serta mendorong penguatan pesantren di seluruh Indonesia.
Konferensi dibuka dengan arahan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang menekankan pentingnya pelaksanaan prinsip inklusif dalam pencapaian SDGs dan peran para santri terutama yang berada di wilayah pesisir untuk menjadi bagian pencapaian Tujuan 14.
Kyai Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama menyampaikan peran pondok pesantren sebagai Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam melalui ustadz dan ustadzah dapat menjadi bagian upaya kampanye untuk melakukan pelestarian laut, terumbu karang, hutan bakau dan penggunaan alat penangkap ikan yang tidak merusak.
Selanjutnya dilakukan diskusi panel tentang peran santri dibawakan Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/ BAPPENAS Arifin Rudiyanto, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, dan Ketua Umum Robithoh Ma'ahid Islamiyah PBNU KH Abdul Ghofar Rozin.
Panelis juga membahas perlunya pemahaman pendidikan wawasan maritim, terutama pesantren yang memiliki letak geografis di pesisir pantai, agar dapat mengajak masyarakat sekitar untuk menjaga keseimbangan pesisir pantai dan penguatan ekonomi masyarakat pesisir.
Pembiayaan terintegrasi untuk pencapaian SDGs juga menjadi salah satu topik pembahasan. Menteri Bambang memaparkan tentang kebutuhan pembiayaan untuk SDGs, sementara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan memaparkan pendanaan campuran (blended finance) untuk SDGs.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo memberikan paparan tentang inovasi pembiayaan SDGs untuk pembangunan desa. Berbagai inisiatif dan inovasi pembiayaan dibahas Presiden United in Diversity Marie Pangestu yang sebelumnya menjabat Menteri Perdagangan, lalu Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menyampaikan peta jalan keuangan berkelanjutan dan pendiri Tani Hub yang memperlihatkan sisi pengalaman empiris kebutuhan pembiayaan bagi rakyat kecil.
Keterlibatan pemangku kepentingan selain pemerintah memang sangat perlu dibangun secara terintegrasi, agar pembiayaan dapat secara efektif dan efisien mengakselerasi pencapaian SDGs.
Dalam acara tahunan paling prestisius tentang SDGs yang dihadiri paling tidak 1.500 peserta, diluncurkan pula Roadmap SDGs Menuju 2030. Peta jalan ini menjadi salah satu dokumen SDGs paling penting, memproyeksikan pencapaian SDGs pada 60 indikator terpilih dari 17 Tujuan.
Roadmap SDGs menjadi salah satu rujukan berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional dan daerah hingga 2030. Harapan dari konferensi ini adalah agar semua pihak berkomitmen, bersinergi, bergotong royong, bekerja keras dan maju bersama dalam pembangunan ekosistem lautan dalam konteks pelaksanaan SDGs dalam rangka menghantarkan bangsa sejahtera, maju, berkelanjutan dan bermartabat di dunia.
“Hasil konferensi tahunan ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi percepatan pelaksanaan pencapaian target SDGs dalam agenda pembangunan nasional dan daerah, serta meningkatkan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs di Indonesia. Kami akan menyelenggarakan konferensi ini setiap tahunnya sebagai ajang bagi seluruh platform partisipasi serta masyarakat agar bersama-sama saling berbagi pengetahuan, pembelajaran, dan menghasilkan solusi bersama untuk pembangunan berkelanjutan di negeri kita tercinta sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal,” pungkas Menteri Bambang di Jakarta, Rabu (9/10/10).
(akn)