Jangan Hanya Domestik, RI Harus Siapkan Ekonomi Orientasi Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Indonesia saat ini masih berada di tengah kondisi ekonomi global yang masih mengalami penyesuaian dari berbagai kekuatan ekonomi maupun geopolitik. Dalam kaitan perdagangan internasional, saat ini Indonesia merupakan negara yang angka ekspor dan impornya tidak terlalu besar.
"Situasi tersebut memberikan keuntungan dan kelemahan bagi Indonesia. Negara lain yang memiliki porsi besar dalam perdagangan internasional mungkin sudah terpuruk. Indonesia memang turun pertumbuhannya meski tidak terlalu besar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Indonesia Trade and Investment Summit (ITIS) 2019 di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Tetapi, lanjut dia, manakala ekonomi dunia mulai pulih, negara yang memiliki ekspor besar akan melampaui Indonesia dengan pertumbuhan yang jauh lebih tinggi. Hal ini yang membuat Indonesia tidak boleh terjebak dalam kondisi pertumbuhan seperti saat ini.
Darmin juga menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tidak bisa selamanya berfokus ke dalam, tetapi perlu menjadi ekonomi yang berorientasi ekspor untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi global.
Indonesia, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, selama lima tahun telah membangun banyak infrastruktur, mulai dari jalan, pelabuhan laut dan udara, waduk, Palapa Ring, dan yang lainnya.
"Pembangunan infrastruktur ini membawa benefits dengan membuka konektivitas, melancarkan ekonomi, dan membuat pertumbuhan kita tidak terlalu merosot," jelas Darmin.
Meskipun investasi infrastruktur dominan, Darmin berharap bahwa di periode berikutnya pemerintah tetap akan membangun infrastruktur sebagai prioritas, dengan catatan tidak lagi berfokus pada backbone infrastructure, tetapi menyambungkan backbonenya dengan sentra-sentra ekonomi, kawasan industri dan ekonomi khusus, dan pariwisata strategis.
"Kita juga harus membuat sistem logistik yang lebih efisien dan juga mengembangkan industri berbasis sumber daya alam (SDA)," tambahnya.
Indonesia juga, menurut Darmin, perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia(SDM). Bukan hanya berbasis sains, tetapi pendidikan dan pelatihan vokasi harus ditingkatkan baik pada tingkat BLK, SMK, maupun sekolah dan politeknik. Dengan SDM yang membaik, ujarnya, maka daya saing Indonesia juga akan turut meningkat.
"Kita juga perlu melakukan pembenahan ekosistem investasi melalui omnibus law untuk mempermudah proses investasi dan standarisasi perizinan usaha yang cepat, sederhana, dan terintegrasi. Hal ini juga bisa didukung dengan insentif fiskal seperti tax holiday," tegas Darmin.
"Situasi tersebut memberikan keuntungan dan kelemahan bagi Indonesia. Negara lain yang memiliki porsi besar dalam perdagangan internasional mungkin sudah terpuruk. Indonesia memang turun pertumbuhannya meski tidak terlalu besar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Indonesia Trade and Investment Summit (ITIS) 2019 di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Tetapi, lanjut dia, manakala ekonomi dunia mulai pulih, negara yang memiliki ekspor besar akan melampaui Indonesia dengan pertumbuhan yang jauh lebih tinggi. Hal ini yang membuat Indonesia tidak boleh terjebak dalam kondisi pertumbuhan seperti saat ini.
Darmin juga menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tidak bisa selamanya berfokus ke dalam, tetapi perlu menjadi ekonomi yang berorientasi ekspor untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi global.
Indonesia, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, selama lima tahun telah membangun banyak infrastruktur, mulai dari jalan, pelabuhan laut dan udara, waduk, Palapa Ring, dan yang lainnya.
"Pembangunan infrastruktur ini membawa benefits dengan membuka konektivitas, melancarkan ekonomi, dan membuat pertumbuhan kita tidak terlalu merosot," jelas Darmin.
Meskipun investasi infrastruktur dominan, Darmin berharap bahwa di periode berikutnya pemerintah tetap akan membangun infrastruktur sebagai prioritas, dengan catatan tidak lagi berfokus pada backbone infrastructure, tetapi menyambungkan backbonenya dengan sentra-sentra ekonomi, kawasan industri dan ekonomi khusus, dan pariwisata strategis.
"Kita juga harus membuat sistem logistik yang lebih efisien dan juga mengembangkan industri berbasis sumber daya alam (SDA)," tambahnya.
Indonesia juga, menurut Darmin, perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia(SDM). Bukan hanya berbasis sains, tetapi pendidikan dan pelatihan vokasi harus ditingkatkan baik pada tingkat BLK, SMK, maupun sekolah dan politeknik. Dengan SDM yang membaik, ujarnya, maka daya saing Indonesia juga akan turut meningkat.
"Kita juga perlu melakukan pembenahan ekosistem investasi melalui omnibus law untuk mempermudah proses investasi dan standarisasi perizinan usaha yang cepat, sederhana, dan terintegrasi. Hal ini juga bisa didukung dengan insentif fiskal seperti tax holiday," tegas Darmin.
(ind)