Ini Sederet Tantangan Tim Ekonomi Kabinet Indonesia Maju
A
A
A
JAKARTA - Anggota DPR RI, Said Abdullah mengapresiasi komposisi tim ekonomi Kabinet Indonesia Maju dari Jokowi-Ma'ruf Amin. Said menilai tim ekonomi ini merupakan kombinasi dari profesional dan politikus. Kombinasi yang diharapkan melahirkan sejumlah terobosan baru dalam bidang ekonomi yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai visi ekonomi Presiden Jokowi.
Kendati demikian, dia mengingatkan tim ekonomi baru harus bekerja keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebut dinilai penting mengingat perlambatan ekonomi global masih terus membayangi ekonomi domestik.
"Melihat profil tim ekonomi Kabinet Jokowi-Ma'ruf 2019-2024, harus kerja keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi kita. Sebab, tantangan ekonomi kita tidak hanya datang dari internal tetapi juga eksternal," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini melihat berbagai tantangan yang masih mewarnai perekonomian Indonesia seperti stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka 5%, rendahnya rasio pajak, ancaman defisit perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan (CAD) yang terus melebar, nilai tukar rupiah yang rentan.
Terlebih lagi, tantangan luar negeri mengenai ketidakpastian ekonomi global yang membuat ekspor Indonesia turun. Bahkan, para pelaku usaha global masih menunggu perkembangan perang dagang China dan Amerika Serikat terkait kesepakatan damai dagang fase satu pada November nanti.
"Semuanya adalah pekerjaan rumah yang dihadapi ekonomi Indonesia pemerintah ke depan," katanya.
Namun, dia optimis dengan komposisi kabinet yang baru saja dilantik itu. Maka itu, kekompakan tim ekonomi dalam mendesain kebijakan ekonomi mutlak diperlukan.
Pasalnya, tim kerja yang andal dalam bidang ekonomi menjadi kunci penting untuk mewujudkan visi ekonomi yang telah disampaikan Presiden Jokowi dalam pidato pelantikannya, Minggu 20 Oktober lalu.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menargetkan pada 2045, Indonesia telah menjadi negara maju bahkan masuk dalam jajaran 5 besar ekonomi dunia. Indonesia juga harus mampu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah dengan pendapatan per kapita Rp320 juta per tahun atau Rp27 juta per bulan.
"Kita harus tetap bangun semangat optimis, persoalan ekonomi adalah persoalan bangsa yang harus kita hadapi dan dukung bersama. Apalagi kita masih dalam fase bonus demografi. Jangan sampai bangsa ini terjebak dalam middle income trap," ungkapnya.
Said menjelaskan DPR akan tetap mengawasi kebijakan Pemerintah. DPR terus menjadi mitra yang efektif dan konstruktif untuk mengawasi jalannya roda pemerintah.
"Saya berharap, para pembantu presiden ini memiliki semangat kerja keras, anti korupsi, fokus untuk mensukseskan visi misi presiden, serta kebijakan yang inovatif. Saya yakin para menteri bisa memperbaiki kondisi ekonomi yang lebih baik bahkan bisa tumbuh di atas 5%," pungkas Ketua DPP PDIP bidang Perekonomian ini.
Kendati demikian, dia mengingatkan tim ekonomi baru harus bekerja keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebut dinilai penting mengingat perlambatan ekonomi global masih terus membayangi ekonomi domestik.
"Melihat profil tim ekonomi Kabinet Jokowi-Ma'ruf 2019-2024, harus kerja keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi kita. Sebab, tantangan ekonomi kita tidak hanya datang dari internal tetapi juga eksternal," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini melihat berbagai tantangan yang masih mewarnai perekonomian Indonesia seperti stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka 5%, rendahnya rasio pajak, ancaman defisit perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan (CAD) yang terus melebar, nilai tukar rupiah yang rentan.
Terlebih lagi, tantangan luar negeri mengenai ketidakpastian ekonomi global yang membuat ekspor Indonesia turun. Bahkan, para pelaku usaha global masih menunggu perkembangan perang dagang China dan Amerika Serikat terkait kesepakatan damai dagang fase satu pada November nanti.
"Semuanya adalah pekerjaan rumah yang dihadapi ekonomi Indonesia pemerintah ke depan," katanya.
Namun, dia optimis dengan komposisi kabinet yang baru saja dilantik itu. Maka itu, kekompakan tim ekonomi dalam mendesain kebijakan ekonomi mutlak diperlukan.
Pasalnya, tim kerja yang andal dalam bidang ekonomi menjadi kunci penting untuk mewujudkan visi ekonomi yang telah disampaikan Presiden Jokowi dalam pidato pelantikannya, Minggu 20 Oktober lalu.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menargetkan pada 2045, Indonesia telah menjadi negara maju bahkan masuk dalam jajaran 5 besar ekonomi dunia. Indonesia juga harus mampu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah dengan pendapatan per kapita Rp320 juta per tahun atau Rp27 juta per bulan.
"Kita harus tetap bangun semangat optimis, persoalan ekonomi adalah persoalan bangsa yang harus kita hadapi dan dukung bersama. Apalagi kita masih dalam fase bonus demografi. Jangan sampai bangsa ini terjebak dalam middle income trap," ungkapnya.
Said menjelaskan DPR akan tetap mengawasi kebijakan Pemerintah. DPR terus menjadi mitra yang efektif dan konstruktif untuk mengawasi jalannya roda pemerintah.
"Saya berharap, para pembantu presiden ini memiliki semangat kerja keras, anti korupsi, fokus untuk mensukseskan visi misi presiden, serta kebijakan yang inovatif. Saya yakin para menteri bisa memperbaiki kondisi ekonomi yang lebih baik bahkan bisa tumbuh di atas 5%," pungkas Ketua DPP PDIP bidang Perekonomian ini.
(ven)