Perusahaan Wisata Luar Angkasa Milik Sir Branson Siap Meluncur di Pasar Saham
A
A
A
NEW YORK - Virgin Galactic, perusahaan wisata luar angkasa milik Sir Richard Branson siap meluncur, namun bukan ke antariksa melainkan menuju pasar saham yakni di New York Stock Exchange (NYSE). Saham Virgin Galactic dijadwalkan memulai trading pertama pada hari Senin, waktu setempat untuk menjadi perusahaan pariwisata ruang angkasa pertama yang melantai di bursa.
Langkah tersebut mengikuti merger Virgin dengan perusahaan publik Silicon Valley yang merupakan holding dari Social Capital Hedosophia. Kesepakatan senilai USD800 miliar , merupakan upaya Virgin yang bergegas memenuhi targetnya untuk mengirim pelanggan mereka ke ruang angkasa di 2020.
Mengambil alin perusahaan publik akan "membuka ruang untuk lebih banyak investor untuk berinvestasi, serta ruang terbuka untuk ribuan astronot baru," kata Sir Richard pada saat itu.
Social Capital Hedosophia sendiri sudah terdaftar di NYSE, sehingga memungkinkan Virgin untuk menjual saham tanpa mengikuti proses penawaran saham tradisional. Saham Capital Hedosophia, yang akan mulai diperdagangkan di bawah ticker SPCE pada hari Senin, melonjak 11% pada hari Jumat mengantisipasi debut tersebut.
Perlombaan Antariksa
Virgin Galactic tengah berlomba dengan Elon Musk's SpaceX dan Jeff Bezos Blue Origin untuk menjadi perusahaan pertama yang mengirim penumpang berbayar ke luar angkasa. Perusahaan yang didirikan pada 2004 lalu itu, telah menghabiskan lebih dari USD1 miliar untuk pengembangan program. Namun mereka telah mundur jauh dari agenda, setelah kecelakaan fatal di 2014.
Namun, Virgin telah mengatakan kepada investor tengah bersiap untuk melakukan 16 perjalanan ke ruang angkasa pada tahun depan. Dalam sebuah presentasi, diprediksi bahwa pendapatan Virgin Galactic akan meroket ketika jumlah peminat penerbangan ke luar angkasa meningkat. Pada 2023, perusahaan berharap melakukan 270 perjalanan ke ruang angkasa, membawa hampir USD600 juta dan menghasilkan keuntungan lebih dari USD430 juta.
Sekitar 600 orang, termasuk bintang pop Justin Bieber telah memasukkan deposito untuk 90 menit pengalaman di luar angkasa dengan harga per tiket sekitar USD250.000. Rencana Virgin telah menarik investasi namun menimbulkan beberapa risiko, berdasarkan catatan Swen Lorenz, dari analis keuangan dari stus Undervalued Shares. "Tanpa mengurangi rasa hormat, tapi Virgin Galactic merupakan rencana yang bagus dan mimpi, dengan arus kas masa depan yang aman," ujar Ia menyimpulkan
Bisnis Miliaran Dolar
New York Stock Exchange pekan lalu menyelesaikan Tie-up, dimana Virgin dihargai USD1,5 miliar. Social Capital Hedosophia mengambil 49% saham di Virgin dengan imbalan investasi sekitar USD700 juta. Founder Social Capital Hedosophia yang merupakan mantan eksekutif Facebook Chamath Palihapitiya, juga secara pribadi telah menaruh investasi USD100 juta.
Selain itu, Virgin belum lama ini mengumumkan bahwa perusahaan rakasa penerbangan asal AS, Boeing akan menginvestasikan USD20 juta yang dilakukan dengan membeli saham. Sir Richard tahun lalu mengatakan, Virgin tidak akan bergerak maju dengan pembicaraan tentang kemungkinan investasi dari Arab Saudi setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Langkah tersebut mengikuti merger Virgin dengan perusahaan publik Silicon Valley yang merupakan holding dari Social Capital Hedosophia. Kesepakatan senilai USD800 miliar , merupakan upaya Virgin yang bergegas memenuhi targetnya untuk mengirim pelanggan mereka ke ruang angkasa di 2020.
Mengambil alin perusahaan publik akan "membuka ruang untuk lebih banyak investor untuk berinvestasi, serta ruang terbuka untuk ribuan astronot baru," kata Sir Richard pada saat itu.
Social Capital Hedosophia sendiri sudah terdaftar di NYSE, sehingga memungkinkan Virgin untuk menjual saham tanpa mengikuti proses penawaran saham tradisional. Saham Capital Hedosophia, yang akan mulai diperdagangkan di bawah ticker SPCE pada hari Senin, melonjak 11% pada hari Jumat mengantisipasi debut tersebut.
Perlombaan Antariksa
Virgin Galactic tengah berlomba dengan Elon Musk's SpaceX dan Jeff Bezos Blue Origin untuk menjadi perusahaan pertama yang mengirim penumpang berbayar ke luar angkasa. Perusahaan yang didirikan pada 2004 lalu itu, telah menghabiskan lebih dari USD1 miliar untuk pengembangan program. Namun mereka telah mundur jauh dari agenda, setelah kecelakaan fatal di 2014.
Namun, Virgin telah mengatakan kepada investor tengah bersiap untuk melakukan 16 perjalanan ke ruang angkasa pada tahun depan. Dalam sebuah presentasi, diprediksi bahwa pendapatan Virgin Galactic akan meroket ketika jumlah peminat penerbangan ke luar angkasa meningkat. Pada 2023, perusahaan berharap melakukan 270 perjalanan ke ruang angkasa, membawa hampir USD600 juta dan menghasilkan keuntungan lebih dari USD430 juta.
Sekitar 600 orang, termasuk bintang pop Justin Bieber telah memasukkan deposito untuk 90 menit pengalaman di luar angkasa dengan harga per tiket sekitar USD250.000. Rencana Virgin telah menarik investasi namun menimbulkan beberapa risiko, berdasarkan catatan Swen Lorenz, dari analis keuangan dari stus Undervalued Shares. "Tanpa mengurangi rasa hormat, tapi Virgin Galactic merupakan rencana yang bagus dan mimpi, dengan arus kas masa depan yang aman," ujar Ia menyimpulkan
Bisnis Miliaran Dolar
New York Stock Exchange pekan lalu menyelesaikan Tie-up, dimana Virgin dihargai USD1,5 miliar. Social Capital Hedosophia mengambil 49% saham di Virgin dengan imbalan investasi sekitar USD700 juta. Founder Social Capital Hedosophia yang merupakan mantan eksekutif Facebook Chamath Palihapitiya, juga secara pribadi telah menaruh investasi USD100 juta.
Selain itu, Virgin belum lama ini mengumumkan bahwa perusahaan rakasa penerbangan asal AS, Boeing akan menginvestasikan USD20 juta yang dilakukan dengan membeli saham. Sir Richard tahun lalu mengatakan, Virgin tidak akan bergerak maju dengan pembicaraan tentang kemungkinan investasi dari Arab Saudi setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
(akr)