Bank Mandiri Bakal Lepas Seluruh Saham Mandiri Axa General Insurance
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bakal melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Mandiri Axa General Insurance (MAGI). Kini kepemilikan saham Mandiri hanya tinggal 20% di MAGI dan ditargetkan proses divestasi kelar di 2020.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan pelepasan saham perusahaan asuransi ini dilakukan secara bertahap. Mulanya perusahaan pelat merah ini memiliki 60% saham MAGI, sedangkan 40% dimiliki oleh AXA yang berkedudukan di Prancis.
Tahap pertama, Mandiri telah melepas 40% saham kepada AXA yang prosesnya telah selesai di akhir 2018. Kini tinggal melepas 20% saham yang dimiliki, dimana paling lama 5 tahun sejak 2018, saat ini waktu yang tersisa tinggal 3 tahun.
Sisa saham yang 20% itu harus dimiliki investor domestik. Lantaran, mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, kepemilikan badan hukum asing dalam perusahaan tidak boleh melebihi 80%. Saat ini, AXA telah menggenggam 80% usai divestasi awal.
"Jadi AXA perlu cari investor domestik, karena 80% asing maksimal, sisanya 20% harus lokal. Jadi mereka sedang mencari," ungkap Hery Gunardi di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dia melanjutkan AXA telah menemukan investor strategis yang berminat pada saham MAGI, tentu hal ini harus melalui persetujuan Mandiri lebih dahulu.
"Rasanya akan ada dalam waktu dekat (investor domestik), tahun depan sepertinya (divestasi selesai)," jelasnya.
Dia menjelaskan, pelepasan saham MAGIdikarenakan tingkat Return on Equity (ROE) yang diberikan jauh lebih rendah dari ROE Bank Mandiri. Diperkirakan, ROE MAGI hanya berkisar 2%-4%, sedangkan Mandiri di posisi 12%.
Meski nantinya kepemilikan saham Mandiri di MAGI tidak ada lagi, namun kerja sama bancassurance akan tetap berjalan. Hal itu bisa dilakukan dengan penjualan produk melalui cabang-cabang Bank Mandiri.
Berbeda dari sebelumnya, saat memiliki saham MAGI alias masih berbentuk joint venture (JV), Mandiri bisa mendapatkan keuntungan dari pendapatannya. Bahkan bisa mendapatkan dividen jika perusahaan membukukan laba bersih.
"Jadi dalam bancassurance, kami enggak ada jadi pemilik tapi mereka bisa jualan produk di lewat kami, jadi kami dapat fee based income saja," tandasnya.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan pelepasan saham perusahaan asuransi ini dilakukan secara bertahap. Mulanya perusahaan pelat merah ini memiliki 60% saham MAGI, sedangkan 40% dimiliki oleh AXA yang berkedudukan di Prancis.
Tahap pertama, Mandiri telah melepas 40% saham kepada AXA yang prosesnya telah selesai di akhir 2018. Kini tinggal melepas 20% saham yang dimiliki, dimana paling lama 5 tahun sejak 2018, saat ini waktu yang tersisa tinggal 3 tahun.
Sisa saham yang 20% itu harus dimiliki investor domestik. Lantaran, mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, kepemilikan badan hukum asing dalam perusahaan tidak boleh melebihi 80%. Saat ini, AXA telah menggenggam 80% usai divestasi awal.
"Jadi AXA perlu cari investor domestik, karena 80% asing maksimal, sisanya 20% harus lokal. Jadi mereka sedang mencari," ungkap Hery Gunardi di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dia melanjutkan AXA telah menemukan investor strategis yang berminat pada saham MAGI, tentu hal ini harus melalui persetujuan Mandiri lebih dahulu.
"Rasanya akan ada dalam waktu dekat (investor domestik), tahun depan sepertinya (divestasi selesai)," jelasnya.
Dia menjelaskan, pelepasan saham MAGIdikarenakan tingkat Return on Equity (ROE) yang diberikan jauh lebih rendah dari ROE Bank Mandiri. Diperkirakan, ROE MAGI hanya berkisar 2%-4%, sedangkan Mandiri di posisi 12%.
Meski nantinya kepemilikan saham Mandiri di MAGI tidak ada lagi, namun kerja sama bancassurance akan tetap berjalan. Hal itu bisa dilakukan dengan penjualan produk melalui cabang-cabang Bank Mandiri.
Berbeda dari sebelumnya, saat memiliki saham MAGI alias masih berbentuk joint venture (JV), Mandiri bisa mendapatkan keuntungan dari pendapatannya. Bahkan bisa mendapatkan dividen jika perusahaan membukukan laba bersih.
"Jadi dalam bancassurance, kami enggak ada jadi pemilik tapi mereka bisa jualan produk di lewat kami, jadi kami dapat fee based income saja," tandasnya.
(ven)