Dialogue Youth Co: LAB 2019, Upaya Percepat Pembangunan Berkelanjutan

Sabtu, 02 November 2019 - 22:04 WIB
Dialogue Youth Co: LAB...
Dialogue Youth Co: LAB 2019, Upaya Percepat Pembangunan Berkelanjutan
A A A
JAKARTA - Deputi Kewirausahaan Kemenpora menggelar National Dialogue Youth Co: LAB 2019 untuk membangun agenda bersama bagi negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan memberdayakan generasi muda untuk mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Imam Gunawan, menjelaskan National Dialogue Youth Co: LAB 2019, secara spesifik bagi Indonesia digelar dalam rangka memperbaiki ekosistem atau lingkungan dunia usaha yang memudahkan untuk tumbuhnya wirausaha muda pemula (startup business).

Kegiatan ini, tambah Imam, dipadukan dengan Co: LAB atau colaboration youth yang mendatangkan pemuda sebagai pelaku untuk memperbaiki ekosistem pengembangan kewirausahaan.

"Adapun untuk pelaku pengembangan kewirausahaan itu sendiri meliputi pemerintah, pemerintah daerah, society dan youth yang merupakan bagian dari masyarakat yang didorong untuk mengkreasikan dan memiliki inisiatif di bidang start up business, baik yang memiliki dampak sosial maupun tidak," kata Imam di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).

Kegiatan ini merupakan upaya untuk menggali feedback atau umpan balik untuk memperbaiki kebijakan penumbuhan wirausaha pada masa yang akan datang.

"Kegiatan ini menginisiasi dan memprakarsai rencana kolaborasi di tingkat daerah. Nanti daerahnya akan kami tentukan, teman-teman yang ada di sini, UNDP maupun dari city foundation akan bersama-sama berkolaborasi meningkatkan upaya memperbaiki ekosistem kewirausahaan itu dalam kerja kolaboratif," ujarnya.

Kegiatan ini sebenarnya inisiasi dari UNDP Indonesia yang dikuatkan oleh City Foundation. Kemenpora sebagai co house atau tuan rumah bersama dengan kegiatan ini.

Kemenpora ikut mendukung karena hasil dari diskusinya berkontribusi positif dalam penumbuhan wirausaha muda pemula di Indonesia.

Jumlah peserta hingga kemarin ada 100 orang. Hari ini tersisa 80 orang yang merepresentasikan kepada perwakilan pemerintah pusat dari kementerian lembaga, pemerintah daerah seperti Sumsel, Kabupaten Bajo, start up business, sosiopreuner, enterpreneur atau wirausaha yang sudah jadi datang berkolaborasi untuk memberikan feedback atau masukan perbaikan ekosistem pengembangan kewirausahaan pemuda pemula.

Pertemuan ini akan memperbaiki mengingat ada feedback atau masukan yang akan disampaikan ke pemerintah melalui Kemenpora dimana Kemenpora akan menyampaikan melalui lintas sektoral berdasarkan Perpres No. 66/2017.

Nanti dalam kegiatan ini juga akan ada kompetisi start up yang bernuansa sosial (sosiopreuner), sudah ada 3 juara. Juara pertama dari Medan mengelola sampah pakai aplikasi online, Kupang NTT memperbaiki tata perdagangan tenun sehingga menciptakan pendapatan tenun lebih tinggi dan tidak dikuasai tengkulak.

Produk kosmestik berbasis herbal, dimana herbalnya bisa ditanam masyarakat, mereka berkegiatan di Sumatra barat. Para juara 1,2 dan 3 akan dikirim ke ajang kompetisi social enterpreunership skala Asia Pasifik yang akan diselenggarakan di Malaysia tahun 2020.

Ini adalah event kedua, dimana Kemenpora baru bergabung saat ini dan di tahun-tahun mendatang selalu bergabung dengan kegiatan ini. Kemenpora sudah MoU dengan city foundation, UNDP untuk melanjutkan kolaborasi diberbagai daerah lainnya.

Acara ini digelar setiap tahun dan puncak acaranya di Kemenpora. Ada rangkaian kegiatan yang bernama Ideatonesia yang diselenggarakan di Pontianak, Kupang serta Balikpapan dan mereka yang menyeleksi.

Mereka diberikan peningkatan kapasitas dibidang sosiopreuner kemudian dari sini mereka diminta untuk mengusukkan project kemudian diberi waktu untuk mematangkan projectnya dan dinilai masuklah pada tahapan youth collage.

"Kemarin tanggal 30 Oktober, kita melakukan seleksi untuk menentukan nomor satu, dua dan tiga," tambah Imam. Kemenpora akan menggelar acara ini setiap tahun dengan tahapan acara yang sama seperti ini dan acara puncaknya selalu berpindah.

Tahun lalu, puncak acara digelar di Denpasar. Tahun ini digelar di Jakarta. "Tahun depan belum tahu karena menyesuaikan kegiatan dari UNDP maupun Citi Bank," kata dia.

Tahun ketiga tentu saja keterlibatannya makin banyak namun ketika masuk masa seleksi tentu akan terseleksi sesuai kualifikasi yang dimiliki oleh peserta. Misal pada pemilihan ideatonesia yang kedua di Kupang dari 200 pelamar, baru bisa ditampung 50 peserta. Jadi harus menolak 150 pemuda yang berminat.

Hasil konkret pertemuan pertama ada data-data seperti misalnya ada sejumlah enterpreuner yang sudah tumbuh. "Jadi sosiopreuner-nya sudah melakukan pemberdayaan sejumlah orang yang banyak. Jumlah unit-unit sosiopreuner-nya juga sudah dapat dicapai angka tertentu," kata Imam.

Sementara itu, salah satu peserta bernama Yeni Aryanti dari Ureports Indonesia mengaku sangat senang mengikuti kegiatan tersebut.

"Di sini ternyata banyak berkumpul berbagai kalangan baik dari startup, bisnis pemula, pemilik ide, perwakilan pemerintah sehingga bisa bertukar pengalaman dan pendapat dalam membangun bisnis di wilayah kita masing-masing," kata dia.

Dia berharap dari kegiatan itu pemerintah bisa mendengar rekomendasi-rekomendasi dalam mempermudah langkah wirausahawan muda dalam menjadi startup pebisnis muda.

"Kegiatan ini perlu dilakukan secara berkesinambungan karena sebagai pemula wajib dibimbing agar sustainable sampai bisa stabil di bisnisnya," kata dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)