Ini Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III/2019
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2019 sebesar 5,02% year on year (yoy). Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor. Salah satunya seperti konsumsi rumah tangga yang meningkat. "Adapun dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan satu-satunya komponen yang tumbuh dalam struktur produk domestik bruto (PDB)," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (6/11/2019).
Dia pun merinci selama periode Juli-September 2019, konsumsi rumah tangga sebesar 5,01%, tumbuh tipis dibandingkan kuartal III/2018 yang sebesar 5,00%. Seluruh komponen dalam konsumsi rumah tangga pun menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun beberapa mengalami perlambatan.
"Sektor kesehatan dan pendidikan menunjukkan pertumbuhan yang paling signifikan, tumbuh 7,34% (yoy) di kuartal III/2019. Angkanya melesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 5,36% (yoy)," jelasnya.
Lalu faktor kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi hanya tumbuh 4,21% (yoy) di kuartal III/2019. Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh hingga 6,96% (yoy).
Pasalnya, hampir seluruh komponen investasi merosot di kuartal III/2019. Terparah adalah komponen kendaraan yang turun 6,36% (yoy), padahal di kuartal III/2018 komponen ini masih tumbuh 0,95% (yoy).
"Untuk investasi hanya komponen cultivated biological resources (CBR) yang tumbuh 3% karena adanya impor barang modal sejenis. Sisanya melambat dan beberapa justru terkontraksi," katanya.
Lebih lanjut dia menambahkan, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga hanya tumbuh 7,44% (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu 8,59% maupun kuartal sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 15,28% (yoy).
Untuk ekspor, selama kuartal III/2019 hanya mampu tumbuh 0,02% (yoy), anjlok dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh 8,08% (yoy). Namun, realisasi ini meningkat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,98%.
Sementara impor terkontraksi 8,61% (yoy), juga anjlok jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh 14,02% (yoy). "Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kali ini lebih didorong oleh konsumsi rumah tangga, terutama pada kelompok kesehatan dan pendidikan," jelasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor. Salah satunya seperti konsumsi rumah tangga yang meningkat. "Adapun dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan satu-satunya komponen yang tumbuh dalam struktur produk domestik bruto (PDB)," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (6/11/2019).
Dia pun merinci selama periode Juli-September 2019, konsumsi rumah tangga sebesar 5,01%, tumbuh tipis dibandingkan kuartal III/2018 yang sebesar 5,00%. Seluruh komponen dalam konsumsi rumah tangga pun menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun beberapa mengalami perlambatan.
"Sektor kesehatan dan pendidikan menunjukkan pertumbuhan yang paling signifikan, tumbuh 7,34% (yoy) di kuartal III/2019. Angkanya melesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 5,36% (yoy)," jelasnya.
Lalu faktor kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi hanya tumbuh 4,21% (yoy) di kuartal III/2019. Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh hingga 6,96% (yoy).
Pasalnya, hampir seluruh komponen investasi merosot di kuartal III/2019. Terparah adalah komponen kendaraan yang turun 6,36% (yoy), padahal di kuartal III/2018 komponen ini masih tumbuh 0,95% (yoy).
"Untuk investasi hanya komponen cultivated biological resources (CBR) yang tumbuh 3% karena adanya impor barang modal sejenis. Sisanya melambat dan beberapa justru terkontraksi," katanya.
Lebih lanjut dia menambahkan, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga hanya tumbuh 7,44% (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu 8,59% maupun kuartal sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 15,28% (yoy).
Untuk ekspor, selama kuartal III/2019 hanya mampu tumbuh 0,02% (yoy), anjlok dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh 8,08% (yoy). Namun, realisasi ini meningkat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,98%.
Sementara impor terkontraksi 8,61% (yoy), juga anjlok jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu tumbuh 14,02% (yoy). "Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kali ini lebih didorong oleh konsumsi rumah tangga, terutama pada kelompok kesehatan dan pendidikan," jelasnya.
(ind)