Pertamina Pastikan Valuasi Kilang Cilacap Selesai Sebelum Akhir Tahun
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) optimistis valuasi terkait pengembangan (Refinery Development Master Plan/RDMP) Kilang Cilacap dengan Saudi Aramco akan selesai sebelum akhir tahun. Pasalnya financial advisor yang ditunjuk untuk melakukan finalisasi valuasi dan skema kerja sama telah menunjukkan progres yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
“Kita telah menunjuk financial advisor dan saat ini telah bekerja dan valuasi sudah lebih clear. Dalam satu bulan pertama kita upayakan akan keluar dan akan kita rilis bersama,” ujar Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang di Gedung Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Menurut dia setelah hasil valuasi selesai disepakati bersama maka pembangunan RDMP Kilang Cilacap akan bergerak lebih cepat. Adapun tahap selanjutnya akan dilakukan proses kerja sama kontrak engineering. “Jadi setelah valuasi selesai, awal tahun sudah signing engineering. Kita akn bergerak lebih cepat ke depan,” kata dia.
Bersamaan dengan itu, Pertamina saat ini juga sedang berupaya melakukan proses pembebasan lahan. Pihaknya mengakui masih terdapat ganjalan terkait pengadaan lahan pengembangan RDMP Kilang Cilacap. Dia menandaskan bahwa Pertamina masih berurusan dengan Holcim di Mahkamah Agung (MA) untuk menyelesaikan pembebasan lahan.
“Saat ini kita sudah berupaya terkait pengadaan lahan. Sudah hampir selesai, memang ada satu pemilik yaitu Holcim masih dalam proses di MA. Apapun hasilnya akan kita patuhi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Pertamina juga tengah melakukan lelang work site development. Adapun proses lelang sedang berjalan dan rencananya akan diumumkan pada 10 Desember 2019 mendatang. “Pemenang lelang nantinya akan melakukan pengerukan lahan, relokasi jalan dan sungai. Nanti akan kita bikin jalan dan ada sungai yang harus kita relokasi,” jelasnya.
Dia menandaskan, berbagai progres tersebut menunjukkan bahwa pengembangan RDMP Kilang Cilacap tetap jalan. Memang proses pembangunan kilang tidak bisa selesai dalam satu tahun karena harus melewati berbagai tahap. “Saya mau katakan bahwa Kilang Cilacap jalan terus. Proyek ini kita akan lanjutkan percepatan,” terang Ignatius.
Ia juga menargetkan enam proyek kilang selesai pada 2026. Keenam proyek terdiri atas 4 proyek perluasan (refinery development master plan/RDMP) dan 2 proyek pembangunan baru (grass root refinery/GRR) kilang selesai 2026.
Adapun proyek pertama yang dikebut ialah RDMP Balikpapan yang kebetulan sudah memiliki mitra dan diharapkan rampung pada 2023. Kemudian, Pertamina juga mulai menggarap Kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap serta membangun kilang Tuban dan Bontang. “Proyeksi kita pada 2026 kapasitas kilang Pertamina akn meningkat sampai 2 juta barel per hari dari saat ini 1 juta bph,”paparnya.
“Kita telah menunjuk financial advisor dan saat ini telah bekerja dan valuasi sudah lebih clear. Dalam satu bulan pertama kita upayakan akan keluar dan akan kita rilis bersama,” ujar Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang di Gedung Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Menurut dia setelah hasil valuasi selesai disepakati bersama maka pembangunan RDMP Kilang Cilacap akan bergerak lebih cepat. Adapun tahap selanjutnya akan dilakukan proses kerja sama kontrak engineering. “Jadi setelah valuasi selesai, awal tahun sudah signing engineering. Kita akn bergerak lebih cepat ke depan,” kata dia.
Bersamaan dengan itu, Pertamina saat ini juga sedang berupaya melakukan proses pembebasan lahan. Pihaknya mengakui masih terdapat ganjalan terkait pengadaan lahan pengembangan RDMP Kilang Cilacap. Dia menandaskan bahwa Pertamina masih berurusan dengan Holcim di Mahkamah Agung (MA) untuk menyelesaikan pembebasan lahan.
“Saat ini kita sudah berupaya terkait pengadaan lahan. Sudah hampir selesai, memang ada satu pemilik yaitu Holcim masih dalam proses di MA. Apapun hasilnya akan kita patuhi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Pertamina juga tengah melakukan lelang work site development. Adapun proses lelang sedang berjalan dan rencananya akan diumumkan pada 10 Desember 2019 mendatang. “Pemenang lelang nantinya akan melakukan pengerukan lahan, relokasi jalan dan sungai. Nanti akan kita bikin jalan dan ada sungai yang harus kita relokasi,” jelasnya.
Dia menandaskan, berbagai progres tersebut menunjukkan bahwa pengembangan RDMP Kilang Cilacap tetap jalan. Memang proses pembangunan kilang tidak bisa selesai dalam satu tahun karena harus melewati berbagai tahap. “Saya mau katakan bahwa Kilang Cilacap jalan terus. Proyek ini kita akan lanjutkan percepatan,” terang Ignatius.
Ia juga menargetkan enam proyek kilang selesai pada 2026. Keenam proyek terdiri atas 4 proyek perluasan (refinery development master plan/RDMP) dan 2 proyek pembangunan baru (grass root refinery/GRR) kilang selesai 2026.
Adapun proyek pertama yang dikebut ialah RDMP Balikpapan yang kebetulan sudah memiliki mitra dan diharapkan rampung pada 2023. Kemudian, Pertamina juga mulai menggarap Kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap serta membangun kilang Tuban dan Bontang. “Proyeksi kita pada 2026 kapasitas kilang Pertamina akn meningkat sampai 2 juta barel per hari dari saat ini 1 juta bph,”paparnya.
(akr)