Terintegrasi dengan Refinery Unit IV, Kilang Cilacap Bikin Pertamina Kian Mandiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meyakini Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) yang telah terintegrasi dengan Refinery Unit IV Kilang Cilacap telah meningkatkan kemandirian energi.
"Ini merupakan pencapaian penting, setelah setahun PLBC berjalan, Pertamina optimistis telah meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," ujar Chief Executive Officer PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ignatius Tallulembang dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Minggu (9/8/2020).
Kilang Cilacap merupakan kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan crude(minyak mentah) mencapai 348 ribu barel per hari, setara dengan 33% dari kapasitas kilang Indonesia secara total. Pasca-PLBC, lanjut Ignatius, Kilang Cilacap mampu memproduksi BBM lebih ramah lingkungan menyesuaikan Euro 4. Produksi produk BBM Pertamax juga bisa ditingkatkan dari 1 juta barel per bulan menjadi 1,6 juta barel per bulan.
Selain itu, dalam pelaksanaan PLBC, Pertamina mampu mencatat TKDN yang melampaui target yakni 41,52% atau di atas aturan pemerintah yang menetapkan standar 30%. ( Baca juga:Kehadiran Megawati di KLB Gerindra Sinyal Kuat Arah Politik 2024 )
Project dengan nilai investasi sebesar USD392 juta tersebut pun berdampak positif bagi masyarakat dan menggerakkan perekonomian. Proyek ini telah melibatkan sekitar 3.000 tenaga kerja pada masa puncak konstruksi, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan GDP sebesar 0,12%.
Sebagai mitra dalam pembangunan PLBC, Direktur JGC Indonesia Suryadi Kresno, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian kinerja kedua pihak atas kerja sama tersebut.
"Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina yang sejak awal bisa membangun hubungan kerja yang bagus. Kami sangat bangga bisa berpartisipasi dalam pembangunan PLBC dan memberikan kontribusi bagi kemandirian energi di Indonesia," ungkap Suryadi saat penandatangan Sertifikat Final Acceptance (FA) PLBC di Kantor Pusat Pertamina, pada Jumat, 7 Agustus 2020.
"Ini merupakan pencapaian penting, setelah setahun PLBC berjalan, Pertamina optimistis telah meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," ujar Chief Executive Officer PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ignatius Tallulembang dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Minggu (9/8/2020).
Kilang Cilacap merupakan kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan crude(minyak mentah) mencapai 348 ribu barel per hari, setara dengan 33% dari kapasitas kilang Indonesia secara total. Pasca-PLBC, lanjut Ignatius, Kilang Cilacap mampu memproduksi BBM lebih ramah lingkungan menyesuaikan Euro 4. Produksi produk BBM Pertamax juga bisa ditingkatkan dari 1 juta barel per bulan menjadi 1,6 juta barel per bulan.
Selain itu, dalam pelaksanaan PLBC, Pertamina mampu mencatat TKDN yang melampaui target yakni 41,52% atau di atas aturan pemerintah yang menetapkan standar 30%. ( Baca juga:Kehadiran Megawati di KLB Gerindra Sinyal Kuat Arah Politik 2024 )
Project dengan nilai investasi sebesar USD392 juta tersebut pun berdampak positif bagi masyarakat dan menggerakkan perekonomian. Proyek ini telah melibatkan sekitar 3.000 tenaga kerja pada masa puncak konstruksi, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan GDP sebesar 0,12%.
Sebagai mitra dalam pembangunan PLBC, Direktur JGC Indonesia Suryadi Kresno, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian kinerja kedua pihak atas kerja sama tersebut.
"Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina yang sejak awal bisa membangun hubungan kerja yang bagus. Kami sangat bangga bisa berpartisipasi dalam pembangunan PLBC dan memberikan kontribusi bagi kemandirian energi di Indonesia," ungkap Suryadi saat penandatangan Sertifikat Final Acceptance (FA) PLBC di Kantor Pusat Pertamina, pada Jumat, 7 Agustus 2020.
(uka)