Industri Gim Tumbuh Pesat, Peranan Gim Lokal Baru 0,4%
A
A
A
INDUSTRI gim saat ini kian tumbuh pesat. Sebab, gim telah menjadi salah satu industri hiburan yang menjanjikan setelah musik dan film. Penghasilan dari industri ini pun tak main-main, yakni bisa mencapai US$1 miliar. Namun menurut Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Hari Santosa Sungkari peranan gim lokal masih minim. Dari US$1 miliar, di Indonesia ini peranan gim lokal baru 0,4%. ,
Meski demikian, patut dibanggakan. Pasalnya, sudah ada beberapa gim Tanah Air yang go internasional. Sebut saja Valthirian Arc: Hero School Story buatan PT Agate asal Bandung, Jawa Barat. Kini, pendapatan dari penjualan gim Valthirian Arc ini sudah mencapai Rp11 miliar. Pendapatan ini didapat kurang dari empat bulan sejak dirilis. “Jadi, ini tidak main-main. Kita punya potensi,” ungkapnya. Berikut wawancara dengan SINDO Weekly selengkapnya.
Bagaimana perkembangan industri gim di Indonesia?
Kita berada di urutan 16 untuk kategori negara-negara market size games di dunia. Belakangan, ini happening sekali. Dalam industri digital, gim sedang happening. Nah, gim ini ada evolusinya. Dahulu, gim hanya berfungsi sebagai hiburan, sekarang bahasanya berubah menjadi gamifications. Apalagi, sekarang gim adalah bagian dari cabang olahraga atau electronic sports (olahraga elektronik/e-sports). Jadi, sebagian besar sudah menjadi industri yang tidak main-main dan kontribusinya besar.
Adakah gim lokal yang sukses di luar negeri itu?
Ada beberapa gim yang laku di luar negeri. Salah satunya adalah Valthirian Arc: Hero School Story buatan PT Agate. Perusahaan Agate ini membuat sebuah gim yang menceritakan seorang kepala sekolah yang mengelola sekolah-sekolahnya. Jadi, ini tidak main-main. Kita punya potensi. Selain itu, ada juga gim Indonesia yang baru mulai jalan di dalam negeri dan ada investor yang mau mengubah gim itu menjadi sebuah film. Contohnya seperti film Tom Raiders. Tom Raiders ini awalnya adalah sebuah gim yang kemudian dikonversi menjadi film.
Bagaimana Anda melihat kualitas para pemain gim Indonesia, baik di kancah nasional maupun internasional?
Kalau di kancah internasional, nanti dibuktikan saat SEA Games di Manila tahun ini karena ada cabang olahraganya. Namanya e-sports. Namun, kalau untuk kancah nasional sendiri sudah happening.
Dalam sekali kompetisi itu, berapa uang yang bisa diraup penyelenggara maupun pemain gim?
Kalau untuk pemain gimnya saja, bisa sampai Rp50 juta per bulan.
Kira-kira berapa transaksi uang dari gim itu sendiri?
Itu tadi. Di Indonesia, pada 2018 sekitar US$1 miliar. Namun, dari sekitar US$1 miliar transaksi pasar di Indonesia ini, peranan gim lokal baru 0,4%. Itu mirisnya. Kini, yang sudah berbentuk perusahaan masih sekitar 15, sedangkan yang non-perusahaan itu ada sekitar 135. Dari sini, kita masih kurang. Namun, beberapa gim itu sudah sukses di luar negeri.
Sebenarnya, dari mana sumber dana untuk pembuat gim itu?
Sumber dananya itu awalnya dana sendiri, tetapi ada juga dari investor. Namun, untuk mendapat investor, itu juga butuh proses bertahun-tahun.
Meski demikian, patut dibanggakan. Pasalnya, sudah ada beberapa gim Tanah Air yang go internasional. Sebut saja Valthirian Arc: Hero School Story buatan PT Agate asal Bandung, Jawa Barat. Kini, pendapatan dari penjualan gim Valthirian Arc ini sudah mencapai Rp11 miliar. Pendapatan ini didapat kurang dari empat bulan sejak dirilis. “Jadi, ini tidak main-main. Kita punya potensi,” ungkapnya. Berikut wawancara dengan SINDO Weekly selengkapnya.
Bagaimana perkembangan industri gim di Indonesia?
Kita berada di urutan 16 untuk kategori negara-negara market size games di dunia. Belakangan, ini happening sekali. Dalam industri digital, gim sedang happening. Nah, gim ini ada evolusinya. Dahulu, gim hanya berfungsi sebagai hiburan, sekarang bahasanya berubah menjadi gamifications. Apalagi, sekarang gim adalah bagian dari cabang olahraga atau electronic sports (olahraga elektronik/e-sports). Jadi, sebagian besar sudah menjadi industri yang tidak main-main dan kontribusinya besar.
Adakah gim lokal yang sukses di luar negeri itu?
Ada beberapa gim yang laku di luar negeri. Salah satunya adalah Valthirian Arc: Hero School Story buatan PT Agate. Perusahaan Agate ini membuat sebuah gim yang menceritakan seorang kepala sekolah yang mengelola sekolah-sekolahnya. Jadi, ini tidak main-main. Kita punya potensi. Selain itu, ada juga gim Indonesia yang baru mulai jalan di dalam negeri dan ada investor yang mau mengubah gim itu menjadi sebuah film. Contohnya seperti film Tom Raiders. Tom Raiders ini awalnya adalah sebuah gim yang kemudian dikonversi menjadi film.
Bagaimana Anda melihat kualitas para pemain gim Indonesia, baik di kancah nasional maupun internasional?
Kalau di kancah internasional, nanti dibuktikan saat SEA Games di Manila tahun ini karena ada cabang olahraganya. Namanya e-sports. Namun, kalau untuk kancah nasional sendiri sudah happening.
Dalam sekali kompetisi itu, berapa uang yang bisa diraup penyelenggara maupun pemain gim?
Kalau untuk pemain gimnya saja, bisa sampai Rp50 juta per bulan.
Kira-kira berapa transaksi uang dari gim itu sendiri?
Itu tadi. Di Indonesia, pada 2018 sekitar US$1 miliar. Namun, dari sekitar US$1 miliar transaksi pasar di Indonesia ini, peranan gim lokal baru 0,4%. Itu mirisnya. Kini, yang sudah berbentuk perusahaan masih sekitar 15, sedangkan yang non-perusahaan itu ada sekitar 135. Dari sini, kita masih kurang. Namun, beberapa gim itu sudah sukses di luar negeri.
Sebenarnya, dari mana sumber dana untuk pembuat gim itu?
Sumber dananya itu awalnya dana sendiri, tetapi ada juga dari investor. Namun, untuk mendapat investor, itu juga butuh proses bertahun-tahun.
(don)