Mengenal Konsep Rumah Custome ala Pengembang Difabel
A
A
A
JAKARTA - KEKURANGAN fisik tidak membuat seseorang berhenti berpikir. Itu yang terjadi dengan developer asal Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Agus Kriswandi Basyari. Meski satu kakinya hilang setelah diamputasi akibat penyakit gula dan kedua matanya nyaris buta karena glukoma, dia tetap berkreasi mencari konsep hunian nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Salah satunya dia mampu membuat konsep rumah custome yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah.
“Saya mencoba merumuskan konsep rumah custome, yaitu rumah yang ditentukan oleh konsumen sendiri. Jadi, kami tidak lagi menetapkan satu lokasi perumahan untuk di jual. Namun, konsumen yang menentukan lokasi, denah, desain, serta spesifikasi teknisyang diinginkannya,” ujar Agus di kantornya kawasan Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, kemarin.
Menurutnya, konsumen diberikan kebebasan untuk menentukan lokasi rumah, biasanya merujuk pada keinginan dekat dengan rumah orang tua, tempat kerja atau usaha, dan tempat favorit lainnya menurut konsumen.
“Bahkan, lewat konsep ini, konsumen juga diberi kebebasan untuk menentukan harga rumah yang akan dibangunnya. Tentu hal ini disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan besaran angsuran,” kata Agus yang juga pernah membangun sejumlah perumahan di daerah Bandar Lampung, Lampung, dan Bandung, Jawa Barat.
Yang jelas, rumah custome merupakan program yang diciptakan untuk mengakomodasikan keinginan-keinginan konsumen yang tidak diperoleh dari perumahan dibangun secara konvensional. Agus tahu itu karena sebelum menggeluti konsep pembangunan rumah custome , dia sudah beberapa kali membangun perumahan dengan cara konvensional, yakni membangun lalu menawarkan kepada konsumen, diantaranya pernah membangun Perumahan Arum Lestari Permai 1, Arum Lestari Permai 2, dan Arum Lestari Permai 3 di Bandar Lampung.
Dia juga pernah mengembangkan Perumahan Oerip Mansion (Bandar Lampung),Cluster Bojong Hijau (Karawang), Cluster Pabuaran Hijau (Kabupaten Bogor), serta sejumlah pembangunan rumah pribadi yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Bandar Lampung. (M Ridwan)
“Saya mencoba merumuskan konsep rumah custome, yaitu rumah yang ditentukan oleh konsumen sendiri. Jadi, kami tidak lagi menetapkan satu lokasi perumahan untuk di jual. Namun, konsumen yang menentukan lokasi, denah, desain, serta spesifikasi teknisyang diinginkannya,” ujar Agus di kantornya kawasan Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, kemarin.
Menurutnya, konsumen diberikan kebebasan untuk menentukan lokasi rumah, biasanya merujuk pada keinginan dekat dengan rumah orang tua, tempat kerja atau usaha, dan tempat favorit lainnya menurut konsumen.
“Bahkan, lewat konsep ini, konsumen juga diberi kebebasan untuk menentukan harga rumah yang akan dibangunnya. Tentu hal ini disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan besaran angsuran,” kata Agus yang juga pernah membangun sejumlah perumahan di daerah Bandar Lampung, Lampung, dan Bandung, Jawa Barat.
Yang jelas, rumah custome merupakan program yang diciptakan untuk mengakomodasikan keinginan-keinginan konsumen yang tidak diperoleh dari perumahan dibangun secara konvensional. Agus tahu itu karena sebelum menggeluti konsep pembangunan rumah custome , dia sudah beberapa kali membangun perumahan dengan cara konvensional, yakni membangun lalu menawarkan kepada konsumen, diantaranya pernah membangun Perumahan Arum Lestari Permai 1, Arum Lestari Permai 2, dan Arum Lestari Permai 3 di Bandar Lampung.
Dia juga pernah mengembangkan Perumahan Oerip Mansion (Bandar Lampung),Cluster Bojong Hijau (Karawang), Cluster Pabuaran Hijau (Kabupaten Bogor), serta sejumlah pembangunan rumah pribadi yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Bandar Lampung. (M Ridwan)
(nfl)