Milenial Menjadi Kunci Kesuksesan Ekonomi Digital
A
A
A
JAKARTA - Di era digital dan revolusi industri saat ini, para milenial di dorong untuk bisa beradaptasi.
Hasil penelitian Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) kaum milenial yang dekat dengan era digital, harus bisa menjadi anak bangsa yang tangguh dan bisa memanfaatkan dengan baik setiap peluang bisnis yang ada.
"Generasi milenial saat ini harus terus optimistis dan memiliki percaya diri agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Sebaiknya generasi saat ini harus bisa melihat dunia sebagai peluang, bukan ancaman. Perkembangan ekonomi digital harus dipandang sebagai sebuah peluang karena tumbuh dengan cepat," ujar peneliti INDEF Tauhid Ahmad di Jakarta, kemarin.
Generasi milenial memiliki banyak pilihan untuk menjadi aktor di ekosistem ekonomi digital.
Sebab, pertumbuhan ekonomi saat ini membutuhkan peran kaum milenial. Oleh karena itu, kaum muda harus memiliki rasa peduli dan rasa memiliki terhadap bangsa. Tidak mudah menyerah dan harus memiliki keinginan kuat untuk terus mencoba hal baru.
Bagi Tauhid, generasi milenial adalah pemegang kemudi bangsa ini. "Ini negara yang kita, miliki. Milikilah negara ini dan ciptakanlah masa depan yang gemilang, masa depan bangsa ini,” sebutnya.
Tentunya saja, banyak tantangan yang akan dihadapi oleh para milenial. Mereka tidak bisa berjalan sendiri, harus ada dukungan kuat dari pemerintah untuk bisa menyiapkan wadah yang pas agar milenial tidak salah dalam menentukan sikap.
Pengamat digital, Enda Nasution menilai, saat ini pemerintah telah menyiapkan Road Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai targer menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 nanti. Jumlah penduduk yang banyak serta dibantu dengan perkembangan infrastruktur dan sumber daya manusia yang bagus mampu menjadi modal yang kuat.
Jika generasi milenial bisa mengedepankan rasa semangat tinggi, produktivitas industri akan terus meningkat. "Idle capacity atau kapasitas menganggur juga bisa berkurang sambil menguatkan peluang dan memperbesar pasar domestik ataupun global," papar Enda.
Indonesia memiliki kemampuan yang besar, terbukti dari empat unicorn yang dibuat anak bangsa berhasil bersaing. Keberadaan unicorn-unicorn itu menunjukkan Indonesia sudah cocok mengembangkan industri 4.0. Tetapi, tetap ada beberapa tantangan seperti kesiapan infrastruktur penunjang seperti fisik, kelembagaan, regulasi dan kesiapan human capital.
Revolusi industri yang ditandai dengan digitalisasi, tidak hanya mengubah proses bisnis industri nasional, juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaks, hingga gaya hidup. Karena itu, penting untuk mempertahankan eksistensi. Para milenial juga harus mampu beradaptasi mengikuti perkembangan ekosistem digital.
Pemerintah perlu ikut andil dalam mendorong ekonomoi digital untuk para milenial, diantaranya dengan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah dengan membuat platform e-commerce dan program e-smart untuk industri kecil dan menengah agar dapat menembus pasar ekspor melalui platform digital.
Adapun tantangan yang harus dihadapi para milenial dalam menghadapi era ekonomi digital adalah penguasaan teknologi yang mumpuni. Generasi milenial harus bisa fokus untuk terus membangun digital infrastruktur dan juga berinovasi. Jangan pernah berhenti untuk melakukan inofasi secara terus menerus, jika tidak Indonesia akan kalah dengan negara-negara lain.
Pengamat IT, Heru Sutadi menilai, generasi milenial berperan penting dalam ekonomi digital Indonesia. Bonus demografi yang akan terjadi pada 2024 membuat generasi inilah pemegang kendali selanjutnya. Seiring dengan perkembangan inovasi digital yang juga terjadi di banyak negara. Seperti, Big data, Internet Of Things, Artificial Intelligence yang kini harus mulai dipahami generasi muda masa kini.
"Paling tidak konsep dasar digital mereka paham. Dalam hal infrastuktur, pengembangan, teknis seperti coding hingga pemasaran digital," ujarnya.
Generasi muda diharapkan menjadi bagian dari gerbong ekonomi digital baik sebagai pemain ataupun pengguna. Anak muda yang selalu beraktivitas menggunakan gawai dan tertarik dengan teknologi baru. Hal itu dapat dimaksimalkan menjadi sebuah potensi.
Tidak hanya generasi milenial di perkotaan saja tetapi mereka di pedesaan juga harus turut didorong. Apalagi infrastruktur sudah banyak dibangun hingga ke Papua tapi nantinya pemain asing yang menggunakan. "Maka harus digiatkan pemuda di daerah untuk dapat membuat aplikasi digital karena setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik, tantangan dan solusi sendiri," tambahnya.
Semua sektor dapat menjadi pilihan generasi muda untuk berkarir dan membantu mengembangkan ekonomi digital. Seluruh bidang ekonomi saat ini harus dikaitkan dengan dunia digital. Sebab nantinya seluruh transaksi dan aktivitas dilakukan secara digital.
Kontribusi generasi milenial bagi pembangunan bangsa sangat dibutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya saat dilantik sebagai Presiden periode 2019 – 2024, 20 Oktober 2019. Dalam pidato tersebut, Presiden menyampaikan, saat ini, Indonesia sedang berada di puncak bonus demografi. Dimana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.
Hal ini tentu menjadi tantangan besar sekaligus sebuah kesempatan besar. Namun, akan menjadi masalah besar jika pemerintah tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tetapi jika pemerintah mampu membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, hal tersebut akan menjadi sebuah kesempatan besar dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan ekosistem ekonomi yang kondusif.
Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama dengan industri juga penting dioptimalkan serta penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri. Pemerintah juga akan mengundang talenta-talenta global untuk bekerjasama.
Indonesia memiliki kemampuan untuk mewujudkan SDM unggul dan dengan kemampuan berinovasi. Dengan SDM yang unggul dan inovatif dalam menyongsong era industri 4.0 hal itu akan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Peduli dengan kontribusi para milenial, SINDOnews menggelar 7 Millennial Heroes. Event ini merupakan apresiasi kepada pahlawan di generasi milenial yang telah memberikan sumbangsih kepada Indonesia dalam bentuk semangat, kerja keras, inovasi, dan konsistensi terhadap gagasannya untuk kemajuan bangsa.
Kaum muda yang lebih dikenal sebagai generasi milennial, tentunya memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi maupun melibatkan dirinya ke dalam pusaran perubahan sosial. Dalam event ini, SINDOnews merilis 49 nominasi tokoh muda yang terbagi dari 7 kategori. Yakni Ekonomi Digital, Seni dan Budaya, Olahraga, Pendidikan, Sosial, Lingkungan, dan Kesehatan. SINDOnews telah mengajak keterlibatan publik untuk melakukan voting pada pemilihan 7 Millennial Heroes terbaik pada masing-masing kategori yang sudah ditentukan. (Aprilia S Andyna/Ananda Nararya)
Hasil penelitian Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) kaum milenial yang dekat dengan era digital, harus bisa menjadi anak bangsa yang tangguh dan bisa memanfaatkan dengan baik setiap peluang bisnis yang ada.
"Generasi milenial saat ini harus terus optimistis dan memiliki percaya diri agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Sebaiknya generasi saat ini harus bisa melihat dunia sebagai peluang, bukan ancaman. Perkembangan ekonomi digital harus dipandang sebagai sebuah peluang karena tumbuh dengan cepat," ujar peneliti INDEF Tauhid Ahmad di Jakarta, kemarin.
Generasi milenial memiliki banyak pilihan untuk menjadi aktor di ekosistem ekonomi digital.
Sebab, pertumbuhan ekonomi saat ini membutuhkan peran kaum milenial. Oleh karena itu, kaum muda harus memiliki rasa peduli dan rasa memiliki terhadap bangsa. Tidak mudah menyerah dan harus memiliki keinginan kuat untuk terus mencoba hal baru.
Bagi Tauhid, generasi milenial adalah pemegang kemudi bangsa ini. "Ini negara yang kita, miliki. Milikilah negara ini dan ciptakanlah masa depan yang gemilang, masa depan bangsa ini,” sebutnya.
Tentunya saja, banyak tantangan yang akan dihadapi oleh para milenial. Mereka tidak bisa berjalan sendiri, harus ada dukungan kuat dari pemerintah untuk bisa menyiapkan wadah yang pas agar milenial tidak salah dalam menentukan sikap.
Pengamat digital, Enda Nasution menilai, saat ini pemerintah telah menyiapkan Road Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai targer menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 nanti. Jumlah penduduk yang banyak serta dibantu dengan perkembangan infrastruktur dan sumber daya manusia yang bagus mampu menjadi modal yang kuat.
Jika generasi milenial bisa mengedepankan rasa semangat tinggi, produktivitas industri akan terus meningkat. "Idle capacity atau kapasitas menganggur juga bisa berkurang sambil menguatkan peluang dan memperbesar pasar domestik ataupun global," papar Enda.
Indonesia memiliki kemampuan yang besar, terbukti dari empat unicorn yang dibuat anak bangsa berhasil bersaing. Keberadaan unicorn-unicorn itu menunjukkan Indonesia sudah cocok mengembangkan industri 4.0. Tetapi, tetap ada beberapa tantangan seperti kesiapan infrastruktur penunjang seperti fisik, kelembagaan, regulasi dan kesiapan human capital.
Revolusi industri yang ditandai dengan digitalisasi, tidak hanya mengubah proses bisnis industri nasional, juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaks, hingga gaya hidup. Karena itu, penting untuk mempertahankan eksistensi. Para milenial juga harus mampu beradaptasi mengikuti perkembangan ekosistem digital.
Pemerintah perlu ikut andil dalam mendorong ekonomoi digital untuk para milenial, diantaranya dengan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah dengan membuat platform e-commerce dan program e-smart untuk industri kecil dan menengah agar dapat menembus pasar ekspor melalui platform digital.
Adapun tantangan yang harus dihadapi para milenial dalam menghadapi era ekonomi digital adalah penguasaan teknologi yang mumpuni. Generasi milenial harus bisa fokus untuk terus membangun digital infrastruktur dan juga berinovasi. Jangan pernah berhenti untuk melakukan inofasi secara terus menerus, jika tidak Indonesia akan kalah dengan negara-negara lain.
Pengamat IT, Heru Sutadi menilai, generasi milenial berperan penting dalam ekonomi digital Indonesia. Bonus demografi yang akan terjadi pada 2024 membuat generasi inilah pemegang kendali selanjutnya. Seiring dengan perkembangan inovasi digital yang juga terjadi di banyak negara. Seperti, Big data, Internet Of Things, Artificial Intelligence yang kini harus mulai dipahami generasi muda masa kini.
"Paling tidak konsep dasar digital mereka paham. Dalam hal infrastuktur, pengembangan, teknis seperti coding hingga pemasaran digital," ujarnya.
Generasi muda diharapkan menjadi bagian dari gerbong ekonomi digital baik sebagai pemain ataupun pengguna. Anak muda yang selalu beraktivitas menggunakan gawai dan tertarik dengan teknologi baru. Hal itu dapat dimaksimalkan menjadi sebuah potensi.
Tidak hanya generasi milenial di perkotaan saja tetapi mereka di pedesaan juga harus turut didorong. Apalagi infrastruktur sudah banyak dibangun hingga ke Papua tapi nantinya pemain asing yang menggunakan. "Maka harus digiatkan pemuda di daerah untuk dapat membuat aplikasi digital karena setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik, tantangan dan solusi sendiri," tambahnya.
Semua sektor dapat menjadi pilihan generasi muda untuk berkarir dan membantu mengembangkan ekonomi digital. Seluruh bidang ekonomi saat ini harus dikaitkan dengan dunia digital. Sebab nantinya seluruh transaksi dan aktivitas dilakukan secara digital.
Kontribusi generasi milenial bagi pembangunan bangsa sangat dibutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya saat dilantik sebagai Presiden periode 2019 – 2024, 20 Oktober 2019. Dalam pidato tersebut, Presiden menyampaikan, saat ini, Indonesia sedang berada di puncak bonus demografi. Dimana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.
Hal ini tentu menjadi tantangan besar sekaligus sebuah kesempatan besar. Namun, akan menjadi masalah besar jika pemerintah tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tetapi jika pemerintah mampu membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, hal tersebut akan menjadi sebuah kesempatan besar dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan ekosistem ekonomi yang kondusif.
Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama dengan industri juga penting dioptimalkan serta penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri. Pemerintah juga akan mengundang talenta-talenta global untuk bekerjasama.
Indonesia memiliki kemampuan untuk mewujudkan SDM unggul dan dengan kemampuan berinovasi. Dengan SDM yang unggul dan inovatif dalam menyongsong era industri 4.0 hal itu akan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Peduli dengan kontribusi para milenial, SINDOnews menggelar 7 Millennial Heroes. Event ini merupakan apresiasi kepada pahlawan di generasi milenial yang telah memberikan sumbangsih kepada Indonesia dalam bentuk semangat, kerja keras, inovasi, dan konsistensi terhadap gagasannya untuk kemajuan bangsa.
Kaum muda yang lebih dikenal sebagai generasi milennial, tentunya memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi maupun melibatkan dirinya ke dalam pusaran perubahan sosial. Dalam event ini, SINDOnews merilis 49 nominasi tokoh muda yang terbagi dari 7 kategori. Yakni Ekonomi Digital, Seni dan Budaya, Olahraga, Pendidikan, Sosial, Lingkungan, dan Kesehatan. SINDOnews telah mengajak keterlibatan publik untuk melakukan voting pada pemilihan 7 Millennial Heroes terbaik pada masing-masing kategori yang sudah ditentukan. (Aprilia S Andyna/Ananda Nararya)
(nfl)