Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,00%

Kamis, 21 November 2019 - 14:50 WIB
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,00%
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,00%
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,00% serta suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25% dan suku bunga Lending Facility 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) selama dua hari sejak 20-21 November 2019.

"Dengan mempertimbangkan kondisi global, RDG pada tanggal 20 sampai 21 Oktober 2019 memutuskan menahan 7-Day Reverse Repo Rate jadi 5%," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4,0%, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0%, dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

Sambung Perry menjelaskan, keputusan bank sentral menurunkan suku bunga dikarenakan sejalan dengan inflasi yang rendah. Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal.

Ditambah serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global. "Perkirakan inflasi ke depan dan momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Penurunan ini karena ekonomi Indonesia terkendali berkat kebijakan makrofundamental," katanya.

Sambung Perry Warjiyo menerangkan, strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial, terang dia tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian

Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini demi memperkuat ketahanan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) lewat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. "Kita ingin mengaga stabilitas ekternal dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi dan otoritas terkait mendorong permintaan domestik," jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4433 seconds (0.1#10.140)