Konsumsi Tetap Kuat, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sentuh 5,1%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2019 makin membaik. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sesuai pola musimannya sejalan dengan ekspansi kebijakan fiskal, sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dapat mencapai sekitar 5,1%.
"Perekonomian Indonesia tetap berdaya tahan, meskipun sedikit melambat sejalan melemahnya perekonomian global," ujar Perry di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dia melanjutkan, pertumbuhan PDB pada kuartal III/2019 tetap stabil dan tercatat 5,02% secara tahunan (year-on-year/yoy), meskipun sedikit melambat dari capaian pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 5,05% (yoy).
Adapun konsumsi rumah tangga menopang daya tahan pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh terjaganya konsumsi masyarakat berpendapatan rendah dengan penyaluran bantuan sosial Pemerintah.
"Semakin besarnya kelompok masyarakat berpendapatan menengah, serta dampak positif konsistensi kebijakan moneter menjaga stabilitas harga," jelasnya.
Dia menambahkan, investasi bangunan juga tetap tumbuh cukup baik sejalan dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional. Sementara itu, perbaikan ekspor belum kuat akibat permintaan dan harga komoditas global yang menurun, yang kemudian berpengaruh pada menurunnya impor dan melemahnya investasi nonbangunan.
"Secara spasial, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat di berbagai wilayah, dan pertumbuhan investasi yang tetap baik terkait proyek strategis nasional di Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa. Kinerja ekspor di beberapa daerah membaik, termasuk ekspor manufaktur seperti otomotif dari Jawa dan besi baja dari Sulawesi," katanya.
"Perekonomian Indonesia tetap berdaya tahan, meskipun sedikit melambat sejalan melemahnya perekonomian global," ujar Perry di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dia melanjutkan, pertumbuhan PDB pada kuartal III/2019 tetap stabil dan tercatat 5,02% secara tahunan (year-on-year/yoy), meskipun sedikit melambat dari capaian pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 5,05% (yoy).
Adapun konsumsi rumah tangga menopang daya tahan pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh terjaganya konsumsi masyarakat berpendapatan rendah dengan penyaluran bantuan sosial Pemerintah.
"Semakin besarnya kelompok masyarakat berpendapatan menengah, serta dampak positif konsistensi kebijakan moneter menjaga stabilitas harga," jelasnya.
Dia menambahkan, investasi bangunan juga tetap tumbuh cukup baik sejalan dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional. Sementara itu, perbaikan ekspor belum kuat akibat permintaan dan harga komoditas global yang menurun, yang kemudian berpengaruh pada menurunnya impor dan melemahnya investasi nonbangunan.
"Secara spasial, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat di berbagai wilayah, dan pertumbuhan investasi yang tetap baik terkait proyek strategis nasional di Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa. Kinerja ekspor di beberapa daerah membaik, termasuk ekspor manufaktur seperti otomotif dari Jawa dan besi baja dari Sulawesi," katanya.
(ind)