Sri Mulyani Ramalkan Skenario Terburuk, Konsumsi Rumah Tangga 0% di Kuartal II
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan laju konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2020 lebih buruk ketimbang kuartal I 2020. Dimana skenario terburuknya, konsumsi rumah tangga berpotensi anjlok hingga mendekati 0 persen pada tahun ini jika pandemi Covid-19 terus meluas.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, skenario terburuk akan mencapai 0% untuk konsumi rumah tangga pada kuartal II. Hal ini karena mayoritas pemerintah daerah telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai upaya menangani penyebaran virus corona di dalam negeri sejak April 2020.
"Memang SBB berdampak pada ekonomi banyak lapisan masyarakat. Untuk kuartal II 2020 kami prediksi memang lebih buruk. Berbagai belanja di rumah tangga mungkin akan mengalami penurunan yang cukup signifikan," kata Sri Mulyani di Jakarta.
Ia menerangkan, pemerintah masih melihat skenario baseline atau skenario buruk di mana ekonomi masih akan tumbuh 2,3%. Namun, jika skenario terburuk yang terjadi, maka konsumsi tahun ini mendekati 0 persen.
Dia melanjutkan masih ada beberapa sektor yang masih tetap tumbuh di tengah penyebaran virus corona. Misalnya, belanja di sektor kesehatan serta makanan dan minuman (mamin). "Berbagai produk makanan dan saya rasa bidang kesehatan bakal positif. Namun ada yang seperti pakaian dan alas kaki bakal turun cukup besar," ungkapnya.
Lebih lanjut Ia akan mencermati proyek pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2020. "Kami perkirakan untuk kuartal II 2020 ini terutama untuk belanja jasa transportasi dan yang berhubungan dengan itu akan merosot tajam. Kami masih akan melihat secara cukup detail," pungkasnya.
Sebagai informasi sebelumnya konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2020 mengalami perlambatan yang cukup dalam hingga 2,84% dari rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5%.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, skenario terburuk akan mencapai 0% untuk konsumi rumah tangga pada kuartal II. Hal ini karena mayoritas pemerintah daerah telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai upaya menangani penyebaran virus corona di dalam negeri sejak April 2020.
"Memang SBB berdampak pada ekonomi banyak lapisan masyarakat. Untuk kuartal II 2020 kami prediksi memang lebih buruk. Berbagai belanja di rumah tangga mungkin akan mengalami penurunan yang cukup signifikan," kata Sri Mulyani di Jakarta.
Ia menerangkan, pemerintah masih melihat skenario baseline atau skenario buruk di mana ekonomi masih akan tumbuh 2,3%. Namun, jika skenario terburuk yang terjadi, maka konsumsi tahun ini mendekati 0 persen.
Dia melanjutkan masih ada beberapa sektor yang masih tetap tumbuh di tengah penyebaran virus corona. Misalnya, belanja di sektor kesehatan serta makanan dan minuman (mamin). "Berbagai produk makanan dan saya rasa bidang kesehatan bakal positif. Namun ada yang seperti pakaian dan alas kaki bakal turun cukup besar," ungkapnya.
Lebih lanjut Ia akan mencermati proyek pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2020. "Kami perkirakan untuk kuartal II 2020 ini terutama untuk belanja jasa transportasi dan yang berhubungan dengan itu akan merosot tajam. Kami masih akan melihat secara cukup detail," pungkasnya.
Sebagai informasi sebelumnya konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2020 mengalami perlambatan yang cukup dalam hingga 2,84% dari rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5%.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(akr)