Peneliti Senior Batan Akui Keunggulan Desain Pembangkit Thorcon

Kamis, 21 November 2019 - 19:15 WIB
Peneliti Senior Batan...
Peneliti Senior Batan Akui Keunggulan Desain Pembangkit Thorcon
A A A
JAKARTA - Peneliti Senior Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Tagor Malam Sembiring memberikan pengakuan atas keunggulan Pembangkit Thorcon TMSR500. Dia menilai desain Thorcon akan menghasilkan listrik yang murah dan rencana Thorcon melalui implementasi 2 tahap pun sangat terstruktur dan ilmiah sehingga dapat menekan ketidakpastian serta meningkatkan keyakinan baik bagi regulator nuklir maupun pemerintah.

Hal itu disampaikan Tagor pada acara Workshop Pengenalan Desain dan Sistem Keselamatan Pembangkit Thorcon TMSR500 di PLN Puslitbang Duren Tiga, Jakarta. Tagor memberikan pelatihan pengetahuan nuklir serta pengenalan desain TMSR500 kepada jajaran PT PLN (Persero) dan anak perusahaan yang juga dihadiri pula oleh peserta dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Tagor menjelaskan, implementasi dua tahap dalam rencana Thorcon terdiri dari Tahap Pengembangan (dua tahun) dan Tahap Pembangunan/Konstruksi-Komisioning (lima tahun). Bagian terpenting dari tahapan pengembangan tersebut menurutnya adalah fasilitas uji-coba non-fisi yang disebut non-fission test bed platform.

"Dengan membangun non-fission test bed platform, apabila lolos semua uji dapat dikatakan bahwa desain Thorcon telah 85% proven, maka tidak akan seperti membeli kucing dalam karung, apalagi tanpa APBN maka tidak ada risiko bagi pemerintah," ungkap Tagor dalam keterangan tertulis, Rabu (21/11/2019).

Menurut Tagor, melalui non-fission test bed platform ini, panas dihasilkan tanpa reaksi nuklir melalui sistem pemanasan heater listrik untuk melakukan pengujian sistem keselamatan dan sistem termohydrolic, sehingga fasilitas tersebut sangat aman untuk dibangun karena tidak adanya radiasi yang dihasilkan.

Dia juga menyatakan bahwa melalui test bed platform banyak jenis eksperimen dapat dilakukan, termasuk juga skenario kejadian Fukushima. Hal ini akan membuktikan bagaimana TMSR memiliki kriteria walk away safety atau dengan kata lain memiliki keselamatan yang tinggi.

Dedi Sunayadi, salah satu anggota tim kajian P3Tek Balitbang ESDM yang telah melakukan pra-kajian terhadap rencana Thorcon menambahkan, reaktor Thorcon yang tidak bertekanan dan sistem keselamatan yang tidak bergantung kepada listrik berarti kejadian seperti Fukushima tidak mungkin terjadi . "Dan skenario Fukushima dapat di uji dengan aman pada test bed platform," imbuhnya.

Sahala Lumbanraja, pensiunan peniliti senior Batan yang pernah membuat kajian terhadap desain Thorcon yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah BATAN juga berkesimpulan bahwa desain Thorcon cukup sederhana, sistem keselamatan tinggi, waktu konstruksi lebih pendek dan penyiapan tapak lebih sederhana yang berdampak pada biaya pembangkitan lebih rendah sehingga layak dipertimbangkan untuk di bangun di Indonesia.

Kepala Perwakilan Thorcon Bob S Effendi mengatakan, rencana pada tahun 2020 adalah membuat studi persiapan implementasi pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) bersama PLN yang salah satunya adalah studi tapak baik bagi test bed maupun tapak nuklir serta menyelesaikan proses desain engineering, sehingga pada awal tahun 2021 pre-fission test bed platform sudah dapat di bangun.

"Kami berharap Pemerintah dapat segera mengambil keputusan apalagi dengan biaya listriknya murah dan tanpa APBN mengingat masalah PLTN ini sudah lebih dari tiga dekade maju mundur," ujar Bob.
(fjo)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4812 seconds (0.1#10.140)