PNM Tarik Utang Rp1,35 Triliun dari Obligasi
A
A
A
JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) akan menerbitkan surat utang alias obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2019. PMN mengincar dana sebesar Rp1,35 triliun dalam penerbitan surat utang ini.
Direktur Utama PMN, Arief Mulyadi, mengatakan penerbitan obligas tahap II 2019 dilakukan dalam dua seri, yaitu seri A, dengan obligasi yang ditawarkan sebesar Rp586,5 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,4%. Jangka waktu obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Sedangkan Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp763,5 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75%. Jangka waktu obligasi seri B adalah 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Untuk Join Lead Underwriter (JLU), obligasi ini akan dilakukan oleh PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
"Kami terbitkan obligasi enggak besar Rp1 triliun. Karena peminatnya banyak, kita tambah jadi Rp1,35 miliar. Bikin 3 kupon. Ternyata peminat lebih banyak ke jangka panjang yang 5 tahun. Ini kegembiraan kami, investor percaya obligasi PNM terjamin pengelolaan dan jaminannya," ujar Arief kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Dia melanjutkan dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada tahun depan.
Untuk ULaMM, PNM mencatatkan akumulasi penyaluran Rp25,5 triliun, dengan nilai outstanding Rp6,7 triliun. "Obligasi untuk modal pembiayan baik Mekaar dan ULaMM. Untuk obligasi yang sudah jatuh tempo sudah kita bayar diawal," ucapnya.
Dia pun optimis dana obligasi ini akan banyak diminati investor. Apalagi PNM telah menorehkan pencapaian peringkat dari idA menjadi idA+ (single A plus; stable outlook) atas perusahaan, obligasi berkelanjutan, sukuk mudharabah dan medium term notes
"Kami harus profesional sebagai perseroan dan PT, mencari pendanaan investor dan kreditur dengan rating Single A di 4 tahun belakangan, naik jadi A+. Ini ukuran perusahaan kami punya keterjaminan jangka panjang," jelasnya.
Direktur Utama PMN, Arief Mulyadi, mengatakan penerbitan obligas tahap II 2019 dilakukan dalam dua seri, yaitu seri A, dengan obligasi yang ditawarkan sebesar Rp586,5 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,4%. Jangka waktu obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Sedangkan Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp763,5 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75%. Jangka waktu obligasi seri B adalah 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Untuk Join Lead Underwriter (JLU), obligasi ini akan dilakukan oleh PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
"Kami terbitkan obligasi enggak besar Rp1 triliun. Karena peminatnya banyak, kita tambah jadi Rp1,35 miliar. Bikin 3 kupon. Ternyata peminat lebih banyak ke jangka panjang yang 5 tahun. Ini kegembiraan kami, investor percaya obligasi PNM terjamin pengelolaan dan jaminannya," ujar Arief kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Dia melanjutkan dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada tahun depan.
Untuk ULaMM, PNM mencatatkan akumulasi penyaluran Rp25,5 triliun, dengan nilai outstanding Rp6,7 triliun. "Obligasi untuk modal pembiayan baik Mekaar dan ULaMM. Untuk obligasi yang sudah jatuh tempo sudah kita bayar diawal," ucapnya.
Dia pun optimis dana obligasi ini akan banyak diminati investor. Apalagi PNM telah menorehkan pencapaian peringkat dari idA menjadi idA+ (single A plus; stable outlook) atas perusahaan, obligasi berkelanjutan, sukuk mudharabah dan medium term notes
"Kami harus profesional sebagai perseroan dan PT, mencari pendanaan investor dan kreditur dengan rating Single A di 4 tahun belakangan, naik jadi A+. Ini ukuran perusahaan kami punya keterjaminan jangka panjang," jelasnya.
(ven)